webnovel

Club pembantu hantu

Kisah persahabatan yang memiliki club yang mungkin siapapun mikir mereka aneh karna mereka mendirikan sebuah club bernama Club pembantu hantu. ya mereka akan menyelesaikan masalah hantu didunia ini lewat klien yang minta tolong atau teror disekitarnya. salah satu dari mereka terlihat misterius dan membuat yang lainnya bertanya "dia sedang menyembunyikan apa?"

Iin_Hasanah · Horror
Not enough ratings
9 Chs

2-kasus pertama #bu guru Lia (2)

Semuanya sudah setuju untuk mencari tau penyebab kematian bu guru Lia.

"Assalamualaikum"ucap mereka serempak berdiri didepan pintu rumah bu guru lia

"Waalaikumsalam"ucap seorang anak cewe yang dibawah usia mereka

"Ada apa ya"tanya anak cewe itu yang sembunyi dibalik pintu yang muncul hanya kepalanya saja

"Apakah benar ini rumah bu guru lia"tanya surya dengan lembut

"Bukan"ucap anak cewe itu langsung menutup pintu dengan keras membuat semunya terkejut

"Ko bukan sih, gua yakin ini rumahnya"ucap baim sambil terus memeriksa info dihpnya.

"Kalian pergi dulu biar aku saja"ucap nadia yang sudah melangkah dan berdampingan dengan surya

"Biar aku temenin nad"ucap al

Nadia mengeleng dan melirik ke arah surya, ntah kenapa lagi lagi surya selalu ingin menatap tajam ke arah nadia

"Ajak mereka ke warung dan biar kan aku sendiri saja"ucap nadia dengan penuh penekanan.

"Tapi..."ucap surya terhenti ketika melihat mata nadia yang benar benar natap tajam ke arah surya seperti tidak suka dirinya dibantah

Dan itu membuat surya benar benar merasakan ketakutan.

Surya pun mengalah dan mengajak yang lain ke warung saja dan mempercayai nadia menyelesaikan sendiri.

"Kenapa itu cewe nangis dipinggir jalan sendirian"tanya surya sambil melihat ke arah cewe yang memakai baju terlihat basah dan menunduk menangis

"Jangan bikin princes takut deh sur, ga ada cewe nangis dipinggir jalan dan gua yakin sih cewe yang suka nangis hanya pacar lo aja"ucap rina

"Ko aku sih"ucap caca dengan tampang polos

"lah bener ca kata si rina juga"ucap baim membuat mata caca sudah mulai berkaca kaca surya yang melihat pacarnya akan menangis langsung menghampiri dan memeluknya.

"Kalian berdua yaa"ucap surya dengan nada marah siapa yang tidak marah udh tau pacarnya cengeng sahabatnya malah doyan bangat diibikin nangis.

"Hehehe sorry matahari salahin si yayang beb rina tuh"ucap baim sambil menujuk ke arah rina

"Yayang beb yayang beb jiji ih"ucap rina sambil memukul tangan baim

Dan berakhir mereka berdua bertengkar.

.

.

.

"Aku tau kamu berbohong jadi keluar lah "ucap seorang cewe yang masih memakai seragam putih abu dan membawa tas warna hitamnya

"Dan aku tau kamu masih berdiri didepan pintu"ucap nadia lagi membuat seseorang dibalik pintu itu tubuhnya menegang ia merasakan ketakutan hanya mendengar suara nya saja.

"Bella adik bu guru Lia,sehari sebelum meninggal kau bertengkar hebat dengan dia dan kau berpikir "kamu harus mati" siapa yang kau maksud "kamu"bella apakah bu guru lia"ucap nadia datar dan menatap tajam ke arah pintu didepannya.

Bella menambah takut karna seseorang yang barusan berbicara mengngetaui namanya dan sesuatu.

Bella perlahan membuka pintu dan terlihat seorang cewe ia yakin cewe itu salah satu dari gerombolan tadi.

"Namaku nadia jangan tanya kenapa aku tau namamu dan tau seusuatu yang kamu sembunyikan, kamu bisa membohongi sahabatku tapi tidak dengan diriku karna sebelum kamu bicara aku sudah tau semuanya tp aku masih butuh kejujuran mu"ucap nadia dengan datar

"Bukan aku"ucap bella dengan badannya gemetar

"Kalo bukan kamu lalu siapa"ucap nadia sambil memegang bahu bella

.

.

.

Aku baru menyadari ketika tidak ada nadia, aku melihat "mereka" Tapi, ketika ada nadia aku tidak melihatnya, se akan akan aku bukan anak indigo

"Wei ngelamun aja"ucap baim sambil menepuk bahu surya

Sementara caca dan rina sedang memakan mie dan Al sedaritadi berdiri menghadap ke arah rumah bu guru Lia

dasar bucin

"Nga ngelamun ini aku hanya sedang melihat "mereka"yang sedang berkeliaran disekitar ini" ucapan surya membuat baim langsung memeluknya

"Baim apa apaan sih"ucap surya berusaha melepaskan pelukan baim yang sangat kencang membuatnya susah nafas

"Idih gay"ucap rina

"Gay apaan rin"tanya polos caca

"Gausah tau nanti lo sakit hati lagi, udh lanjut makan aja dah"ucap rina untung caca orangnya penurut jadi langsung menuruti ucapan rina

"Ko lama bangat ya"tanya Al pada diri sendiri sambil terus menatap punggung nadia yang jaraknya lumayan jauh

"Kangen lo"tanya baim

"Ck, siapa juga yang kangen"ucap Al yang langsung membuang muka tidak menatap punggung nadia lagi

"Gengsi terus"ucap rina baim barengan, surya dan caca hanya tertawa

"Panjang umur lo nad baru di omongin langsung datang"ucap baim yang melihat nadia baru sampai

"Ada apa"tanya nadia dengan wajah datarnya.

"Si Al kangen tuh"ucap baim langsung dihadiai jitakan dari si punya nama dan berkata "apaan sih kaga nad jangan didengerin ucapan orang gajelas mah"

"Oh"ucap nadia langsung melangkah namun ditahan oleh surya

"Bagaimana"bukannya menjawab, nadia hanya melihat wajah surya sekilas lalu melanjutkan langakahnya menuju pemilik warung.

"Mie bu 1 sama teh jus 1"ucap nadia datar langsung duduk disamping caca

"nad tadi bagaimana ap.."ucapan surya langsung dipotong oleh nadia dengan nada tinggi

"Makan"

Bersambung....