webnovel
#ACTION
#ADVENTURE
#ROMANCE
#R18
#FATEDLOVE

COUPLE WORLD FOR 'JOMLO'

Sebagai seorang perempuan, umur 26 tahun itu sudah harus mencapai apa saja sih? Karir? Rumah? Kendaraan mahal? Apa lagi? Pasti yang ditanyakan orang kebanyakan hal yang itu-itu saja. Kalau bukan tentang kapan menikah, maka yang akan ditanyakan pasti begini : "Sudah terkumpul apa saja dari hasil kerjamu selama ini? Sudah mencapai apa saja? Nggak naik jabatan?" Hmm, sebagian besar orang pasti mengalami pertanyaan itu. Kesal? Tentu saja. Nea Adzkiya juga sangat kesal kalau ditanya begitu. Nea seorang gadis dewasa berusia 26 tahun. Karir tetap, wajah cantik, body goals, dan ramah pada semua orang. Tapi satu hal yang belum Nea punya hingga sekarang. Satu hal itu adalah kekasih. Di umurnya yang sudah 26 tahun, Nea dijuluki 'Magister Jomlo Akut'. Kejombloannya itu sudah terjadi sejak umurnya masih 18 tahun. Hal apa sih yang membuat Nea menolak banyak pria? Padahal juga ada Gilang sang teller tampan dan ramah di kantornya. Tapi Nea tidak suka. Pada satu hari, ia diberi target baru dari ibunya untuk segera mendapatkan pasangan. Dan Nea berimajinasi tentang dunia lain yang berisi banyak pria tampan. Dan ia benar-benar bisa memasuki dunia imajinasi itu. Akan ada amplop misterus yang datang padanya. Dunia imajinasi itulah yang membawanya hingga bertemu dengan Ezra. Setampan apa Ezra? Bisakah Ezra dibawa ke dunia nyata dan menghapus gelar 'Magister Jomlo Akut' pada Nea? Baca saja. Mulailah pada halaman pertama^^

oktaviarrk · Fantasy
Not enough ratings
394 Chs
#ACTION
#ADVENTURE
#ROMANCE
#R18
#FATEDLOVE

CWFJ 152 : Kondisi Yang Masih Sama

Hari Senin.

Gilang baru saja mandi dan kini sedang mengeringkan rambutnya menggunakan handuk kecil yang bersih. Pria itu seraya membuka tirai kayu pada jendela kamar rawat yang berada di dinding belakang sofa.

Jendela itu menampilkan pemandangan langit, dedaunan pohon kamboja, dan atap-atap gedung lain di rumah sakit itu.

Tampak cahaya matahari sore menelusup masuk ke kamar rawat. Jam dinding masih menunjukkan pukul setengah tiga sore. Suara mesin monitor detak jantung itu selalu menjadi backsound rutin setiap detiknya.

Gilang menoleh pada Nea yang masih terbaring di tengah brankar yang nyaman.

Pria itu beranjak dari duduknya, kemudian berjalan menuju Nea dan duduk di samping brankar itu. Tangan kanannya terulur menyentuh dahi Nea yang suhunya normal. Lalu seyyumnya mengembang.