Devan menggunakan penerbangannya dari Amerika sampai pada Indonesia. Limabelas menit sudah Devan sampai di Indonesia, tempat kelahirannya dan juga dimana negara ini adalah neraka baginya.
Momy dan kakaknya meninggal di tangan dady nya, dan dady meninggal karena kecelakan sabotase dari ayah pacarnya (saat itu).
Tidak ada yang lebih menyedihkan dari ini selain Devan tidak memiliki siapapun. Contohnya sekarang, dia memilih diam hampir setengah jam karena tidak memiliki tujuan.
Pergi lagi ke tempat dimana rumahnya dengan ayahnya sebelum meninggalpun percuma. Itu milik keluarga Vera, Devan yakin itu masih menjadi miliknya.
Selain tidak ada pilihan lain, Devan terus berpikir kritis mengenai hal ini. Pergi, tidak, pergi, tidak. Pergi menyesal, tidak pergi percuma.
"Harus, apapun yang terjadi, apapun yang sebenarnya akan terjadi dengan gue atau salah satunya (Vera) gue lebih memilih berusaha," celetuk Devan menyemangati dirinya sendiri tanpa menginginkan hal lain.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com