webnovel

[1] Prolog

~o0o~

~Count The Prince~

"Tuan Muda Felix, anda harus bangun dan bersiap." Berdiri di samping tempat tidur dengan gestur tegap.

Terbangun, lalu mengucek mata perlahan. "Ugh.., baiklah." Meregangkan tubuh.

"Saya akan menyiapkan sarapan anda. Kalau begitu, permisi." Berbalik dan berjalan pergi.

~Count The Prince~

"Morning.." Berjalan turun tangga.

Mendongak. "Morning, honey..! Bagaimana tidurmu?"

Menguap lebar. "Nyenyak. Hanya sedikit mengantuk."

"Kau sulit tidur, sayang? Apa yang sibuk kau pikirkan, honey? Lihat wajahmu, aduh.., tirus sekali.."

Melirik sinis diam-diam. 'Siapa yang bisa membuatku begini jika bukan dirimu, huf!'

~Count The Prince~

"Selamat pagi!"

"Selamat pagi..!"

"Hei, Felix! Pagi!"

"Pagi, Felix!"

"Pagi..!"

Felix tersenyum lebar, menyapa semua orang dengan senang hati. Perlahan-lahan rasa lesunya memudar, membuatnya merasa lebih baik daripada saat di rumah. Seperti biasa, Felix akan menyapa semua orang, dimanapun dan kapanpun, senyumnya selalu manis dipandang. Hingga tanpa ia ketahui dia pun memiliki julukan dari orang-orang sekitarnya, Lovely Prince Felix.

Jangan tanya mengapa, kalian sudah tau seperti apa Felix itu.

"Ooi, Felix!"

Byungchan memanggil dari kejauhan, berlari ke arahnya. Felix dengan cepat menoleh dan segera melambaikan tangannya lebar-lebar.

"Hei, Chris!"

Keduanya segera melakukan tos tepat ketika mereka berhadapan. Lalu diiringi tawa keduanya yang senang bertemu satu sama lain.

"Bagaimana kabarmu, mate?"

Felix mengerling jahil dan menyeringai, "Tebaklah, hyung!" Godanya.

Byungchan terkekeh lepas. "Aku bukan penebak yang handal, kau tahu itu, mate."

Byungchan mencoba berpikir-pikir. Ia menyangga jarinya di dagu. "Hmm, eh! Benar juga, bukankah sebentar lagi ulang tahunmu?"

"Hm hmm.."

"Wow, aku tak sabar menunggu pesta seperti apa yang disiapkan keluargamu kali ini."

Felix tertawa, menepuk bahu Byungchan. "Yeah.., apapun asal bukan pesta perjodohan saja.." Felix dengan sengaja berbicara menggunakan bahasa Korea.Setelahnya Felix tertawa hambar dengan menghela nafas.

Byungchan tertawa terbahak-bahak. "Yah, bisa saja, kau.. Hahahhahaha!" Tanpa sadar Byungchan tertular menggunakan bahasa Koreanya yang bercampur khas dengan logatnya. Jadilah ia berbahasa Korea dengan logat Australia.

Felix hanya diam dan memandang Byungchan. Lama-lama Byungchan tak nyaman dan tawanya pun menjadi tawa canggung. Seketika Byungchan membola tak percaya, memandang pada Felix. Entah menyadari ia baru menggunakan bahasanya atu sadar apa yang Felix maksud.

"Jinjja?!"

Felix menjawab dengan helaan nafasnya. Byungchan semakin tak percaya hingga rahangnya jatuh menganga.

"No, way!"

Jangan bingung dengan bagaimana keduanya mampu menggunakan bahasa Korea dengan cukup fasih. Ibu dari Byungchan adalah warga Korea asli, lalu ayahnya yang merupakan bagian dari keluarga bangsawan menikahi ibu cantiknya.

Sedangkan Felix, tak tahu asal gen Koreanya dari mana, tapi ia yakin ayahnyalah yang merupakan warga Korea yang menikah dengan bangsawan di Negara Australia ini. Untuk itulah marga Felix adalah marga dari Korea, Lee Felix. Lalu karena dirinya berada di darah bangsawan, marga ibunya pun ditambahkan.

Ketika masih berusia kanak-kanak, Felix mempelajari bahasa Korea melalui ayah dan ibunya yang telah fasih. Kemudian setelah orang tuanya pergi, ia melanjutkan melatih bahasanya bersama Byungchan. Felix dan Byungchan pun berbicara menggunakan bahasa Korea agar orang lain tak mengetahui percakapan mereka. Karena itu berhasil, mereka pun tetap melakukannya sebagai percakapan rahasia hingga sekarang.

Yang menjadi masalah, Byungchan telah bersumpah pada dirinya sendiri untuk tidak mengungkapkan kefasihannya dalam berbahasa Korea di depan umum. Maaf saja, di lingkungan yang serba perhitungan oleh manner, hal-hal yang menjurus ke luar negeri adalah tabu, kecuali untuk sesuatu yang bersifat kebangsawanan.

~Count The Prince~

Ada sebuah kisah..

Dahulu, sepasang bangsawan yang baru saja melahirkan putra pertamanya. Mereka merayakan bayi mereka di tahun pertama kelahirannya dengan sangat meriah. Mereka mengundang para bangsawan lain hingga pelosok negeri. Pesta perayaan tersebut diadakan hingga lima hari penuh, menunjukkan bagaimana kaya rayanya pasangan tersebut.

Namun belum selesai di sana, sang putra dari pasangan bangsawan itu harus hidup tanpa kedua orang tuanya di umur ke-10 nya. Kedua orang tuanya mendapatkan kecelakaan saat berada jauh di luar kota, mengurus pekerjaan mereka. Kini tinggallah sang putra tunggal hidup dengan asuhan saudara perempuan dari ibunya.

Di sisi lain, tepatnya sehari sebelum lahirnya bayi bangsawan tersebut. Jauh dari negara mereka, lahir seorang bayi dari keluarga pengusaha yang hidup sederhana. Keluarga pengusaha tersebut mendapatkan putra kedua mereka setelah tiga tahun kelahiran sang putra pertama.

Namun, kisah keluarga pengusaha itu sedikit tragis dari keluarga sebelumnya. Setelah merayakan tahun pertama kelahiran putra kedua mereka, pasangan pengusaha itu dibunuh di hari yang sama. Meninggalkan bekas traumatik pada sang putra pertama yang masih berumur tak lebih dari tiga tahun.

Kedua putra pengusaha itu pun harus dibawa pada panti asuhan karena kedua orang tua mereka tak memiliki sanak saudara. Seluruh harta milik kedua orangtuanya yang tak bisa mereka genggam menghilang entah ke mana.

Dalam panti asuhan, hingga bertahun-tahun tak ada yang mengadopsi keduanya. Akhirnya setelah sang kakak berumur 18 tahun dan sang adik 15 tahun, mereka pun tinggal mandiri tanpa pengasuh mereka. Sang kakak membawa sang adik hidup bersama, pula keduanya mencari nafkah bersama, melupakan latar belakang mereka dahulu yang penuh dengan harta warisan orang tua mereka.

~Count The Prince~

~o0o~