webnovel

Finish

Mawar menatap dirinya dari pantulan kaca yang begitu besar, menampilkan betapa cantik dirinya dengan balutan gaun berwarna rose gold yang di tambah renda di bagian pinggang membuatnya terlihat elegan dan anggun.

Mawar juga membiarkan rambut hitam nya tergerai, menyapu wajahnya dengan make up tipis yang sangat sederhana namun begitu menarik di pandang mata.

Mawar sesekali tersenyum, dia baru menyadari bahwa dia sangat cantik, sebelum nya dia hanya merasa bahwa dia seperti gadis gadis biasa nya tidak terlalu cantik tapi juga tak terlalu jelek, ya bisa di bilang pas pas-an

"Mawar sudah selesai?"

Mawar menoleh ke arah sumber suara, dan yang dia lihat adalah ibunya, mawar mengangguk lalu mendekat ke arah ibunya.

"Kau sangat cantik sayang.. " Ibu mawar memeluk mawar, setetes air mata jatuh dari pipi ibu mawar yang begitu tersentuh dengan kecantikan anaknya.

"Ibu jangan menangis...Sudah lah.. " Mawar menghapus air mata ibunya, dia begitu tak rela jika ibunya harus menangis.

Ibu mawar tersenyum sambil mengusap usap helaian rambut mawar yang sangat lebat berwarna hitam legam.

"Ibu tak menyangka kau sudah dewasa... "

"Ibu sudah lah... Aku akan terlambat." Lirih mawar pada ibunya, entah kenapa melihat ibunya menangis membuat hati mawar teriris.

Ibu mawar menangguk, mawar pergi dari kamarnya menuju lantai bawah menemui kakeknya yang sedari tadi sudah menunggu kedatangan nya.

Mawar tersenyum hangat ke arah kakeknya yang sedang berdiri di bibir pintu utama rumah atau bisa di sebut mansion mewah ini.

Zeden tersenyum memandangi kecantikan cucu nya, Zeden jadi teringat pada mendiang istrinya, margaretha yang juga sama cantiknya dengan mawar.

"Kakek.." Mawar menyapa kakeknya riang, walau hari ini bukan hari yang istimewa baginya, tapi di depan seluruh keluarganya mawar berusaha ceria dan tetap bersemangat, walau tak sesuai dengan keadaan hatinya yang begitu remuk dan terluka.

"Kau sangat cantik cucu ku." Puji zeden yang menopang tubuh nya dengan sebuah tongkat kayu, sebenarnya zeden masih bisa berjalan tanpa bantuan tongkat hanya saja kemarin rasa nyeri di tulang kaki zeden kembali kambuh, membuatnya sedikit kesakitan saat berjalan.

"Terimakasih kakek... Ayo kek kita sudah telat." Mawar membopong kakeknya pelan, membawanya menuju mobil Limousin yang sudah menunggu di halaman rumah.

"Kau sudah membawa undangannya?" Tanya zeden di sela sela mereka berjalan menuruni tangga, mawar mengangguk samar, tangan kanan yang dia gunakan untuk menggenggam undangan itu mengeras.

'Tenang mawar... tenang.. ' Ucap mawar pada dirinya sendiri, berusaha untuk terlihat baik baik saja menyembunyikan segala kekesalan nya.

Mawar memasuki mobil mewah itu dengan tenang dan masih mengucapkan sumpah serapah pada dirinya sendiri karena belum sepenuhnya mengikhlaskan cinta nya harus pergi meninggalkan dirinya.

Mawar menghela nafas panjang, salahkah dirinya masih tak rela kehilangan dia yang sangat di cinta?

***

Mawar turun dari mobil bersama dengan kakek nya, mobil mereka berhenti di salah satu rumah yang sangat mewah, walau tak sebesar rumah kakeknya tapi mawar yakin rumah ini bukan lah rumah orang biasa.

Tentu saja? Ini adalah rumah keluarga natakusuma? Tentu saja sangat besar dan juga mewah.

Langkah kaki mawar cukup tertahan karena menyusuri hamparan rumput hijau yang sudah di tata sedemikian rupa agar terlihat rapih.

Dari halaman ini terlihat jelas dekorasi party garden yang begitu berpadu dengan suasana halaman yang begitu luas dan hijau, membuat tema tersebut menjadi lebih hidup.

Mawar bersama dengan zeden duduk di salah satu kursi yang masih tersedia, mereka datang terlambat karena tak melihat secara langsung bagaimana diego mengucapkan janji suci sehidup semati dengan jenifer.

Ya begitulah, hari ini adalah hari pernikahan diego dengan jenifer, mawar tersenyum kecut menatap mereka yang dengan bahagianya menukarkan cincin kawin mereka sambil sesekali tertawa.

Seolah paham dan mengerti sang kakek, zeden mengusap bahu cucu nya pelan menenangkan mawar agar tak terlalu terbawa marah.

Sekarang bagian pengantin baru untuk saling berciuman, mawar membuang muka tak sanggup melihat hal itu namun urung ia lakukan karena pada akhirnya diego hanya mencium kening jenifer sekilas.

Mawar menggigit bibir bawahnya menyembunyikan segala rasa cemburunya, ini baru minggu pertama mawar memutuskan hubungan nya dengan diego dan sekarang mantan kekasihnya itu sudah menikah dan memulai hidup baru dengan pasangannya, sedangkan mawar dia masih sendiri bergelut dengan segala pemikiran tentang kehidupan nya, yang entah akan berjalan seperti apa tanpa kehadiran diego.

Bukan lah hal yang mudah untuk mawar menghapus segala kenangan indah bersama dengan diego, walau dia berusaha kuat tapi tak akan bisa, karena sekeras apa pun mawar berusaha dia akan tetap kembali dengan rasa cinta yang tiada ujungnya.

Mawar membuang nafas kasar, sepertinya diego tak menyadari kehadirannya, biarlah... Itu lebih baik. Pikir mawar yang masih memandang pada diego dan juga jenifer yang sangat cantik dengan balutan gaun berwarna putih yang mendominasi, sedangkan diego dia akan selalu gagah dengan suit berwarna hitam putih yang selaras dengan pakaian jenifer.

Para tamu undangan yang datang bertepuk tangan saat melihat ciuman di kening itu terjadi, tapi tidak bagi jenifer yang langsung menekuk wajah cantiknya, karena tak berhasil mendapatkan ciuman di bibir indah nan tebalnya.

Setelah selesai ucapan janji suci, kini jenifer dan diego sedang mendatangi para tamu undangan untuk menyapa mereka semua.

Tapi untuk mawar tidak, mawar mendatangi diego dan jenifer di atas panggung yang juga mereka di dampingi oleh ayah diego, ibu diego dan juga orang tua dari jenifer yang ikut mendampingi mereka.

Mawar berjalan pelan menaiki panggung tanpa di temani sosok sang kakek, biarlah dia harus berani menampilkan diri sebagai mawar bukan sebagai cucu dari zeden majashon.

Diego tersenyum semringah melihat kedatangan mawar ke pesta pernikahan nya, walau terkadang terlihat raut kecewa dan penyesalan yang terpampang jelas.

Sementara brain ayah diego dan juga valery ibu diego, menatap sinis ke arah mawar, tapi mawar dengan santainya hanya menjawab tatapan sinis itu dengan sebuah senyuman lembut.

"Apakah kau datang hanya untuk menumpang makan?" Sarkas valery menatap rendah kepada mawar, mawar tak menganggap nya dia sudah cukup bosan dengan hina an itu.

"Cih! Kau menggunakan gaun versace? Apa kau menjual tubuhmu untuk mendapatkan gaun itu? Atau kau mencuri nya dari laundry?" Hina valery lagi tanpa peduli tamu undangan tengah menatap mereka heran, untungnya sang MC acara dengan pandainya mengalih kan perhatian sehingga tak terlalu fokus pada kejadian di hina nya mawar oleh valery.

"Selamat atas pernikahan kalian berdua." Ucap mawar sambil menampilkan senyum pada jenifer dan diego, tentu saja hal itu sontak membuat jenifer senang bukan main, kali ini dia menang.

Tapi berbeda dengan diego yang sudah menunjukan wajah suram, dia begitu kesal ternyata mawar tak akan sedih dengan pernikahan nya, apa mawar benar benar telah membuang segala rasa cinta untuknya?

Pikir diego, "Tentu saja...Aku senang." Balas jenifer dengan nada sombong, mawar menujukan smrik nya dia suka intonasi kesombongan itu, tapi jenifer lupa mawar adalah orang yang sangat pandai berdebat mulut mawar sangat encer jika untuk membalas hina an orang orang terhadap dirinya.

"Iya tentu saja, dengan begitu kau tak perlu menghabiskan uang mu hanya untuk menyogok ku, aku tahu kau tak akan menang dari ku, pada akhirnya aku mengalah."

Jawab mawar sambil tertawa hambar, detik berikut nya jenifer sudah menunjukkan wajah benci yang teramat besar, sedangkan hati mawar menjerit kesenangan karena ulahnya berhasil membuat ego jenifer menaik.

Sejenak hening menyelimuti mereka, sampai mawar sadar dan kembali meneruskan aksi nya, yaitu untuk bersalaman pada diego dan memeluknya ya itu adalah rencananya, memeluk diego, hanya memeluk nya saja.

"Selamat diego, semoga kalian segera di beri anak." Ucap mawar sambil menepuk bahu kanan diego, diego hanya menjawab ucapan mawar sambil tersenyum kecut menyembunyikan segala rasa cintanya yang teramat besar kepada gadis yang sangat cantik di hadapan nya.

Diego sudah tak tahan, dia tak bisa menahan gejolak rasa rindu di dalam hatinya tanpa sadar diego langsung menarik mawar dalam pelukannya membawa nya terbang menuju indahnya langit yang penuh dengan rasa cinta dan rindu yang begitu besar.

"Mawar aku merindukan mu.. " Lirih diego dalam pelukan nya yang masih terasa menghangatkan jiwa.

Namun hal itu tak bertahan lama saat brain menarik mawar dengan kasarnya agar melepaskan pelukannya dari tubuh diego.

"Ayah!" Bentak diego ketika melihat mawar hampir jatuh tersungkur karena ulah ayahnya.

"Kau wanita tak tahu malu! Dengan mudahnya kau datang ke pesta pernikahan anaku dan merusak segalanya! Aku bahkan tak mengundang mu untuk hadir di sini!"

Bentak brain sambil menunjuk wajah cantik mawar yang terlihat lebih menawan dari sang mempelai wanita, namun sekali lagi mawar tetap tersenyum tanpa peduli dengan ucapan kasar brain padanya.

"Kau gila ya?! Kau terus saja tersenyum? apa kau gila gara gara di tinggal diego menikah?" Ucap valery yang menatap sinis mawar.

"Aku terus tersenyum karena semua hina an kalian tidak ada gunanya dan tidak akan mempan untuk ku." Mawar menatap valery sinis, dia tak salah dan tak seharusnya juga di hina, tunggu saja sampai semua kebenaran terungkap.

"Kau memang tidak tahu malu!" Brian hampir saja mendorong mawar, namun hal itu tak dia lakukan ketika melihat seorang lelaki menghampiri panggung dengan santainya.

Dia, zeden kakek mawar itu akhirnya ikut menunjukan andilnya dalam permasalahan ini. "Selamat atas pernikahan kalian." Ucap zeden sambil menyalami jenifer dan juga diego.

Brain tersenyum hangat kepada zeden karena zeden merupakan salah satu investor terbesar di perusahaan milik diego sehingga brain harus bersikap semanis manisnya di depan zeden.

"Terimakasih kak, aku senang kau datang." brian memeluk zeden yang sudah cukup tua itu, pelukan brian di tolak mentah mentah oleh zeden, yang membuat brain kebingungan.

"Aku melihat perdebatan kalian dari sana, apa ada masalah?" Tanya zeden pura pura tak mengetahui inti permasalahan yang sebenarnya ikut membuat zeden kesal.

"Tidak kak, hanya ada orang yang tak punya malu datang ke sini tanpa undangan dan hanya ingin menumpang makan." Hina brian sambil menatap mawar, yang sekarang sedang melipat kedua tangannya menaruhnya di dadanya, menatap brian santai.

"Apa yang kau katakan? Kau bilang cucu ku tak tahu malu?" Ucap zeden yang semakin membuat brian kebingungan, mawar dapat menangkap raut ketakutan dan kegelisahan yang sudah jelas di tampilkan wajah brian.

"Ma-maksud nya?" Tanya brian mulai gugup, valery juga dia sudah sangat ketakutan. Sementara ayah dan ibu jenifer memutuskan pergi dan tidak ikut campur dalam urusan ini.

"Dia adalah cucuku... Sofia rosalina...Kau tak melihat marganya? SOFIA adalah marga keturunan bangsawan milik istri ku, Kau lupa?" Jelas zeden yang semakin membuat keringat dingin bercucuran dari wajah valery, brian dan juga jenifer.

"Kemari Rosa.." mawar mengangguk lalu mendekati kakeknya, hari ini mereka memakai baju berwarna serasi yaitu rose gold.

"Apakah mereka yang sering menghina mu?" Tanya zeden, mawar mengangguk pelan membenarkan ucapan kakeknya.

"Ba-bagaimana bisa?" Valery tergagap mulai ketakutan.

"Dia adalah cucuku satu satunya dia anak kandung dari anak ku, jofan majashon, mawar adalah anak yang sederhana, dia memutuskan untuk tinggal di rumah kecil bersama keluarga nya, juga bekerja sebagai wartawan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, aku sangat bangga padanya."

Dusta zeden sambil menepuk bahu mawar yang sudah tertawa puas dalam hatinya.

"Dia berkata orang kaya hanya suka mencibir dan menghina, aku sempat tak percaya dengan ucapan, namun kali ini aku melihat langsung dengan mataku, bagaimana dengan beraninya kau menghina cucuku, hanya karena dia mengaku miskin dan tak punya apa apa."

Tambah zeden yang membuat orang tua diego semakin ketakutan, mata mereka membulat sempurna mengetahui hal yang selama ini mawar sembunyikan, lebih tepatnya mawar sendiri baru mengetahui hal itu.

"Kak...Aku tak bermaksud"

"Tak perlu menjelaskan...Aku sudah tahu semuanya, kau bahkan tega memisahkan cucuku dengan anak mu hanya karena cucuku mengaku miskin, sekarang aku mengerti kenapa cucuku tak mau mengaku sebagai orang kaya."

Diego hanya diam sambil menatap mawar sendu dia menyesal tak bisa terus mempertahankan mawar di sisinya, dia menyesal karena tak bisa membuat mawar tetap menyimpan rasa cintanya kepada diego.

"Kau membawa kan hadiah pernikahan bukan mawar?" Zeden menatap mawar yang sedari diam menatap diego.

"Ah-iya, ini.. " Mawar menyerah kan 2 buah tiket pesawat yang entah kemana tujuannya.

"Itu adalah tiket pesawat menuju Maldives, mawar memberikan paket liburan selama 2 bulan untuk kalian di sana."

"Dan itu... Untuk kalian" Zeden menunjuk sebuah mobil yang masih di bungkus plastik yang terparkir di halaman rumah brian.

"Sebagai ucapan terimakasih ku pada ku diego karena telah menjaga cucuku, walau pada akhirnya kalian harus berpisah." Zeden memberikan kunci mobil pada diego dengan merek Porsche berwarna silver yang sangat elegan.

Di situlah semakin terancar ekspresi ketakutan dari wajah brian dan valery terutama jenifer yang memang mempunyai banyak hal yang telah membuat mawar terluka.

"Kau lihat? Bahkan cucu ku lebih kaya dari anak angkat mu ini? Bisa apa dia?" Zeden menyombongkan diri, mawar tersenyum samar, semenjak hidup dan menyandang gelar keluarga majashon, mawar paham bahwa menyombongkan diri merupakan suatu cara untuk tetap mempertahankan harga diri dan tak di anggap lemah oleh orang lain.

Brian menelan salivanya, dia kalah berdebat dengan kakek mawar yang notabene nya adalah seorang politikus ternama yang namanya sudah berada di kancah internasional.

"Kita pergi mawar." Ucap zeden, mawar mengangguk namun sebelum dia pergi mawar merasakan sentuhan hangat menyapu tangan kanan nya.

"Tunggu mawar... " Mawar tahu suara itu, mawar tahu Aroma menenangkan ini, mawar memejamkan matanya sebentar, menguatkan dirinya agar tak menangis saat melihat diego.

"Aku tak bisa kehilangan mu.. " Diego membawa mawar kembali pada pelukan hangatnya, mendekap mawar menahan nya untuk pergi.

Mawar diam tak bergeming dia tak bisa bohong, bahwa sesungguhnya dia juga rindu dengan diego, dia juga tak mau kehilangan lelaki itu.

"Aku juga tak ingin diego, tapi aku sudah mengatakan bahwa tuhan tak mengizinkan kita untuk bersama."

Ucap mawar rilih yang masih merasa detak jantung diego yang dapat dia dengar dengan jelas.

"Tapi kenapa tuhan mempertemukan kita jika hanya untuk kembali di pisahkan? Apakah aku berbuat salah sehingga tuhan gagal menyatukan kita?" Suara diego parau, terdengar memohon.

"Ini rencana tuhan diego, bukan karena mengenalku kau percaya cinta itu tak selamanya membuat luka? Kau percaya bukan cinta akan selalu ada di saat kau membutuhkan nya, kau percaya itu semua karena hubungan ini diego, kau tak perlu menyesalinya." Mawar menahan air mata, ini berat tapi dia harus kuat, lemah bukan lagi dirinya.

Mawar melepaskan pelukan diego lalu menatapnya, sesekali memperhatikan sekeliling di mana seluruh tamu undangan ikut menyaksikan kisah indah yang pada akhirnya berakhir menyedihkan.

"Kau tahu aku tak pernah menyesal pernah mengenalmu di hidupku, aku tak menyesal kau pernah mengisi nama di hatiku, ketahuilah berkat mu aku sekarang paham...Mencintai seseorang butuh keyakinan yang besar, karena hal tersulit setelah mendapatkan adalah bertahan." Mawar mengakhiri ucapannya, sambil berjalan menjauh meninggalkan diego.

"Berbahagialah dengan jenifer, karena dengan begitu aku telah berhasil membuat mu bahagia walau aku tak menjadi alasannya."

Mawar pergi setelah mengucapkan hal itu, bersama dengan turunya air mata diego, dia menangis karena bodoh tak memilih mawar sebelumnya.

"Aku mencintaimu mawar akan selalu seperti itu." Diego mengusap wajahnya kasar pergi dari acara pesta pernikahan tak peduli dengan jenifer yang sudah berteriak histeris melihat hal romantis yang dilakukan suaminya pada gadis lain, yang jelas adalah mantan kekasih nya.

Ini lah akhirnya, semua yang berawal belum tentu berakhir dengan hal yang sama, karena kita manusia akan selalu berputar seperti roda, kadang berada di bawah dan kadang berada di atas, kadang bahagia dan kadang juga sedih.

Karena semua itu telah di gariskan oleh tuhan yang maha esa, termasuk garis hidup tentang cinta, akan selalu ada perdebatan rumit di antaranya yang kadang tak bisa di selesaikan secara baik yang berujung perpisahan.

Seperti kisah ini sofia rosalina dan diego natakusuma yang harus terpisah karena harta dan kekuasaan.

THE END

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Akhirnya tamat juga, fiuhhh senangnya, gak tahu deh nih ending akhirnya absrud banget😂, Sebelumnya makasih banget yang udah baca carzy ceo dari awal sampe akhirnya, walau judul sm cerita agak gak nyambung yah? hahahhaha😝 nanti aku ganti deh judulnya yang penting udah tamat oke? dan juga maaf banget kalo aku punya salah dalam kata atau tulisan EYD baik di sengaja maupun tidak disengaja.

Aku masih belajar buat jadi penulis handal di umurku yang masih muda, biar terbiasa gitu...

Ini ceritanya agak di gantung yah? Iya buat kepentingan penerbitan, kayaknya aku gak bakal cerita ini di sini apa aja yang terjadi dengan hidup mawar setelah pernikahan diego, itu khusus buat para reader's ku yang membeli versi cetak nya (masih planning)

Oke once again i say thank you for your reader's because your want reading my bad story.

Setelah tamat Crazy ceo aku akan publish novel baru judulnya Secret of my life, berlatar negara china❤ yuhuuuuu😍.

Sebelum pisah main QnA yuk? Kalian boleh kasih pertanyaan sama karakter di novel ku ini, atau emang ada pertanyaan yang ingin kalian tanyakan padaku, mungkinada yang ingin bertanya tentang author yang manis ini?😙😻

Sok Tanya in aja, nanti aku bales kalo emang pertanyaan konek.

AURAZA0804

©copyright2019