Shi Yuting terlihat ragu-ragu selama beberapa saat, namun pada akhirnya dia mengangkat teleponnya.
"Halo?"
Suara beratnya yang penuh kharisma itu menggema di telinga Jing Xinlei.
Setelah beberapa saat tidak juga diangkat, Jing Xinlei mengira Shi Yuting tidak mau menerima telepon darinya, namun ketika dia hendak memutuskan panggilan, tiba-tiba terdengar suara pria yang dikenalnya.
Hatinya tiba-tiba merasa hangat, dan sebuah senyuman terbit dari bibirnya.
"Ting, ada pesta malam ini, teman-teman akan datang, apakah kau… juga akan datang?"
Padahal hari ini adalah hari ulang tahunnya.
Lima tahun lalu, dia merayakan ulang tahunnya bersama Shi Yuting, namun setelah dia meninggalkan negara ini, dia tidak pernah lagi menerima ucapan dan hadiah dari Shi Yuting saat dirinya berulang tahun.
Shi Yuting mengangkat wajahnya, menatap Zuo Weiyi yang berada tidak jauh darinya.
Mengetahui Shi Yuting menatapnya, Zuo Weiyi cepat-cepat menundukkan wajahnya.
Apakah dia merasa bersalah?
"Ting?" Jing Xinlei mengerutkan keningnya karena pertanyaannya tidak dijawab.
Shi Yuting tersadar saat mendengar suara Jing Xinlei di telepon, awalnya dia ingin menolak, namun setelah melihat wajah Zuo Weiyi, dia berubah pikiran.
"Baiklah."
Jing Xinlei sangat gembira mendengar persetujuan Shi Yuting.
"Kalau begitu aku akan menunggumu."
Shi Yuting tidak mengatakan apa-apa lagi, kemudian dia menutup teleponnya.
Pukul 5.30.
Seluruh karyawan perusahaan sudah meninggalkan kantor, Zuo Weiyi juga berkemas akan pulang.
Setelah selesai berkemas, Zuo Weiyi melihat ke arah meja yang berada tidak jauh darinya.
Shi Yuting masih serius membaca dokumen yang ada di hadapannya.
Zuo Weiyi tidak melakukan apa-apa, dia hanya menopang dagunya di atas meja sambil mengamati wajah tampan Shi Yuting.
Merasa ada yang memperhatikan, Shi Yuting menoleh ke arah Zuo Weiyi dan mendapati Zuo Weiyi sedang menatapnya.
Saat bertatapan dengan mata Shi Yuting, Zuo Weiyi menjadi salah tingkah, dia pun dengan cepat mengalihkan pandangannya.
"Kemarilah!"
Shi Yuting melambaikan tangannya ke arah Zuo Weiyi.
Zuo Weiyi tertegun sejenak, kemudian dia bangkit dan berjalan menuju meja Shi Yuting.
"Ada apa?" Dia berdiri di seberang meja Shi Yuting.
"Kemarilah!" Shi Yuting menunjuk posisi di sampingnya.
Zuo Weiyi tertegun.
Setengah detik kemudian Zuo Weiyi melangkah ke samping Shi Yuting.
Begitu Zuo Weiyi mendekat, Shi Yuting langsung menariknya hingga Zuo Weiyi berada dalam pelukan Shi Yuting.
"Apakah lukanya masih sakit?" Shi Yuting bertanya sambil mengangkat rok Zuo Weiyi.
Suara rendah Shi Yuting seperti memiliki kekuatan magis yang dapat membuat orang yang mendengarnya mabuk.
Dipeluk oleh tubuh kekar Shi Yuting dan merasakan otot dada Shi Yuting yang kokoh membuat wajah Zuo Weiyi memerah karena malu.
Zuo Weiyi menundukkan pandangannya dan melihat jari-jari Shi Yuting yang meraba bekas luka di kakinya, "Tidak sakit, tapi kadang terasa gatal."
Kadang karena saking gatalnya dia tidak tahan untuk menggaruknya.
Zuo Weiyi mengangkat tangannya hendak menggaruk lukanya karena mulai terasa gatal.
Shi Yuting menahan tangan Zuo Weiyi, kemudian dia menggosok lembut bekas luka Zuo Weiyi menggunakan ibu jarinya.
Wajah Shi Yuting berada di bahu Zuo Weiyi, Zuo Weiyi mendongakkan kepalanya menjaga jarak dengan wajah Shi Yuting.
Pria ini agak membingungkan.
Kadang-kadang bicara sangat singkat dan arogan tanpa memikirkan perasaan lawan bicaranya, namun kadang bisa lembut dan bisa memanjakan.
Pada saat yang sama, Shi Yuting menatap matanya dan berkata, "Kenapa? Kau takut tidak punya kesempatan lagi untuk melihatku?"
Zuo Weiyi tidak mengerti maksud dari ucapan Shi Yuting.
Beberapa saat kemudian, dia melawan hatinya dan mengikuti kata-kata Shi Yuting.