454 III-70. Hujan di Pagi Hari

Pagi menyapa, di balik jendela kamar lantai dua yang kini di tinggali sepasang suami istri. Jendela tersebut menyajikan butiran-butiran air membasahi kaca, ternyata di luar sedang gerimis.

Aruna terbangun lebih awal, perempuan tersebut menggeliat, masih malas untuk beranjak. Suara rinai hujan dan hawa sejuknya membuatnya ingin berlama-lama bersembunyi di balik selimut.

"Huuuh," ia yang terbangun menghembuskan nafas. Aruna mengintip di balik selimut. Sudah dapat di duga rasa nyaman di dada ialah ulah lelakinya.

Tangan Hendra mendekap sebelah gundukan yang terbuka tanpa pembungkus. Tampaknya semalam ada yang melucuti kancing piama buah Cherry dan menurunkan salah satu dari pembungkus dua lingkaran di dada. Sehingga telapak tangan lelaki bermata biru mendekap sempurna di sana.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com

avataravatar
Next chapter