webnovel
#ROMANCE
#COMEDY
#CEO
#ROMANTIS
#PERNIKAHAN
#BUCIN
#POSESIF
#COGAN

Ciuman Pertama Aruna

Bagaimanakah rasanya menjadi pengganti kakak sendiri untuk menikahi seorang lelaki tak dikenal hanya demi sebuah perjanjian? Itulah yang dirasakan Aruna, gadis 20 tahun mahasiswi jurusan desain ini. Ia harus menikahi Hendra, seorang CEO muda, pemilik mega bisnis di seantaro negeri! Hanya pernikahan kontrak Tak masalah tapi rumornya Hendra memiliki kekasih?? Kekasihnya malah seorang artis! Namun...apa yang akan terjadi ketika sang CEO tiba-tiba saja mulai menunjukkan bibit-bibit cinta padanya? Tak hanya itu, seorang pemuda sahabat terbaik, Damar namanya juga mendekatinya! "Apa bedanya tanggal 28 sama 29 Oktober??". Damar melempar pertanyaan. "Apa? nggak lucu gue jitak". "28 Oktober sumpah pemuda". "29 Oktober.. ". Aruna tak sadar Damar mendekati dirinya. "Sumpah aku sayang kamu". Pemuda Padang benar-benar berbisik tepat ditelinga Aruna. Membuat gadis itu gelagapan dan mendorong tubuh Damar. Siapakah yang akan dipilihnya, sang suami kontrak atau Damar, solois bersajak manis ini? Dapatkah keinginan Aruna untuk menjadi janda dan pulang ke rumahnya kelak terlaksana seiring berjalannya waktu ataukah hatinya akan luluh untuk sang CEO? Nikmati kisah Aruna, CEO Hendra dan Solois Damar dalam 'Ciuman Pertama Aruna' #available in English, title: The Beauty Inside: stealing the first kiss, get a wife. INFO : Instagram bluehadyan, fansbase CPA (Hendra, Aruna, Damar) Nikmati visualisasi, spoiler dan cuplikan seru tokoh-tokoh CPA.

dewisetyaningrat · Urban
Not enough ratings
1020 Chs
#ROMANCE
#COMEDY
#CEO
#ROMANTIS
#PERNIKAHAN
#BUCIN
#POSESIF
#COGAN

II-75. Takdir Sedang Bercanda

_Semoga kau cukup kuat untuk memilihku_ 

.

.

|Satu Bulan Kemudian|

Ketika waktu terus berlalu, mengubur sebuah rasa dalam dalam. 

Menghadirkan peluh juang dalam upaya merelakan. 

Ternyata waktu adalah proses paling ampuh yang membuat semuanya sadar, meski terkesan saling meninggalkan.

Sama seperti mereka yang kehilangan senyuman setelah perpisahan. 

Tidak ada yang pernah benar benar hilang dari ingatan apalagi dari bilik tempat menyimpan rasa yang masih bersemayam. 

Apakah takdir sedang bercanda, menantang mereka yang pernah kedatangan rasa cinta begitu hebatnya. 

Kini dua anak manusia lebih memilih menghanyutkan diri dalam kesibukan. Bergulat dengan dunia yang sengaja dibuat tanpa jeda.

Tidak ada kata perpisahan, pun tak ada kalimat tentang perjumpaan. 

Mereka larut pada imajinasinya yang sering tidak nurut. Menduga-duga dan terus menduga.