webnovel

Classic Fantasy Story

Dunia dimana sihir dan monster berada. Oh ya! Skill dan System juga ada! Felrick Algor protagonis kita hidup dalam dunia yang tidak masuk akal ini dan inilah petualangannya..! [Condition has been met.] [Beginning Synchronization...] [Completed.] *note: - karena saya buat dadak jadi ga rapih sama jadwal rilis bisa lama banget. - Dont forget to write a review, ok?

Louinous · Fantasy
Not enough ratings
14 Chs

Awakening (6)

"HEY!! SIAPAPUN TOLONG!!"

Hm? Bukannya itu suara murid akademi? Dan terlebih lagi apa maksudnya dengan minta tolong?

"Hey, apa kalian mendengarnya?"

"Ya aku mendengarnya. Apa telah terjadi sesuatu?"

"Ah! Ini suara Nara! Dia anggota kelompok Sera!"

Nara? Oh anak pendek itu. Tapi kenapa dia berteriak minta tolong? Apa yang terjadi dengan Sera dan yang lain?

"Kalian tunggu saja disini, aku akan coba panggil Nara."

"Ok Fer."

"Hati-hati Fer."

Aku langsung berlari menuju arah dimana terdengar suara Nara yang sedang meminta tolong. Dan tak berapa lama aku pun melihat sosok yang sedang terpogoh-pogoh berlari di antara pepohonan.

"Hey Nara! Kemari!"

Nara yang terlihat kaget mendengar ada yang menjawab teriakkannya, dia langsung menoleh dan berlari ke arahku.

"FEERRRR TOLONG!!"

Eh kenapa kamu tiba-tiba lari lagi? Berhenti! Berhenti!

"Eh Nara!? Jangan lari! Santai saja!"

"FEEERR, UWWAAAAA!"

BUAKK

Mungkin karena Nara sedang panik ia tanpa sadar berlari kencang dan menabrakku yang akhirnya membuat kami berdua terjatuh ke semak.

"Aw... Hey, Nara? Nara? Kau tidak apa-apa?"

"Fer... Tolong... Kita harus selamatkan Sera dan yang lainnya. Kalau tidak.... Uwaaaa!"

"Tenang dulu Nara! Jelaskan apa yang terjadi pelan-pelan."

Nara kemudian berhenti merengek dan mulai menghela nafas dalam.

"Huft.. Huft.."

"Ok ok Nara? Jadi apa yang sebenarnya terjadi?"

"Monster! Monster muncul! Dan Sera mengorbankan dirinya menjadi umpan agar aku bisa kabur. Fer kita harus cari Sir Lucas atau petugas lain sebelum terlambat! Kalau tidak, Sera dan yang lainnya akan....."

Tubuh Nara bergetar ketakutan saat menjelaskan apa yang terjadi pada kelompoknya.

"Apa!? Monster!?"

Bagaimana bisa!? Bukankah Sir Lucas bilang kalau parimeter ini tidak ada monster? Dan yang lebih penting lagi, bagaimana keadaan Sera dan yang lainnya!?

"Hey, bagaimana keadaan Sera dan lainnya!?"

"Aku tidak tahu tapi yang jelas kita harus mencari bantuan!"

Hmmm... Bila kita mencari bantuan sekarang pasti akan memakan waktu lama dan aku masih tak tahu keadaan mereka. Bagaimana bila aku coba pergi sendiri mencari mereka?

"Hmm, sepertinya tidak ada pilihan lain. Nara dimana arah kelompokmu sekarang?"

"Dimana katamu? Jangan-jangan!? Fer monster itu sangat menakutkan! Terlalu berbahaya bila kau pergi sendirian!"

"Tapi kalau kita hanya mencari bantuan itu akan memakan waktu lama dan bagaimana keadaan mereka nanti!? Dan bila aku pergi dulu setidaknya aku bisa membantu mereka kabur!"

"Tapi!"

"Fer benar, Nara."

Hm? Suara ini? Mendengar suara yang tiba-tiba muncul saat aku dan Nara berdebat sontak membuatku terkejut dan menoleh ke arah suara itu.

"Fino?"

"Ya, kita harus segera bergegas Nara! Kalau tidak, Sera dan yang lain akan bahaya."

"...."

"Cepat Nara! Kita tidak punya waktu lagi!"

".... Baiklah."

Setelah itu Nara memberitahu kami dimana Seran dan lainnya berada.

"Nara, kamu segera pergi mencari bantuan lain bersama Bob dan Rika. Fer ayo!"

"Ayo!"

"Fer, Fino! Hati-hati!"

Aku dan Fino langsung bergegas lari menuju arah yang ditunjuk oleh Nara.

Sera, Enna, Elka kumohon kalian baik-baik saja!

▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼

Drip

Drip

Darah bercucuran menetes dari sekujur tubuh Sera yang sedang berdiri gemetaran.

Dan disamping Sera ada Elka yang dirangkul oleh Enna dan ia mempunyai luka yang lebih parah dibandingkan Sera. Lukanya tampak sangat parah karena darahnya terus menetes tanpa henti.

"Ugh!"

"Elka! Bertahan lah!"

"Huft... Enna? Bagaimana kalau kamu lari dengan Elka sekarang?"

"Omong kosong! Aku masih bisa berta-- Ugh!"

"Elka!"

"Hehe, Lihat berapa banyak darah yang kau muntahkan Elka?"

"Apa maksudmu Se-- Ugh!"

"Elka sudah jangan bicara! Lukamu lebih parah dari Sera! Dan Sera, ini bukan waktunya bercanda!"

"Hehe.."

ROOOOAAAAR!!

Seolah tak tahan dengan percakapan mereka bertiga raungan keras menggema mengejutkan hutan.

"Tch! Bahkan setelah mencoba kabur sejauh ini dia masih saja mengejar kita. Elka, Enna cepat lari biar aku coba alihkan perhatiannya lagi!"

""Tidak!""

"...."

Krik Krik

"Hey hey, ini bukan waktunya untuk berdebat bukan? Jadi cepat lari sekarang!"

""Tidak!""

"..."

"...Haaaah. Baiklah terserah kalian saja."

Dukk

Dukk

Suara langkah keras semakin kencang dan akhirnya sosok monster yang mengejar mereka bertiga muncul kembali di balik semak hutan.

Serigala raksasa yang muncul itu langsung menerjang kearah mereka bertiga.

ROOAAR!

"Menghindar!"

Sera dan yang lain menghindar namun sayang mereka masih terkena terjangan serigala itu.

"Argh!"

"Ugh!"

Sera terpental dan terguling kesamping sedangkan Elka dan Enna terpisah.

Grrrr...

Serigala itu berhenti berlari dan menggerakkan kepalanya kearah Elka yang tergeletak berdarah.

"Elka!"

Melihat reaksi serigala itu Enna langsung berlari dan menghalangi badan Elka dengan badannya sendiri di hadapan monster kelaparan itu.

"Jangan dekati Elka!"

Trembled

Walaupun Enna berteriak seperti itu, badannya bergetar hebat saat dihadapi dengan tatapan serigala itu.

Grrrrr...

"Hyaaaaaah!"

Tiba-tiba Sera yang baru saja sadar langsung berlari dan siap memukul serigala itu namun.

Grooaaar!

Kaki serigala itu mulai bercahaya coklat dan menyentakkannya ke tanah.

Bang!

Tiba-tiba tanah yang ada disekitar berubah dan menjadi sekumpulan bola tanah yang kemudian terbang menghantam Sera.

"Arggh!"

"Sihir!?"

Sera yang terkena hantaman bola tanah itu tenpental ke belakang dan membuatnya mulai kehilangan kesadaran.

"Sera!"

Enna panik setelah melihat serangan serigala itu.

Selama ini serigala itu hanya menyerang mereka dengan taring dan cakar saja namun sekarang monster itu menyerang dengan sihir!? Apa maksudnya!?

Grrrr..

"Ah..."

Enna yang dibuat sadar oleh suara raungan kecil itu tak bisa berkata apa-apa lagi karena sekarang serigala itu hanya berjarak satu langkah darinya!

"Siapa pun kumohon...."

Graaaaa!

Serigala itu langsung mencoba menerkam Enna namun tidak disangka tiba-tiba ada perisai kayu kecil yang terbang dan mengenai kepala serigala itu.

Buak!

"Siapa!?"

Enna yang terkejut mencoba menoleh sekitar dan dia melihat dua anak laki-laki yang sedang berlari ke arahnya.

"Yesh! Tepat sasaran!"

"Kerja bagus, Fino!"

"Fer! Fino!"

Mereka adalah Fer dan Fino yang datang membantu!

▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼

"Enna! Cepat lari!"

Mendengar teriakkan Fino, Enna langsung merangkul Elka dan lari menjauhi serigala itu.

"Hey, Elka!? Lukanya sangat parah! Kita harus segera lari dari sini!"

"Fino, tunggu dulu! Dimana Sera!?"

Aku yang panik melihat keadaan Elka yang parah langsung mencari Sera yang ternyata sedang pingsan di dekat serigala itu.

"Sera!"

Aku berlari sekuat tenaga menuju Sera walaupun aku tahu bila serigala itu masih di dekat Sera.

"Fer, awas!"

Zrash!

Stab!

"Eh.."

Namun tiba-tiba tanah di sekitar ku berlari berubah menjadi duri tanah raksasa yang menusuk perut dan bahuku.

"AAARGH!!"

""Fer!""

SAKIT!! SAKIT SAKIT SAKIT! Apa ini!? Duri tanah? Jangan jangan!? Serigala itu!

Aku yang sadar bahwa duri tanah ini adalah sihir langsung melihat ke arah serigala itu.

Grinned

Dan benar saja, serigala itu tampak menyeringai melihat sihirnya berhasil mengenaiku.

"Kau serigala sia-- Ugh!"

Ugh! Apa ini? Darah? Aku memuntahkan darah?

"Ugh!"

"Fer! Serigala sialan!!!"

Fino yang marah melihat keadaanku langsung berlari sambil menghunuskan pedangnya ke arah serigala itu.

Fino!? Jangan! Bodoh!!

"HYAAAAH!"

Slash!

Namun seperti memecahkan harapan Fino, serigala itu dengan mudah mengayunkan cakarnya dan menebas Fino.

"Argh!"

"Fino!"

Darah langsung berceceran dihadapan Fino. Luka cakar itu merobek bagian bahu Fino sampai ke perutnya.

Drip

Grrrrr..

Fino tumbang dan berhenti bergerak.

"Fino...?"

Ini?? Tidak mungkin bukan? Fino baik-baik saja bukan? Fino? FINO!!

Tap

Tap

Serigala itu lalu dengan santainya berjalan mendekati Fino yang tumbang. Dengan mulutnya terbuka lebar, serigala itu seperti akan mulai menyantap makanannya!

"Argh! Fino! Aku harus selamatkan Fino! Arrgghh!!"

Aku yang masih terjebak oleh duri tanah yang menusuk tubuhku berusaha membebaskan diri.

"Aku harus... Cepat keluar!"

Argh Sakit!! Tapi aku harus cepat melepaskan diri dari duri-duri ini!! Kalau tidak, Fino bisa!?

Disisi lain serigala itu mulai mendekatkan mulutnya ke Fino.

Bahaya! Fino!

"AAAARRGGHHHH!!!"

Aku.... Harus selamatkan Fino!!! Oryaaaa!!!

Aku yang sedang berusaha membebaskan diri mulai kehilangan kesadaran namun di saat yang sama aku tiba-tiba mendengar sesuatu yang seharusnya tidak bisa aku dengar.

[Condition has been met.]

[Beginning Synchronization...]

[Completed.]

[Analyzing anomaly.... Completed.]

[Individual 『Fer』's critical condition has been corfirmed.]

[Due to special condition Skill 『Energy Blade』 has been temporarily acquired.]