webnovel
#ROMANCE
#COMEDY
#CEO
#ROMANTIS
#PERNIKAHAN
#BUCIN
#POSESIF
#COGAN

Ciuman Pertama Aruna

Bagaimanakah rasanya menjadi pengganti kakak sendiri untuk menikahi seorang lelaki tak dikenal hanya demi sebuah perjanjian? Itulah yang dirasakan Aruna, gadis 20 tahun mahasiswi jurusan desain ini. Ia harus menikahi Hendra, seorang CEO muda, pemilik mega bisnis di seantaro negeri! Hanya pernikahan kontrak Tak masalah tapi rumornya Hendra memiliki kekasih?? Kekasihnya malah seorang artis! Namun...apa yang akan terjadi ketika sang CEO tiba-tiba saja mulai menunjukkan bibit-bibit cinta padanya? Tak hanya itu, seorang pemuda sahabat terbaik, Damar namanya juga mendekatinya! "Apa bedanya tanggal 28 sama 29 Oktober??". Damar melempar pertanyaan. "Apa? nggak lucu gue jitak". "28 Oktober sumpah pemuda". "29 Oktober.. ". Aruna tak sadar Damar mendekati dirinya. "Sumpah aku sayang kamu". Pemuda Padang benar-benar berbisik tepat ditelinga Aruna. Membuat gadis itu gelagapan dan mendorong tubuh Damar. Siapakah yang akan dipilihnya, sang suami kontrak atau Damar, solois bersajak manis ini? Dapatkah keinginan Aruna untuk menjadi janda dan pulang ke rumahnya kelak terlaksana seiring berjalannya waktu ataukah hatinya akan luluh untuk sang CEO? Nikmati kisah Aruna, CEO Hendra dan Solois Damar dalam 'Ciuman Pertama Aruna' #available in English, title: The Beauty Inside: stealing the first kiss, get a wife. INFO : Instagram bluehadyan, fansbase CPA (Hendra, Aruna, Damar) Nikmati visualisasi, spoiler dan cuplikan seru tokoh-tokoh CPA.

dewisetyaningrat · Urban
Not enough ratings
1020 Chs
#ROMANCE
#COMEDY
#CEO
#ROMANTIS
#PERNIKAHAN
#BUCIN
#POSESIF
#COGAN

Tambahan Kompensasi

"Au.. KAU.. !!".

"Berani-beraninya menyentuh itu.. !!".

"Sialan... Aargh... Sakit sekali... !!".

Aruna mendorong tubuh Hendra dan segera menjauh ketika pria itu meringkuk kesakitan.

"Hendra apa sangat sakit?". Aruna tampak khawatir melihat wajah pewaris Djoyodiningrat mulai memerah seperti kepiting.

Akhirnya pria itu bisa duduk selonjoran dengan satu kaki ditekuk dan satunya lurus santai. Kaki kiri yang dia tekuk menopang sikunya, masih asyik memegangi kepala. Tampak tersiksa.

"Hendra aku panggilkan pengawal mu ya??".

_Apa mungkin dia cidera?!_ Aruna merasa bersalah.

"Jangan..! jangan!.. kau tidak tahu hal semacam ini memalukan untuk diketahui sesama lelaki". Hendra mulai bisa menemukan dirinya.

"Bagaimana kalau benda itu benar-benar cidera dan butuh penanganan dokter?!". Aruna manyun, bingung jadi satu.

Hendra hanya meliriknya.

"Mendekatlah!".