webnovel

Pria yang Paling Diinginkan Para Wanita Di Seluruh Negeri untuk Dinikahi

Editor: Wave Literature

Telepon dari Gu Qiaoxue benar-benar membuat Huo Weiwu makan hati. Setelah telepon itu berakhir, Huo Weiwu mencoba menenangkan diri.

Beberapa saat kemudian, terdengar suara ketukan pintu. Huo Weiwu terbangun, ia membuka pintu kamarnya. Terlihat Bibi Long sudah mempersilahkan Yan Zi untuk masuk.

Setelah Yan Zi melihat Bibi Long, ia tersenyum pada Huo Weiwu, "Kak Huo, kau punya pembantu, apakah kau sudah punya uang? Sudah dapat pekerjaan? Atau sudah dapat pacar?"

"Dia bibiku." Jelas Huo Weiwu.

"Oke, ini untukmu." Yan Zi memberikan benda dalam sebuah kantong plastik. Huo Weiwu menerimanya, "Apa ini?"

"Aku takut kalau kakak akhir-akhir ini merasa bosan di rumah, jadi aku membawakanmu novel dan CD, sambil kau menanti cinta terbaikmu."

Huo Weiwu membuka kantong plastik dan melihat isinya, "Ketulusan cinta memang berharga, namun kebebasan jauh lebih berharga. Kisah keluarga Malisu ini sesuai dengan kamu yang seorang gadis muda."

"Kak, kau tahu sekarang siapa pria yang paling diinginkan seluruh wanita di negeri ini untuk dinikahi?"

Huo Weiwu mengambil KTP Yan Zi dari dalam dompet, kemudian memberikannya kepada Yan Zi, "Siapa? Huo Hua? Atau seorang penyanyi?"

"Mereka cuma artis. Pria yang kumaksud itu Gu Gaoting. Kau pernah mendengarnya? Presiden memberinya sebuah wilayah kepulauan dan memberinya gelar raja. Intinya, dia sangat tampan, sebelumnya ia pernah tampil di TV, hanya menampilkan salah satu sisi wajahnya, lalu menyapa seluruh penggemarnya. Bagaimana bisa ada orang yang setampan itu. Seperti dewa yang muncul dari Roma. Sekarang, sudah ada lebih dari 20 juta unggahan dari penggemarnya tentang dirinya."

"Gu Gaoting punya postingan?" Huo Weiwu ingat Gu Gaoting tidak suka hal semacam itu.

"Itu semua dari penggemarnya sendiri yang mengunggah. Kalau dia punya Weibo, aku yakin penggemarnya bisa bertambah jadi ratusan juta. Tapi, dia sepertinya tidak punya Weibo. Benar-benar sangat misterius. Aku juga mendengar, dia juga salah satu member di perusahaan antar negara di tempat kerjamu dulu. Apakah kau pernah bertemu dengannya?" Yan Zi terlihat iri.

"Saat di kantor, aku tidak pernah bertemu denganya. Kenapa hari ini kau datang hanya untuk bergosip tentang dia?" Tanya Huo Weiwu sambil memasukkan KTP ke tangan Yan Zi.

"Sebenarnya aku datang bukan hanya itu. Besok aku ikut pesta. Mereka bilang, orang-orang yang datang adalah pejabat tinggi. Mereka datang untuk mencari pacar. Pestanya diadakan di vila dekat pantai dan diadakan untuk tamu khusus. Aku ingin kak Weiwu menemaniku." Yan Zi menggandeng lengan Huo Weiwu.

"Kakiku masih sakit, pasti tidak akan nyaman." Huo Weiwu menolak.

"Tolonglah, kak, aku sudah meminjamkan KTPku yang berharga kepadamu. Dan juga..., " Yan Zi meletakkan lima ribu Yuan di atas lemari dekat ranjang, "Sepeserpun aku tidak mau menerimanya."

"Aku tidak tertarik dengan para pejabat tinggi. "Huo Weiwu tetap mengembalikan uang itu pada Yan Zi. Namun, Yan Zi juga menolak untuk menerimanya kembali, "Kau harus menerimanya."

"Kalau Kak Huo tidak tertarik dengan para pejabat, cukup temani aku saja. Aku sudah dapat nomor kamar untuk menginap. Nanti di sana kau hanya menonton televisi di dalam kamar pun tidak apa-apa. Aku hanya tidak ingin merasa sendirian dan canggung. Kumohon, bantu aku Kak Huo." Ujar Yan Zi memohon.

"Yaa...ya… baiklah." ucap Huo Weiwu

"Kalau begitu, besok aku menjemputmu. Jangan lupa untuk berdandan yang cantik dan berpenampilan terhormat." Pinta Yan Zi, lalu ia pergi dengan hati senang.

Huo Weiwu langsung terlentang di atas ranjang. Kalau bukan karena KTP Yan Zi yang dipinjamkan untuknya, ia malas untuk ikut.

Matanya kemudian melirik ke novel 'Kejahatan Di Atas Ranjang' yang ada di dalam kantong plastik.

'Waaah, sebuah buku yang berwarna.' Pikir gadis ini.

"Dia menggunakan itu.... pada kulitnya yang lembut. Serangkaian getaran membuat tubuhnya bergelombang..." Wajah Huo Weiwu tersipu saat membaca itu. Tiba-tiba, pintu terbuka.

Ternyata Gu Gaoting masuk tanpa mengetuk pintu, langkahnya terlihat berat, lalu melihat buku yang ada di tangan Huo Weiwu.