webnovel

COUPLE WORLD FOR 'JOMLO'

Sebagai seorang perempuan, umur 26 tahun itu sudah harus mencapai apa saja sih? Karir? Rumah? Kendaraan mahal? Apa lagi? Pasti yang ditanyakan orang kebanyakan hal yang itu-itu saja. Kalau bukan tentang kapan menikah, maka yang akan ditanyakan pasti begini : "Sudah terkumpul apa saja dari hasil kerjamu selama ini? Sudah mencapai apa saja? Nggak naik jabatan?" Hmm, sebagian besar orang pasti mengalami pertanyaan itu. Kesal? Tentu saja. Nea Adzkiya juga sangat kesal kalau ditanya begitu. Nea seorang gadis dewasa berusia 26 tahun. Karir tetap, wajah cantik, body goals, dan ramah pada semua orang. Tapi satu hal yang belum Nea punya hingga sekarang. Satu hal itu adalah kekasih. Di umurnya yang sudah 26 tahun, Nea dijuluki 'Magister Jomlo Akut'. Kejombloannya itu sudah terjadi sejak umurnya masih 18 tahun. Hal apa sih yang membuat Nea menolak banyak pria? Padahal juga ada Gilang sang teller tampan dan ramah di kantornya. Tapi Nea tidak suka. Pada satu hari, ia diberi target baru dari ibunya untuk segera mendapatkan pasangan. Dan Nea berimajinasi tentang dunia lain yang berisi banyak pria tampan. Dan ia benar-benar bisa memasuki dunia imajinasi itu. Akan ada amplop misterus yang datang padanya. Dunia imajinasi itulah yang membawanya hingga bertemu dengan Ezra. Setampan apa Ezra? Bisakah Ezra dibawa ke dunia nyata dan menghapus gelar 'Magister Jomlo Akut' pada Nea? Baca saja. Mulailah pada halaman pertama^^

oktaviarrk · Fantasy
Not enough ratings
394 Chs

CWFJ 380 : Mencoba Dekat Dengan CaMer

Audy terdiam. Mereka kini tak saling mengawali telpon dengan sapaan. Dan lagi, Alan tak menanyakan keadaannya.

"Mas?"

"Hm?"

"Gimana kalau kita berhenti aja. Putus. Dari pada gini.." ujar Audy pelan dan air matanya seketika jatuh.

Detik itu, di jam yang berbeda dan pijakan bumi yang berbeda. Rasanya waktu sempet terhenti beberapa detik.

Mendengar permintaan itu Alan terdiam. Sorot matanya hanya bisa memandang Helena yang terlihat melayangkan tatapan tanya 'kenapa?' pada Alan.

Tangan kanan Alan yang ikut memegang ponselnya, meremas kain sprei Helena dengan kasar.

Entah mungkin ada sampai dua menit Alan tidak bersuara. Audy juga tidak bersuara.

Janji yang sempat mereka ucapkan kurang lebih hampir tiga minggu yang lalu kini musnah? Namun, kenyataannya memang sangat berat. Alan menyesal, seharusnya ia tak mengucapkan janji itu pada Audy.

Mungkin memang benar kata orang bahwa tak usah banyak janji, pada akhirnya jika hanya janji-janji saja itu hanyalah kata-kata. Bukan tindakan.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com