webnovel

makan malam yang kacau

"Iya bu... Aku dan diego berpacaran..." Jawab mawar pelan, rasanya dia takut ibunya marah mengetahui bahwa dia berpacaran dengan diego.

"Baguslah.. Ibu senang, cepatlah menikah jangan terlalu lama lama berpacaran." Jawab ibu mawar sambil terus fokus pada pekerjaannya.

"Bagaimana pun itu adalah keputusan diego bu.. " Ucap mawar lalu pergi untuk menemui diego dan vani di ruang tamu.

Mawar melihat vani tertawa senang karena melihat diego mau menjadi tamunya dalam acara minum teh dengan putri putri kerajaan.

"Mau tambah lagi?" Tawar vani sambil mengangkat sebuah teko mainan, mendekati gelas mainan berwarna pink milik diego.

"Ahhh tidak tuan putri, pangeran sudah sangat kenyang... Kuehnya sangat enak.. " Ucap diego sambil mengelus ngelus perutnya, pura pura merasa kenyang.

"Baiklah.. Sekarang kita harus pergi le tempat pesta dansa pangeran..." vani berdiri dari duduknya pergi meninggalkan diego di ruang tamu.

Mawar duduk di samping diego, mawar dari tadi hanya bisa menahan tawa melihat diego yang sekarang sedang menggunakan mahkota mainan dan juga menyimpan sebuah pedang mainan di saku celananya.

"Maaf... Vani memang begitu... " mawar menyentuh tangan diego, diego melirik mawar lalu tersenyum.

"Ini adalah latihan untukku jika nanti aku mempunyai anak dengan mu.. " Goda diego sambil menaik turunkan alisnya.

"Isshhhh....Pandai sekali menggoda!" Mawar mencubit perut diego kecil, sehingga membuat diego menjerit kesakitan.

"Awwww sakit... " Diego meringis sambil memegangi bagian perutnya.

Mawar hanya tersenyum jahil, ingin sekali dia mencubit kedua pipi diego namun saat itu pula vani datang sudah dengan pakaian seorang putri lengkap dengan sepatu kaca dan juga mahkota.

"Mari kita berdansa malam ini pangeran..." Vani menarik tangan diego dia ingin menari bersama dengan diego.

"Etttt... Udahan yah mainnya sekarang kalian berdua harus makan malam... " Mawar mencegah vani untuk mengajak diego bermain kembali.

"Baik bibi aku dan pangeran akan makan malam... " Jawab vani polos sambil menarik tangan diego dalam genggamannya.

'Bibi? Aishhh aku belum tua!' Kesal mawar dalam hatinya saat di panggil bibi oleh vani.

"Bibi? Hahahahahahahah.... " Diego malah tertawa keras mendengar panggilan vani pada mawar.

Mawar yang merasa jengkel memukul pundak diego pelan.

"Apaan sih! Kok malah ketawa!" Jawab mawar ketus sambil melipatkan kedua tangannya di dadanya.

"Bibi tidak boleh galak seperti itu pada pangeran ku, lihatlah pangeran ku sudah sangat tampan dan mirip lelaki yang ada di film... " Bela vani yang keberatan melihat diego di pukul oleh mawar.

"Sudahlah... Ayo makan malam dulu... " Mawar beranjak dari duduknya pergi ke dapur meninggalkan vani dan diego, yang masih tertawa puas.

Tak lama diego dan vani menyusul dengan vani yang berada dalam dekapan diego.

Mereka terlihat seperti anak dan ayah, ibu mawar yang melihat itu hanya tersenyum tipis kemudian menyapa mereka berdua.

"Sudah selesai mainnya? Ayo makan.."

Diego dan vani mengangguk secara bersamaan dan duduk di kursi yang masih tersedia.

"Ibu.... Vani ingin di suapi oleh paman diego.. " Rengek vani manja pada ibu mawar.

"Jangan begitu vani bukannya bisa makan sendiri, masa minta di suapin sama paman.. " Ibu mawar menolak permintaan vani yang menurut nya tidak harus vani ucapkan.

"Ibu....Ahhhhh ibu..... " Vani merengek manja dengan suara yang di buat buat.

"Tidak apa bu... Sini paman suapin.. " Diego mengambil sesendok nasi dan juga ikan lalu di suapkan ke mulut vani.

Vani hanya tersenyum senang mendapat apa yang dia mau, menurutnya perhatian dari seorang lelaki sangat jarang di rasakan oleh vani, maklum selama ini vani tidak pernah merasakan hangatnya kasih sayang seorang ayah.

Mawar hanya diam menatap fokus pada piringnya yang masih penuh dengan makanan, jujur saat ini pikiran nya terbang dia sedang memikirkan vino, karena selama vino masih sakit mawar harus bertanggung jawab atas kesehatan vino.

"Mawar....Makan!" Sentak ibu mawar membuat mawar kaget, bahkan mawar membulatkan matanya saking kaget dengan sentakan ibunya.

"Maaf... Aku melamun" Mawar tersenyum canggung sambil menggaruk garuk tengkuknya.

"Ya sudah makan yang benar..." Tambah ibu mawar lagi.

Diego yang menyadari hal itu langsung teringat pada vino, ya! Vino sekarang diego paham kenapa mawar tiba tiba melamun, mawar teringat akan vino, mawar pasti masih memikirkan bahwa dia harus bertanggung jawab atas kejadian yang di alami vino.

Sejujurnya diego keberatan dengan apa yang di lakukan oleh mawar, seakan dia lah yang telah membuat vino seperti itu, padahal tidak! Vino di tabrak mobil karena lelalayan nya sendiri karena berjalan di tengah jalan raya yang ramai oleh kendaraan.

Jadi kenapa mawar harus bertanggung jawab? Dan diego malah berfikir vino memanfaatkan kesempatan ini untuk kembali mendekati mawar.

'Sudah! Aku tidak boleh berburuk sangka, percayalah bahwa mawar tidak akan meninggalkan hanya demi bersama dengan vino.'

Batin diego dia bahkan salah memberikan vani makan, malah dia memberikan saus yang jelas jelas vani tidak menyukai nya.

"haaahhhhh paman, pedas.... Pedas.... Haaaaahhhhh." Vani berteriak ke pedasan membuat mawar dan ibunya kaget.

Sesegera mungkin diego memberikan air minum untuk vani, vani hanya diam menahan rasa pedas dari dalam mulutnya dan dari tadi juga vani mengerucut kan bibirnya saat melihat diego.

"Maafkan paman vani... Tadi paman tidak melihat bahwa itu adalah saus."

Setelah acara makan malam yang kacau dan penuh ketenangan dan juga kekacauan, diego sedang duduk bersama dengan vani untuk meminta maaf atas hal yang membuat vani marah padanya.

Vani hanya diam sambil menunjukan ekspresi cuek nan kesal dengan diego.

"Paman janji deh akan membelikanmu mainan barbie lagi... Mau berapa?" Rayu diego berusaha membujuk vani yang terlihat masih marah padanya.

"Benarkah? Paman tidak bohong? Apa paman berjanji?" Saat mendengar soal mainan vani langsung berkaca kaca dan girang.

"Paman janji... Vani ingin berapa?" Tanya diego

"Vani ingin sepuluh permainan barbie... " Teriak vani kencang "Oke... Paman janji sepuluh mainan barbie!"

"Janji?" Vani mengangkat jari kelingking nya, menandakan bahwa diego setuju dengan permintaannya. "Iya paman janji" diego menautkan jari kelingking nya ke jari kelingking kecil vani.

"Yuk!" Mawar datang dengan pakaian yang sudah rapih, mawar dan diego berencana untuk mengunjungi vino setelah acara makan malam yang kacau ini.

Diego terdiam sebelumnya diego hanya melihat mawar menggunakan jas atau kemeja kantor dan kadang kaos dan juga jeans, tapi kali ini membuat diego terpukau dengan sebuah dress berwarna peach dengan sebuah jas kerja berwarna putih sangat cocok saat di padukan juga dengan sebuah sepatu hell's berwarna putih menambah keanggunan mawar.

'Dia Bidadari?' Diego menunjukan wajah kagetnya, matanya masih membulat melihat penampilan mawar.

Entah kenapa mawar selalu mempunyai cara tersendiri yang bisa membuat diego terpukau dengannya.

'Aku tidak yakin bahwa mawar adalah seorang wartawan, apakah mawar bekerja sambilan sebagai model? Oh tidak! Dia memang sangat cantik, lelaki siapa yang akan menyianyiakan gadis cantik seperti mawar.' Batin diego masih memandang mawar kaget.

"Sudah lah... Mari...Ini sudah terlalu malam.. " Mawar menarik tangan diego setelah meminta izin pada ibunya untuk mengunjungi temannya yang tengah terbaring di rumah sakit, yang tidak lain adalah vino.

Sesampainya di rumah sakit, mawar bersama diego berjalan berdua menuju ruang inap vino, sambil membawa sebungkus makanan yang tadi di beli oleh mawar saat perjalanan menuju ke rumah sakit.

Saat sampai di kamar inap vino, mawar dan diego melihat vino sedang tertawa kencang bersama dengan alfie.

Mawar masuk keruang inap tanpa mengetuk pintu dan langsung mengatakan apa yang ingin dia katakan.

"Kamu sepertinya sudah sehat... Ini adalah makan malam untuk mu, dan karena kau sudah sehat aku tidak lagi bertanggung jawab atas dirimu.. Aku pergi... Jangan lupa suruh dia minum obat alfie." Ucap mawar sambil meletakan sebungkus makanan di atas nakas, lalu pergi bersama dengan diego yang tidak mengatakan apa apa.

'Aku salah meremehkan mawar, dia sangat berani.' Pikir alfie saat mendengar kata kata yang di ucapkan oleh mawar

HAPPY READING

aura08zahwacreators' thoughts