webnovel
#ACTION
#ADVENTURE
#ROMANCE
#R18
#FATEDLOVE

COUPLE WORLD FOR 'JOMLO'

Sebagai seorang perempuan, umur 26 tahun itu sudah harus mencapai apa saja sih? Karir? Rumah? Kendaraan mahal? Apa lagi? Pasti yang ditanyakan orang kebanyakan hal yang itu-itu saja. Kalau bukan tentang kapan menikah, maka yang akan ditanyakan pasti begini : "Sudah terkumpul apa saja dari hasil kerjamu selama ini? Sudah mencapai apa saja? Nggak naik jabatan?" Hmm, sebagian besar orang pasti mengalami pertanyaan itu. Kesal? Tentu saja. Nea Adzkiya juga sangat kesal kalau ditanya begitu. Nea seorang gadis dewasa berusia 26 tahun. Karir tetap, wajah cantik, body goals, dan ramah pada semua orang. Tapi satu hal yang belum Nea punya hingga sekarang. Satu hal itu adalah kekasih. Di umurnya yang sudah 26 tahun, Nea dijuluki 'Magister Jomlo Akut'. Kejombloannya itu sudah terjadi sejak umurnya masih 18 tahun. Hal apa sih yang membuat Nea menolak banyak pria? Padahal juga ada Gilang sang teller tampan dan ramah di kantornya. Tapi Nea tidak suka. Pada satu hari, ia diberi target baru dari ibunya untuk segera mendapatkan pasangan. Dan Nea berimajinasi tentang dunia lain yang berisi banyak pria tampan. Dan ia benar-benar bisa memasuki dunia imajinasi itu. Akan ada amplop misterus yang datang padanya. Dunia imajinasi itulah yang membawanya hingga bertemu dengan Ezra. Setampan apa Ezra? Bisakah Ezra dibawa ke dunia nyata dan menghapus gelar 'Magister Jomlo Akut' pada Nea? Baca saja. Mulailah pada halaman pertama^^

oktaviarrk · Fantasy
Not enough ratings
394 Chs
#ACTION
#ADVENTURE
#ROMANCE
#R18
#FATEDLOVE

CWFJ 145 : Gilang Siap Ada

Dika yang baru datang itu napasnya terengah. Karena menaiki anak tangga dengan cepat dan berjalan sesegera mungkin ke kamar rawat putrinya.

Gilang langsung menoleh ke arah pintu masuk. "Om.." panggilnya pelan.

"Kamu yakin tadi Nea respon perkataan kamu?"

"Iya Om. Dia nangis."

Dika mengamati wajah putrinya. Ternyata benar, masih terdapat tetesan air mata dari sudut kata kiri Nea. Garis bekas tetesan air mata itu juga belum kering.

Perlahan, tangan kanan Dika terulur pelan mengusap air mata itu. Ia juga sedikit terisak.

"Ney..." panggil Dika sangat lembut. "Nea bisa denger suara Papa juga kan, sayang? Nea bisa bangun loh kalau Nea mau bangun. Papa di sini.. ada Gilang juga.." imbuhnya dengan terisak.

Gilang tak kuasa menahan rasa sedihnya. Adegan ayah dengan seorang anak di hadapannya itu mampu menguras habis perasaan Gilang.

Rasanya Gilang juga bisa merasakan apa yang tengah dirasakan Dika saat ini. Yaitu sangat berharap bahwa Nea bisa segera sadar.