webnovel

CINTA UNTUK RATU

Percintaan yang terjadi di tengah-tengah eratnya persahabatan membuat satu sama lain membenci dan merenggangkan persahabatan yang telah terjalin selama belasan tahun. Mampukah mereka semua berpikir dewasa?

Putri_Mataram69 · Teen
Not enough ratings
7 Chs

Seventh

Andrew berdehem membuat Ratu kembali pada kesadarannya. Wanita itu menoleh, matanya bertemu dengan mata Andrew. Dia melihat punggung Lewis yang telah menghilang di atas tangga. Sialan!

~~~

Di lantai atas terdapat lima buah kamar dan ruangan terbuka seperti balkon tapi lebih luas lagi dan penuh dengan rumput buatan. Wow.

Dan tidak jauh dari bangunan ini aku melihat sebuah landasan untuk helikopter di ujung rumah ini. Sungguh speechless.

Ratu melihat

Topan dan Guntur sedang sibuk membuat api untuk membakar ayam serta yang lainnya.

Arya sedang memotong ayam.

Aris sedang membuat sate dari cumi.

Lewis terlihat sedang mengupas bawang dan cabai untuk sambal.

Dan hai, siapakah lelaki yang paling santai disitu?

Pandangan mata mereka bertemu, Ratu hanya tersenyum tipis kemudian berjalan menuju Lewis.

"Satriyo kok belom datang ya, Lew?" Ratu berbisik di telinga Lewis hingga membuat bulu kuduknya meremang.

Lewis berdehem untuk menetralisir degup jantungnya. Selalu saja.

"Jam lapan katanya baru otw."

"Ohh, gue ma-"

Ucapan Ratu tergantung sebab ada seseorang dengan suara beratnya berteriak dengan lantang dan tak tahu malu.

Eros.

"Brisik amat lo Ros baru datang." ketus Arya dari kejauhan.

Sedangkan yang di ketusin hanya cengengesan. Nampaklah sosok mungil dari balik punggung Eros. Gadis yang tingginya hanya seketek Eros, mungkin tingginya hanya 153.

Wajahnya tak begitu cantik, tetapi manis dengan make-up tipis. Kulitnya sawo matang, ujung rambut menyentuh bahunya. Terlihat malu-malu ketika di tatap oleh kawanan Eros.

Gadis itu memegang ujung baju Eros dan menunduk.

Ratu pun bangkit dari keterjongkokkannya. Kecantikan Ratu bak Cleopatra membuat gadis itu minder dan semakin menunduk.

Ratu menaik turunkan alisnya menggoda Eros sedangkan senyum Eros tak henti-hentinya mengembang bagai adonan pukis.

"Hai." sapa Ratu.

Gadis itu mendongak, matanya berwarna hitam pekat berbeda dengan mata Ratu yang menampilkan warna cokelat gelap dengan biru di lingkaran luar.

Ratu mengulurkan tangannya, gadis itu terlihat minder dengan kulit Ratu yang bersih dan bercahaya.

"Ratu"

"Dia"

Ratu menaikkan sebelah alisnya dan mengulang perkataan gadis itu, "Dia? Gue nanya nama lo kok."

"Nama gue Dia."

Ratu tertawa kecil, "Dia atau Dyah?"

"Dia. Dia Nirwana."

Dan meledaklah tawa manusia laknat di atas sana. Gadis itu sedikit menyesal, kenapa kedua orangtuanya memberikan namanya 'Dia'. Ingin menangis rasanya.

Ratu menggaet lengan kecil Dia tanpa persetujuan Eros.

Ratu membawa Dia untuk duduk bersama Lewis. Para wanita itu duduk berbincang walaupun ada sorot malu di dalam mata Dia. Setidaknya Ratu senang, dirinya bukan wanita sendirian di sini.

Yudis yang seorang polisi muncul dengan gagahnya dari luar, masih dengan seragam polisinya. Bodynya tegap, tidak besar dan kurus. Sangat pas. Wajahnya juga baby banget.

Di belakang Yudis, mata Ratu terbelalak melihat Satriyo membawa seorang wanita. Yang Ratu tau, wanita itu bukan adik tau sepupu Satriyo.

Siapa dia?

Ratu berpura-pura tak melihat saat Satriyo berjalan ke arahnya. Ratu melihat kaki telanjang Satriyo di depan matanya.

"Beibh."

Ratu mendongak mendengar suara Satriyo yang begitu mengalun indah bak suara malaikat.

Ratu tersenyum tipis, kemudian dia melanjutkan lagi untuk membumbui semua bahan yang telah di siapkan. Tangan Satriyo terulur mengusap kepala Ratu kemudian dia menunduk dan mengecup singkat pipi Ratu.

Semua sahabat mereka sudah terbiasa dengan adegan uwuw Ratu dan Satriyo. Berbeda dengan wanita yang di bawa oleh Satriyo dan Dia serta Andrew yang mematung di depan pintu masuk.

Satriyo meninggalkan Ratu dan berjalan ke arah Eros dan Arya serta yang lain. Sayup-sayup Ratu mendengar pembicaraan mereka.

"Tadi Eros, sekarang elo Sat bawa cewek. Sapa nih?" celetuk Topan.

"Nyokap gue nih suruh bawa-bawa anak orang" Satriyo menjawab sembari membuka ciki di tangannya.

Sedangkan sang tersangka hanya diam.

"Nama lo siapa?" pertanyaan Yudis membuat keadaan hening.

Wanita itu terlihat tersenyum dengan angkuhnya berbeda dengan Dia yang malu-malu. Wanita ini malah malu-maluin.

Lihat saja penampilannya.

Baju kurang bahan.

Dandanan terlalu tebal.

Paha mulus yang terekspos.

Rambutnya berwarna pink.

Dan wajah sombongnya padahal wajahnya di bawah Ratu.

Belagu.

"Ada Amania kak."

Bengek. Itu yang di rasakan kumpulan laknat itu sekarang. Tadi Dia sekarang Ada. Sebenarnya apa yang terjadi??

~~~

Andrew sedang duduk di sebuah kursi kayu jati panjang di balkon berdua dengan kakaknya, Andra. Sementara yang lain tengah berada di kamar untuk bermain game atau di depan TV. Ayah Andrew termasuk orang yang membuka mata dalam hal pergaulan anaknya. Dia memperbolehkan anaknya berbuat apa saja selama tidak merugikan perusahaan.

"Gue ketemu sama Clara tadi sore."

Andrew membuka percakapan, matanya menatap bintang-bintang yang memenuhi langit. Andra menghela napas pelan, matanya menatap ke bawah dimana kolam renang berada dengan seorang wanita dan lelaki yang duduk berhadapan di lantai.

"Ngapain dia?"

"Gue cuman ketemu di market doang sih terus dia ngomong kalo Ratu anaknya juga, soalnya gue lagi sama Ratu tadi."

What!

Andra terkejut. Kepalanya menoleh dengan cepat ke arah Andrew.

"Gue juga gak tau bener apa gak, gue masih ngediemin Ratu." sambung Andrew.

"Elo suka kan sama Ratu?" tanya Andra.

Andrew tertawa kecut, "Lo gak nyambung, Ndra."

Andra tertawa lepas. Dagunya menunjuk ke arah bawah di mana seorang lelaki bernama Lewis sedang mengelus rambut panjang Ratu. Entah apa yang di rasakan Andrew, apa benar dia suka dengan wanita yang di panggil Queen oleh teman-temannya? Jika iya, apa yang spesial dari seorang Queen?

"Dari cara mata lo natap dia aja udah beda, Ndrew. Dalam dan menginginkan. I know you lebih dari diri lo sendiri." jelas Andra.

Sangat sulit memang meyakinkan Andrew yang memiliki gengsi cukup tinggi. Andrew angkuh jika bersama orang yang tidak dia kenal. Atau bawahannya di kantor atau mungkin kliennya.

Ponsel Andrew menampilkan postingan Instagramnya yang telah banjir dengan komentar.

♥️3.696 likes 1.069 komentar

C'aya12135 : Queen nih??

Ydhstrapol : Hati2 bawa anak gadis.

C'aya12135 : @Ydhstrapol ealah pak pol jgn main ig mulu. Sono cari kejahatan.

Bang-SatR : 👍👍👍 bagus beibh. Lanjutkan.

                   20 balasan

Elmina22 : Ini cewek yg hari itu sama pak bos kan?

                  54 balasan

Andrew tersenyum tipis. Ratu bisa mengubah dunianya. Andrew ingin mengklarifikasi apa hubungan Ratu dengan Clara.

Andrew bangkit dari duduk nyamannya. Matanya sekali lagi menatap ke bawah di mana masih ada sepasang makhluk ciptaan Tuhan di bawah sana. Lelaki tampan itu melirik arloji mewah yang ia kenakan di pergelangan tangan kirinya.

Pukul 12:03.

Gak terasa.

~~~

Lewis menggenggam jemari Ratu setelah wanita itu puas menceritakan apa yang terjadi tadi sore. Hanya dengan Lewis dia berani mengungkapkan segala perasaannya. Ratu tau bahwa Lewis mencintainya dan Lewis tau bahwa cintanya tak membutuhkan balasan.

Lewis menyipitkan mata kala ia melihat siluet lelaki memakai kaos polos berwarna hitam dan celana pendek berjalan ke arah mereka.

Andrew.

Lewis mencubit pelan dagu Ratu sebelum dia beranjak berdiri.

"Eh, mau kemana?" Ratu menahan tangan Lewis yang tergantung di udara.

Lewis tak menjawab tetapi matanya menatap lurus ke belakang Ratu. Wanita itu menoleh dan mendapati Andrew sedang berdiri sambil memegang handphone di belakang Ratu.

Lewis berlalu sambil menepuk bahu lebar Andrew.

Andrew mendudukkan bokongnya di sebelah Ratu. Mereka berdua menatapi air kolam yang tenang walau sesekali beriak karena angin.

"Maaf."

Ratu menoleh, dia mendapati Andrew duduk bersila dengan kepala yang menunduk.

"Gue gak gentle tadi ninggalin elo." sambungnya.

"I'm fine."

Andrew membenahi duduknya, menghadap Ratu dari samping.

"Tadi itu mama kamu?" tanya Ratu.

Andrew mengangguk. Jelas wanita itu adalah perempuan yang melahirkannya. Semau apapun dia menampik tetapi Tuhan memberikan Andrew warna mata persis dengan mamanya. Zamrud. Warna mata yang jarang di miliki manusia.

"Oh. Jadi?" sambung Ratu.

Andrew menaikkan sebelah alisnya, "Jadi?"

Ratu hanya diam. Menunggu Andrew melanjutkan kalimatnya.

"Jadi, dia udah cerai sama bokap. Udah lama."

"Elo tau sebabnya?"

Andrew menghela napas, dia benci mengingat kenangan dimana Ayahnya jatuh sakit karena kelakuan mamanya itu.

"Dia pergi demi pria lain." jawab Andrew.

Ratu tak menyangka dunia sesempit ini, "Elo tau siapa pria itu?"

Andrew menggeleng.

Ratu memejamkan mata sejenak sebelum dia menatap mata indah Andrew lagi.

"Bokap gue."

Hai, jangan lupa berikan vote dan komen ya supaya diriku semakin rajin menyusun kalimat per kalimat di cerita ini. Love you all.