"Coba cerita kenapa tangan kamu bisa luka gini? aku tiba-tiba khawatir tadi," ucap Sadewa saat selesai mengantarkan Salsha ke rumah sakit terdekat. "Kamu masih inget Devan? Dia ternyata udah keluar dari penjara," Dewa yang sedang fokus pada Salsha tiba tiba tersedak dengan ludahnya sendiri.
"Kenapa? Kamu enggak percaya. Tadi akuberusaha kabjr dari dia sampai tangan aku kekilir gini,." Dewa sedikit bingung, dikepalanya hanya sedang menyusun kata-kata agar terlihat jika dia tidak berpura-pura tidak tahu. "Emm?"
Salsha mengangguk dia fokus pada sekeliling agar memastikan tidak ada seseorang yang mendengarnya atau justru Devan.
"Sumpah Wa, aku enggak tahu harus gimana. Ternyata, cowok yang hampir perkosa aku adalah sepupu Aldi. Aku bingung harus jelasin ke Aldi bagaimana, dan aku enggak mau buatAldi kecewa sama aki," Salsha merusak rambutnya dengan mengacak-acaknya kasar. "Kamu sayang banget sama dia Sal? Gak ada celah aku bisa masuk lagi dan memperbaiki semuanya?" Salsha terkekeh, dia tersenyum canggung.
"Enggak ada cara mengulang, masuk dan memperbaiki. Enggak ada barang rusak bisa diperbaiki, dan satu lagi Wa. Rusak, diperbaiki, dan besoknya akan rusak lagi. Aku cuma enggak mau memperbaiki barang yang rusak karena saat rusak diperbaiki satu dua kali aja barang itu enggak cukup. Barang harus diperbaiki berkali-kali sampai rasa-rasanya yang diperbaiki juga lebih milih menyerah aja daripada harus bertahan. Aku enggak mau terus memperbaiki dan memulai lagi," jelas Salsha dengan wajah tidak enak, Salsha melihat wajah Dewa yang kecewa.
"Kamu baik, kamu bisa dapetin yang jauh lebih baik dari aku," lanjut Salsha yang dibalas gelengngan kepala penolakan dari Dewa. "Aku masih berharap besar sama kamu,"
"Udah ada hati yang seharusnya aku jaga, aku tahu dia enggak akan tau kalo aku serius sama dia. Tapi, dengan aku konsisten sama hubungan aku, aku tahu siapa yang harus aku jaga dan pertahanin. Aku punya jewajiban sendiri sekarang," Salsha berjalan mendekat pada Dewa yang terliat menjadi pendiam.
"Aku udah cinta sama Aldi, jadi mulailah cinta sama seseorang," Salsha menaruh tangannya pada bahu Dewa dan dari arah yang berbeda Salsha teekejut dengan teriakannya.
"SIALAN!!"
"Apa-apaan ini?" tanya dengan perasaan kesal pada keduanya, Aldi membuntuti mereka berdua yang terlihat mirip Salsha. Dan ternyata benar jika itu adalah Salsha
"Kenapa, lo enggak suka?" tanya Dewa dengan mengangjat kepalanya menantang Aldi, Aldi memutar bola matanya malas.
"Lo sampah bagi Salsha, tapi kenapa lo masih enggak tahu diri? enggak ada samlpah yang balik lagi rumah pembelinya," Sadewa terkekeh sebentar saat diejek oleh Aldi dengan ucapan manks itu.
"Gue balikan sama Salsha," Mata Salsha terkejut saat Dewa mengatakannya dengan wajah sangat datar, Aldi berhasil memukul wajah Dewa sangat keras.
"Jaga mulut kotor lo sialan!" teriak Aldi tidak terima, Salsha sedikit terkejut dan mundur saat Aldi akan memukulnya lagi.
"Kamu masih mau pertahanin dia Sal?" Salsha yang masih diam, baru saja akan Salsha jawab Aldi sudah mendahuluinya. "Apa urusan lo tentang hubungan gue sama Salsha? Kentara banget lo enggak bisa move on dari Salsha," Aldi mengejek Dewa dnegan tatapan miringnya saja. Salsha berjalan mendekat pada Aldi, dan mengelus dada Aldi yang masih memburu karena kesal.
"Udah yang, jangan emosi," Aldi menghempaskan tangan kiri Salsha kasar, bahkan Salsha hanya diam dan berbicara padanya agar tenang tidak berfungsi. "Lo ada hubungan apa lagi sama dia!" Salsha menggelengkan kepalanya pelan saat Aldi melihatnya dengan mata tajam. "Enggak sayang," Jawab Salsha melembut, dia berjalan lebih dekat pada Aldi dan menangkup rahang kokoh Aldi yang terlihat mengeras menahan marah.
"Terus, maksud lo apa pegang-pegang bahu dia!" kesal Aldi dengan menujuk Sadewa yang sedang duduk dengan mengelap darah disudut bibirnya karna ulahnya.
"Aku cuma mengingatkan posisi dia aja, aku tegasin kalo aku cuma mau kamu, kamu, kamu dan kamu bukan orang lain. Bukannya kamu sendiri yang ngajakin aku buat serius jalanin hubungan ini? Aku setuju, dan aku cuma mengingatkan kalo aku sama dia memang udah benar-benar berakhir dan engggak ada kesempatan sekecil apapun buat balik lagi sama aku, Salsha mengusap rambut rambut panjang Aldi, dan mengelusnya lembut.
"Jadi, stop marah-marah ya,"
"Terus ini kenapa?" tanya Aldi saat melihat tangan Salsha sedikit diperban. "Aku enggak apa-apa, ini kecelakaan kecil. Oh iya, kamu kemana aja. Aku nunggu kamu lama banget dan kamu enggak ada ngasih kabar ke aku,"
"Emmm, maaf ya. Aku ada urusan sama bunda di sini dan aku baru inget sekarang karena handphoneku dipegang bunda," Aldi menjelaskannya sangat hati-hati, Salsha mengangguk tidak memikirkan hal lain.
"Ayo, aku anterin kamu pulang," Salsha mengangguk, Salsha berjalan mendekat pada Sadewa yang sedang meringis dikursi taman. "Terimakasih Wa," Sadewa menganggukkan kepalanya tidak masalah.
"Ngapain bilang makasih ke dia?" tanya Aldi dengan sedikit sinis. "Sadewa yang obatin aku, harusnya kamu juga bilang makasih sama Dewa karena gara-gara kamu juga tangan aku sakit," Aldi memutar bola matanya malas, berdiri menjauh dari keduanya dengan pikirannya sendiri. 'Peejuangkan, Relakan, atau Dapatkan kembali?'
•••
"AAAAAAAAAA, Aduh!" Aldi menarik tangan Salsha cukupnkeras dan memijatnya sedikit-sedikit. "Kamu ngaoain si, sakit tahu!" Marah Salsha saat Aldi kembali memegang tangannya dengan keras.
"Ini bukan luka serius, lagipula ini kekilir bukan patah. Enggak oerlu oakai pen, tinggal aku urut besok langsung sembuh," Salsha terus mengaduh saat Aldi kembali melakukannya berkali-kali
"Aldi, sudah-sudah. Kamu jangan sok tahu, ini kasih minyak hangat biar Salsha enggak teriak-teriam. Kasian Salshanya," omel bunda saat Aldi masih terus menarik-narik tangan Salsha dan korbannya hanya bisa berteriak kesakitan
"Sebentar bun," Aldi mengelap tangan Salsha dengan sapu tangannya dan mengganti dengan minyak yang baru saja bundanya berikan. "Siniin tangannya," Salsha menurut dia memberikan tangannya dan Aldi kembali mengoleskan minyak tadi pada tangann yang sama. Kemudian Aldi melilitkan perban untuk membuat tangan Salsha nyaman. Setelah melakukan itu, Aldi mengelap tangannya lagi pada sapu tangannya, dan mencium bibir Salsha dengan melumatnya pelan tepat di depan mata bundanya yang melihat Aldi dengan mata melotot.
"ALDI!!"
Saling membohongi pada pasangan sebenarnya wajar, tapi terkadang terlalu menutup diri juga salah.