webnovel

Penolakan Yudha

Aku hanya mampu menangis, sementara Kak Diaz dengan uluran tangannya meraih dan menggengam erat tanganku.

Kak Diaz mencoba menenangkan aku, dam memohon untuk aku menikah dengannya kembali.

"Sudahlah Vanesa, jangan menangis lagi. Kamu sangat berharga dan berati di dalam hidupku," ucap Kak Diaz dengan menghapus air mata aku.

"Aku mohon, kamu menikahlah dengan aku Vanesa. Aku nggak akan biarkan orang seperti kamu terluka," ucap Kak Diaz dengan menitikan air mata.

Kak Diaz sangat baik kepadaku, tetapi aku nggak akan membiarkannya bertanggung jawab dengan apa yang tidak dia lakukan.

"Kak aku capek, dapatkah kau antarkan saya pulang?" tanyaku dengan tersenyum.

"Ayo kita pulang!" ucap Kak Diaz dengan tersenyum.

Setibanya aku di rumah, hatiku begitu sakit dan perih entah kenapa aku menangis dengan derasnya. Tatkala Ayah Yudha dan Ayahku mengumumkan pernikahan Yudha dan Pelangi akan di laksanakan dua bulan lagi.

Aku sontak berteriak dengan mengatakan melarang Yudha untuk menikahi Pelangi, karena aku telah hamil dan membutuhkan pertanggung jawaban dari Yudha.

"Jangan pernikahan Pelangi dan Yudha nggak boleh terjadi, Yudha aku hamil anak kamu. Aku membutuhkan pertanggung jawaban kamu," ucapku dengan nada meninggi.

Mereka memandang aku hina, mereka semua menatap tajam ke arahku. Aku di bilang halu terlalu banyak menghayal.

"Kamu itu gila iya Vanessa, kamu ini sengaja mempermalukan saya. Kamu seharusnya sadar diri akan posisi kamu yang hanya anak pungut," ucap Ayah dengan nada meninggi.

"Kamu itu terlalau banyak menonton sinenton rupanya, dasar kamu nggak tau diri jalang. Aku dan suamiku membesarkan kamu dari kecil sangat percuma jika kamu bnerubah menjadi jalang," ucap Ibu dengan nada meninggi.

Aku tak menyangka, jika tetap saja akan seperti ini. Bahkan Pelangi kini sudah berdiri tepat di hadapanku dengan menyiram air di hadapan aku.

"Aku yakin jalang seperti kamu, iya kamu yang sengaja menggoda Yudha. Padahal Yudha sangat mencintai kamu tak akan mau dia menikahi anak pungut seperti Kakak," ucap Pelangi dengan nada meninggi.

Yudha hanya diam, hingga akhirnya dia bersuara. Aku sangat berharap sekali dia mau bertanggung jawab tetapi nyatanya tidak. Dia menghampiri aku.

"Kamu gunakan saja cek lima milyar, untuk menggugurkan kandungan kamu. Jika kurang akan aku berikan lagi," bisik Yudha dengan tertawa menyeringai.

Darahku semakin mendidih, aku tak tahan akan hinaan ini. Aku akhirnya mengambil cek yang ada di tasku aku langsung merobeknya di depan Yudha. Semua orang melihatku dengan tatapan menghina aku. Aku yang seakan tak peduli, hanya dapat berkata.

"Saya bukan cewek matre, saya wanita terhormat. Sekali pun saya sudah tidak suci lagi tetapi saya orang baik, bukan orang jahat sekali. Yang tega menghalalkan segala cara," ucapku dengan menitikan air mata.

Tetapi yang aku sesalkan adalah, aku seharusnya mampu menghajarnya karena sudah menghina dan merendahkan aku.

Ayah dan Ibuku mengepak tasku dan mengusir aku dari rumah, aku akhirnya tinggal di rumah Kak Diaz dan Tante Rose.

Malam berikutnya ada orang yang memukuli Kak Diaz, dia juga menculik aku dari Kak Diaz. Aku hanya dapat merintih kesakitan ketika aku sedang hamil muda, aku di hina dan di siksa oleh penculiknya. Pencekap itu menyebutkan nama Bos Yudha.

Yudha benar-bebnar sangat jahat sekali, Yudha tega melakukan ini kepadaku, Kak Diaz dan Tante Rose.

Hingga saat ini aku nggak tau kondisi Kak Diaz dan Kak Rose, aku selama di sekap, hanya di kasih makan sedikit. Bahkan mereka semua, hampir menendang bayiku.

Aku di suruh meninggalkan kota Jakarta, jika aku ingin anak yang ada di dalam kandunganku selamat.

Dengan terpaksa, aku akhirnya pergi meninggalkan kota Jakarta, aku pergi menuju kota kembang Bandung.

Di Bandung hidup aku sangat memperhatinkan, aku pikir orang yang menolong aku Tante Risma sangat baik. Tetapi nyatanya Tante Risma, dia sangat jahat kepadaku, dia jahat sekali menjerumuskan aku. Aku terpaksa harus masuk ke lembah hitam. Dengan menjual diriku menjajahkan diriku ke lelaki hidung belang dalam keadaan hamil. Demi aku bertahan hidup. Jika aku nggak mau, Kak Risma akan mencelakai aku dan anakku.

"Sekarang kamu kenakan ini, aku juga akan menandani kamu. Sekarang kamu primadona baru sekali pun kamu dalam keadaan hamil," ucap Tante Risma dengan tertawa menyeringai.

"Saya lagi hamil Tante, lambat laun saya nggak kuat lagi melayani para tamu. Perut saya sakit sekali Tante," ucap aku dengan menolak.

"Kamu jangan begitu, kamu melayani tamu malam ini. Kamu dan anak kamu akan selamat," ucap Tante Risma dengan tertawa terbahak-bahak.

Tante Risma mengatakan jika dia akan memberikan aku uang lebih, jika aku mau menurut.

Akhirnya aku tetap melayani lima lelaki hidung belang sekaligus dalam hari ini, meski pun aku kesakitan karena aku sedang hamil.

Setelah selesai ada pemuda yang menatap aku, dia memperkenalkan dirinya sebagai Angga. Angga sangat tampan sekali, tetapi mungkin dia hanya sekedar basa basi saja mau berkenalan dengan aku.

"Perkenalkan saya Angga, siapa nama kamu Nona manis" tanya Angga dengan tersenyum.

"Saya adalah Vanesa," jawab aku dengan singkat.

"Jika kamu haus, minumlah ini. Ini ada juice untuk kamu," ucap Angga dengan memberikan juice kepadaku.

Kami minum bersama, Angga sangat baik tertapi aku harus tetap waspada. Dulu aku sangat trauma sekali, aku dulu di perkosa oleh Yudha hingga aku hamil, karena dia menolak aku, aku sampai menderita aku sekarang harus terjerumus sebagai wanita malam di club ini.

Aku bodoh, kenapa aku tolak Kak Diaz? Seandainya waktu itu aku bilang jika aku tidak bilang hamil kepada Yudha dan keluargaku. Mungkin kami akan selalu bahagia, mungkin kejadiannya nggak akan seperti ini.

"Nona minum yang banyak, kamu jangan khawatir. Kamu harus tau iya saya tak akan menyakiti kamu," ucap Angga dengan tersenyum.

Angga sangat baik, tetapi tetap aku harus waspada. Sebelum pergi dari club, Angga sempat berbisik ke telinga aku.

"Vanessa kamu sedang hamil, kamu harus keluar dari sini. Kasihan anak dan kandungan yang ada di dalam kandungan kamu," ucap Angga dengan berbisik.

Sebenarnya aku nggak mau, jika nasib aku harus berakhir seperti ini. Tetapi anak yang ada di dalam kandungan aku, aku harus berjuang dengan sekuat tenanga demi anak yang ada di dalam kandungan aku.

Intinya sekarang aku harus cari ung yang banyak, demi buka usaha bersama dengan anakku. Hanya hidup berdua dengan anakku. Aku nggak mau, hidup aku berakhir kecewa dan sakit. Cukup aku yang sakit dan berdarah-darah asalkan anak yang di dalam kandungan aku bahagia.

Bersambung.