webnovel

CINTA YANG PALSU

Gue hanya seorang lelaki biasa yang buncin, butuh cinta kata orang sekarang ... sekian lama gue mencari dan berpacaran walau selalu gagal, akhirnya tanpa di duga gue di jodohkan oleh bos dengan putri semata wayangnya yang cantik jelita dengan suatu syarat yang harus dipenuhi bila dilanggar maka gue harus menanggung akibat yang sangat berat ... Dan dimulailah penderitaan yang harus gue terima, membuat gue jatuh ke dasar jurang yang paling dalam ...

pangeran_Biru · Urban
Not enough ratings
26 Chs

Bagian Dua Puluh Satu

Tanpa terasa sudah 8 tahun Mario tidak ada, gue merasa sedih sekali. Apalagi Juna selalu menanyakan kemana papanya pergi, dia masih percaya papanya masih hidup. Kini Arjuna sudah berusia 14 tahun.

"Mama, kalau papa Mario sudah meninggal, mana kuburannya ?" tanyanya kepada gue, gue hanya bisa terdiam. Apa yang dikatakannya benar adanya, karena baru-baru ini pihak kepolisian datang kerumah dan memberitahu jasad yang terbakar bukanlah Mario tapi orang lain.

Gue sudah menduga, mungkinkah dia masih hidup ? tapi dimana ? gue memutuskan memberitahu hal itu kepada ibu mertua gue.

"Begitulah, kata polisi ia sedang menyelidikinya! bisa di sebut Mario masih hidup ibu! tapi dimanakah ia kini ?" ucap gue kepada ibu mertua gue, yang kini gue anggap ibu kandung sendiri dan dia tak keberatan.

"Syukurlah Mariana ! ibu sangat senang, walau sedih ! maafkan aku mariana !" gue memeluknya.

"Sabarlah Mariana, semua bukan salahmu! siapa yang jahat akan menerima akibatnya !" Bu Maemunah mengusap rambut gue. Tak terasa air mata gue meleleh. Bu Maemunah mengangkat wajah gue dan mengusap air mata dan tersenyum.

"Mama kenapa menangis nek ?" gue terkejut melihat Juna dan Cinta berdiri di pintu. Arjuna sudah menjadi remaja tampan sekarang, begitu pun Cinta keduanya memeluk gue dan menciumnya.

"Mama kalian, tidak apa-apa sayang !" ujar ibu Maemunah, tersenyum.

"Sudah mandi sana! coba kalian lihat baju kalian kotor ! ayo sana, sebentar lagi makan malam !" kata gue.

"Iya mam !" ucap mereka dan gue tersenyum.

"Sudah, kamu juga jangan bersedih !" gue mengangguk dan tersenyum kepada ibu Maemunah.

------------------

Gue terkejut mendapat kabar bokap ingin bertemu dengan gue, dan gue datang ke kantornya, setelah baru tiba dari rumah ibu mertua gue.

"Ada apa pa ?" tanya gue heran di panggil papa.

"Papa ingin kamu menghentikan penyelidkan tentang Mario !" papa menatap gue, gue tertegun tak percaya dengan apa ia bicarakan.

"Memang kenapa pa? papa tidak khawatir Mario hilang?" tanya gue.

"Sudah cukup Mariana, papa tidak mau mendengarnya lagi nama itu !" bentaknya.

"Mariana heran deh, sama papa! dulu papa bela-belain menjodohkan aku sama dia, sampai akhirnya kami menikah! ingat pah, aku ini masih istri Mario yang sah dan belum bercerai dari dia! wajar dong aku mencari suamiku yang hilang !" jawab gue memberikan penjelasan agar dia mengerti, dia yang pertama merencanakan semua ini.

"Dia toh sudah mati! kamu jangan berharap banyak !" ucap papa, gue tak percaya dengan dikatakannya.

"Asal papa tahu, yang melakukan penyelidikan itu bukan aku! tapi polisi sendir! mungkin dia tahu Mario belum lah mati masih hidup! karena mayat yang terbakar bukanlah Mario !" jawab gue, papa seperti terkejut bukan main. Biar saja gue ingin tahu apa yang dilakukan papa atas penyelidikan polisi, serapat apa pun bau bangkai toh akan tercium juga.

"Lalu apa yang kamu lakukan ?" tanya papa.

"Aku hanya menjawab apa yang ditanyakan polisi! aku kan istrinya! memang papa tahu tentang ... Mario ?" tanya gue menatap papa.

"Apa maksudmu Mariana ?" tanyanya.

"Engga, terakhir ketemu dengan Mario adalah papa bukan ?" tanya gue, muka papa berubah merah.

"Kamu mencurigai papa ?" tanya.

"Loh papa ini aneh, Mario kan bekerja disini ? terakhir aku telpon dia katanya akan bertemu papa ?" ujar gue.

"Lalu kalau iya memang kenapa ?" tanya papa berdiri.

"Nah, Mariana tidak menuduh papa! jadi benar dong !" jawab gue.

"Mariana, kamu jangan macam-nacam !" papa menatap gue tajam.

"Papa mau melakukan apa memangnya kepada Mariana? membunuh putri sendiri ?" tanya gue.

"Papa serius, bila tidak papa mengambil fasilitasmu !" jawab papa.

"Fasilitas ? apa tidak salah? sudah sejak lama aku tidak lagi melakukan itu! aku kini punya perusahaan bukan dari papa tapi warisan mama untuk aku! modal pernikahan ? baik aku akan melunasinya ! dan papa jangan macam-macam mengganggu perusahaan aku ! justru papa banyak berhutang kepada Mariana !" ucap gue tegas dan sedikit tinggi dan menatap papa tajam, gue bangun.

"Sepertinya papa harus memikirkan kehidupan papa sendiri ! kalau tidak dalam sekejap akan hilang !" gue pun pergi meninggalkan dia.

"Sialan !" maki Joko Subroto, dia tahu putrinya benci kepadanya atas apa dilakukannya.

------------------

Rupanya ancaman papa benar, ia mulai menggoyang perusahaan gue. Gue marah dengan hal itu, atas laporan Daniel. Ya, dia sekarang bekerja sama dengan gue. Kini bukan hanya butik, pabrik pakaian dan juga restoran serta cafe yang gue punya. Di mulai review jelek di sebuah media sosial tentang restoran dan Cafe yang sebelumnya tidak ada masalah berarti.

Sedang butik setelah Singapura merambah ke Malaysia, pakaian gue pun berhasil berkesempatan menjajal fashion week Asia. Dan dari Fashion week di Indonesia tak pernah absen, begitu pun dengan Singapura dan Malaysia, kini beberapa waktu lalu dan akan datang di undang ke Fashion week di Paris dan New York.

"Mariana, bagaimana ini ?" tanya Daniel, dia kini bisa berjalan normal setelah di operasi, Arjuna tahu dia papanya tapi walau begitu tahu Mario lebih kuat darinya. Tapi tetap hubungan mereka baik-baik saja, begitu pun dengan Cinta. Kami sekarang sebagai teman saja tak lebih, karena status gue masih istri Mario.

Tenang saja saja, gue tahu siapa pelakunya !" jawab gue sambil menatap Daniel yang sampai saat ini masih single belum menikah.

"Apa ini akibat pertemuan kamu dengan papamu tempo hari ?" tanyanya, gue mengangguk.

"Bisa begitu ! Daniel lo, gue perintahkan untuk menyelidikinya ya ! lo tahu sendiri gue sebentar lagi mau ke New York, untuk itu gue harus mempersiapkan semuanya !" perintah gue.

"Kalau bisa minta bantuan pak Suherman !" Daniel mengangguk, sejak awal setelah diberi tahu oleh Mario, gue dan Daniel bertemu dengannya. Dia bergerak cepat sayang terlambat, dia kehilangan jejak Mario. Tapi dia tetap menyelidiki kasus ini.

Gue memang mempersiapkan baju-baju yang akan gue bawa ke New York Fashion minggu depan, memang agak mepet tapi semua sudah gue antisipasi sebelumnya. Pakaian yang gue bawa lebih ke moderen tapi tidak menghilangkan identitas budaya Indonesia. total ada 28 baju yang akan di bawa kesana. Modelnya sudah ada dari sana dan kebanyakan bule.

Gue sudah pernah ke Fashion week Paris, dan mendapat sambutan hangat, jadi gue sudah mempunyai pengalaman, begitu pun di Singapura dan Malaysia yang butik gue menyasar kaum muda. Akhirnya insiden dengan restoran telah selesai, Daniel memberitahu gue. Tapi untuk saat ini gue belum bereaksi, karena gue mendengar, perusahaan Batu bara milik papa sedang bermasalah kapalnya disita oleh otoritas sana karena impor ilegal ke luar negeri. Begitu pun tambang emasnya. Jadi dia dipusingkan dengan hal itu, ditambah yang lain. Gue hanya tersenyum saja.

Gue pun berangkat ke New York dengan asisten gue Lidya untuk membantu bila ada apa-apa, dia pandai menjahit dan tahu apapun keinginan gue. Daniel, Arjuna dan Cinta mengantar gue ke Bandara. Mereka ingin ikut tapi belum liburan jadi tidak bisa, tapi gue berjanji untuk mengajak mereka jalan-jalan. Karena bila ke Singapura dan Malaysia sudah sering mereka kunjungi.

Bersambung ....