" Jangan berkata seperti itu, Allah pasti akan kasih. Tapi mungkin belum sekarang. Percayalah," ucap Sabrina menenangkan Anaya.
Anaya tersenyum namun tidak dengan Ardhan. Dirinya merasa kesal. Karena Anaya selalu saja berbicara hal yang sudah berapa kali ia katakan untuk tidak bicara yang tidak-tidak.
" Pa, Ma, sepertinya Ardhan harus pergi sekarang," pamit Ardhan segera berdiri. Anaya sedikit terkejut karena Ardhan tidak memberi aba-aba padanya.
" Kok pergi?" tanya Anaya heran.
" Udah mau ke Cafe, Dhan?" tanya Pratama yang segera diangguki Ardhan.
" Iya, Pa. Ardhan harus mengecek toko-toko yang lain agar tidak jadi masalah seperti kemarin," terang Ardhan.
"Kalau begitu Anaya juga pamit, Pa, Ma," ucap Anaya.
" Baiklah. Kalian bekerja yang baik ya. Papa selalu mendoakan kalian agar selalu diberikan kelancaran," ucap Pratama mendoakan.
" Aamiin," sahut Ardhan dan Anaya bersamaan.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com