webnovel

COUPLE JO

Ini kisah tentang seorang Joy Deolinda Queta yang cantik dengan beribu rahasia. Juga tentang Joseph Deon Kaili si dewa kemakmuran dalam mitologi Yunani. Diawali dengan pertemuan yang klise di sebuah sekolah di Jakarta, membuat Joy dan Joseph menjadi semakin akrab dan menjalin hubungan. Sayangnya ini bukan cerita tentang seorang gadis lugu, polos, dan perhatian bertemu dengan seorang geng laki-laki tampan di sekolah ternama. Joy yang cantik lebih dari sekedar itu. Joy memiliki seribu macam rahasia yang tak terduga.

Tesalonika_Sonbai · Teen
Not enough ratings
5 Chs

03-Informasi

***

Setelah hampir 2 jam terbaring di ranjang UKS, akhirnya mata Joy pun mulai terbuka dan agak sedikit pusing di kepalanya. Sambil memijit kepalanya dirinya melihat ke kri dan ke kanan memastikan apakah ada orang yang menunggunya, dan ternyata ada satu orang laki-laki dan satu perempuan sedang berbincang di bagian kursi UKS. Ya, ada Jo dan teman barunya Arina sedang berbincang-bincang dengan serius.

Jo sedang fokus dengan cerita kronologi dari perkelahian yang berujung permasalahan. Arina pun menceritakan semua kronologi dari awal tanpa ada yang ditutup-tutupi.

Flashback On

Setelah Jo keluar untukmenunggu Joy di depan ruangan Bu Ranny, mereka dikelas sedang berbincang-bincang sambil bersenda gurau. Tiba-tiba Bagas si pembuat masalah datang ke kelas dengan tampang slengean nya dan berteriak di depan kelas sambil berbicara.

"Halo semua teman-teman ku yang burik." Teriak Bagas di depan kelas sambil sempoyongan seperti orang mabuk.

Tak ada seorang pun yang membalas, membuat Bagas menjadi kesal dengan teman-teman di kelasnya. Jadi dia semakin menjadi-jadi dengan berteriak-teriak seperti orang gila. Karena geram Leo pun menjawab Bagas yang setengah waras itu.

"Masih butuh sekolah anak tukang mabok?" tanya Leo sedikit mengejek.

"Ya butuh lah, emang gue lo yang anak pungut gatau diri huh?!" jawab Bagas dengan meledak.

Tanpa berpikir panjang dean sudah tersulut emosi, Leo pun bangkit dari kursinya dan langsung maju kedepan dan menarik baju Bagas.

"Apa maksud lo ngomong begitu hah?!" tanya Leo dengan emosi sambil tetap memeras baju Bagas.

"Lo bego? Ya gue ngatain lo anak pungut lah." Jawab Bagas dengan nyolot.

Bugh!

Sudah habis kesabaran Leo menghadapi anak begajulan seperti Bagas. Dengan mata memerah dan hati panas tak segan-segan Leo langsung menonjok rahang Bagas sampai mengeluarkan darah segar di bagian ujung bibir Bagas.

"Lo ngajak berantem huh?!" tanya Bagas.

Bugh!

Satu tonjokan mendarat di pipi Leo yang langsung memerah, yang langsung dibalas lagi oleh Leo dan terjadilah tinju meninju di kelas itu. Tidak ada murid yang berani menengahi mereka karena melihat Bagas yang sudah membabi buta. Tak lama karena sudah tak tahan dengan pertahanannya, Leo pun tersungkur di lantai sehabis mendapat tinjuan terakhir dari Bagas.

Joy yang tiba di pintu kelas dengan cepat langsung berdiri di depan Leo untuk menghalangi Bagas, tapi ternyata nasib baik tidak di tangan Joy. Bukan Bagas berhenti untuk meninju malahan Joy yang kena tinjuan keras dari Bagas. Rahangnya ditinju, ujung bibirnya berdarah. Tinjuan tersebut membuat dirinya langsung pingsan di tempat dengan darah mengucur.

"JOYYYYY."

"ASTAGA JOY!"

Begitulah beberapa pekikan teman-temannya yang melihat kejadian tersebut. Jo yang sampai di kelas dan melihat keadaan Joy yang begitu memprihatinkan pun langsung mengangkat Joy ala bride style ke UKS. Tatapan nya pun mengedar. Kena, dirinya melihat si biang masalah yaitu Bagas. Jo menatap Bagas dengan tatapan kematian, membuat Bagas semakin membeku.

Flashback off

***

Sadar dengan bangunnya Joy, Jo pun langsung mengampiri Joy yang sedang memijit pelipisnya.

"Gimana?" tanya Jo dengan sedikit panik, karena setelah hampir 2 jam Joy baru sadar.

"Joy gimana keadaan lo?" tanya Arina.

Hening.

1 detik

2 detik

3 detik

4 detik

5 detik

"Gue udah gak kenapa-kenapa kok." Jawab Joy dengan suara gemetar.

"Gue ke kelas ya." Ucap Arina entah kenapa.

"Yaudah gue aja yang jaga Joy," balas Jo.

Setelah Arina keluar dari UKS, mereka pun langsung berbincang ringan.

"Kok masih disini?" tanya Joy.

"Jagain lu." Jawab Jo singkat.

"Gue udah gak apa-apa kok, lu ke kelas aja deh."

"Yaudah ayok, gue tuntun ke kelas."

"Ha?"

"Ayok Joy." Sambil memapah Joy yang masih sedikit pusing.

***

Joy di tuntun oleh Jo sampai dikelas, lebih tepatnya sampai tempat duduknya. Dengan hati-hati Jo mendudukan gadis itu di tempat duduknya. Setelah duduk banyak temannya yang langsung menyerang Joy dengan pertanyaan "Lo gak apa-apa kan Joy" tapi hanya dibalas dengan senyum manis nya yang kurang terlihat karena masih ada luka di ujung bibir nya.

"Berisik lu pada!" bentak Jo kepada teman-teman nya karena merasa menggangu Joy.

Suara berat dan tegas itu langsung membuat suasana kelas yang tadinya ribut bukan main menjadi kelas yang tenang dan tentram.

Setelah itu masuklah guru bidang studi matematika yang ingin mengajar di kelas tersebut. Guru tersebut mengedarkan pandangannya ke seluruh kelas, dan matanya menangkap keberadaan Joy yang tampak mengenaskan dengan wajah lebam-lebam.

"Kamu kenapa Joy?" tanya Pak Santo guru matematika.

Joy diam. Entah apa yang ingin dia jawab. Dia bingung apa yang harus dirinya jawab kepada guru tersebut.

"Ada masalah sedikit pak tadi." Jawab sang ketua kelas.

Sungguh dia berterimakasih kepada sang ketua kelas yang baik hati dan tidak kikir tersebut.

Tanpa ada bincang-bincang lagi Pak Santo pun langsung melanjutkan kegiatannya yaitu mengajar dengan nuansa kelas yang hening, karena satu sekolah pun tahu bahwa Pak Santo adalah guru killer.

***

Tringg

Bunyi bel istirahat sudah berkumandang yang mengisyratkan untuk seluruh murid SMA Anak Bangsa untuk beristirahat dari kegiatan pembelajaran. Beberapa murid langsung pergi ke kantin untuk makan atau sekedar ber tepe-tepe ria.

"Lo mau makan dimana?" tanya Jo dengan datar.

"Sama kita aja," balas Arina yang tiba-tiba nimbrung.

"Yaudah jagain." Ucap Jo dan langsung berdiri untuk pergi dari kelas.

Geng cewek-cewek hits itupun langsung melenggang ke kantin untuk makan. Sepanjang jalan menuju kantin, semua pasang mata memperhatikan mereka dengan sangat tajam. Ada yang memperhatikan Arina dengan tatapan kagum, ada yang memperhatikan Joy dengan tatapan bingung sekaligur meringis. Ada juga yang menatap Lisa dengan tatapan 'wow amazing' dan masih banyak lagi tatapan-tatapan yang tidak bisa di artikan.

Joy yang merasa dirinya diperhatikan sejak tadipun hanya tertunduk diam, karena dirinya merasa malu sekaligus canggung. Sedangkan teman-temannya yang lain hanya memamerkan gigi putih mereka kesegala penjuru sekolah tersebut.

"Yuk duduk di sini." Ucap Mika sambil menunjuk meja yang dekat dengan pintu kantin.

Setelah duduk mereka pun mulai berbicara satu dengan yang lainya.

"Mau pesen apa kalian?" Tanya Dea.

"Bakso Bi Sari minumnya pake teh botol ae," jawab Arina.

"Mie ayam gak pake sayur, kuah nya banyakin minumnya jus mangga." Jawab Mika.

"Nasi ayam paha bawah pake sayur kangkung, minumnya milkshake strawberry aja." Jawab Lisa

"Samain aja kayak Arina." Jawab Joy.

"Oke bos." Ucap Dea dengan tangan posisi hormat dan langsung pergi untuk memesan makanan.

"Eh Joy lu beneran gak kenapa-kenapa kan?" tanya Mika.

"Iya udah enakan kok," jawab Joy.

"Lagian kenapa si pake segala nolongin leo si, kan jadi lo yang kena." Sambung Arina.

"Gak apa-apa lagi, lagian gue paling gak bisa liat ada orang kena tonjok kayak gitu." Jawab Joy. Ya memang dari dulu Joy paling tidak bisa melihat ada orang sengsara seperti ingin di tonjok dan lainnya. Oh Tuhan, apa yang akan di lakukan Joy selanjutnya?

Tak lama kemudian makanan pun datang. Mereka pun langsung menyambar makanan dan melahap semua makanan. Tiba-tiba Joy pun terpikir sesuatu di benaknya yang ingin sekali di tanya oleh teman-temannya tersebut.

"Eh, kenapa tadi Bagas pengen mukul Leo si?" tanya Joy dengan memberanikan diri.

"Ceritanya panjang," jawab Arina.

"Dan gak begitu penting juga buat lo." Lanjut Arina.

"Yang lebih penting itu, lo ada hubungan apa sama Jo?" tanya Mika dengan nada penasaran.

"Ha?" Ya, memang Joy sedikit terkejut dengan pertanyaan seperti itu.

"Gak ada apa-apa kok, gue juga baru kenal." Jelas Joy.

"Baguslah, gue takutnya lu di apa-apain lagi sama si Jo."

"Loh emang kenapa?" Tanya Joy sedikit kepo.

"Jo itu ketua geng motor, nah geng motor nya itu udah besar banget gak ada yang bisa lawan deh pokoknya. Terus dia juga suka berantem gitu sama geng motor lainnya. Apalagi si Jo itu orangnya dingin banget kayak kulkas 100 pintu. Kayakya juga si Jo itu gak suka sama cwek deh, lagian nih ya semua cewek yang deketin dia tuh di bully, cuman si Arina aja ni yang belom kena bully." Jelas Mika panjang.

"Emang Arina suka Jo?" tanya Joy makin penasaran.

"Hehe iya Joy." Jawab Arina dengan cengengesan.

"Tapi kayaknya dia suka sama lo deh Joy." Tutur Lisa dengan mode blak-blakannya.

"Ha?" Ya, ini adalah kalimat yang membuat dirinya lebih terkejut lagi.

Belum sempat membantah omongan dari Lisa, tiba-tiba ada segerombolan laki-laki dengan paras manawan menghampiri mejanya mereka. Matanya langsung menangkap kehadiran gerombolan laki-laki tersebut. Ya, itu adalah gerombolan geng The Bachelor's, geng yang mengerikan di seluruh Jakarta. Anggotanya bukan hanya dari sekolah SMA Anak Bangsa saja, melinkan dari SMA Pertiwi, SMA Bakti, dan sekola-sekolah unggul lainnya.

"Udah selesai makannya?" Tanya Jo dengan suara berat nya.

Creation is hard, cheer me up!

Tesalonika_Sonbaicreators' thoughts