webnovel

Komandan Marah, Konsekuensinya Sangat Serius

Editor: Wave Literature

Pengawal Guo langsung mengantar Huo Weiwu ke garasi mobil. Dengan mengenakan mobil mewah, mereka langsung melaju meninggalkan rumah keluarga Gu. Mobil itu melaju ke daerah Long Yu Cheng.

Huo Weiwu menoleh melihat mobil berlapis baja yang sedang mengikuti mobilnya. Para prajurit di mobil itu menatap mobil yang dinaiki Huo Weiwu.

Pandangan Huo Weiwu meredup, ia merasa bagaimana caranya agar bisa lolos dari pengawasan orang-orang. 

Ia pun kembali menoleh ke belakang untuk melihat lebih jelas.

Jemari Huo Weiwu menyentuh permukaan kakinya. Ia pun menoleh ke depan dan bertanya, "Ajudan Guo, coba pikirkan, kalau aku bilang ke Gu Gaoting bahwa kau mencoba memaksaku, apa yang akan terjadi setelahnya?"

Ajudan Guo menjadi kaget, lalu memandang wajah dingin Huo Weiwu. Beliau pun menjawab dengan sopan, "Komandan sangat pintar. Walaupun kekasihnya memberi perintah yang menentangnya sendiri, aku tetap tidak berani."

Huo Weiwu mengangkat sudut bibirnya dan memandang ajudan Guo. Ia tidak menyembunyikan kelicikan di matanya, "Jadi kalau aku bilang padanya bahwa aku mengagumi kesetiaan dan kejujuran ajudan Guo yang perhatian terhadap perempuan, mengapresiasi sikap Anda, menurut Anda apa yang akan dilakukan oleh komandan?"

Ajudan Guo berubah menjadi panik, wajahnya memucat dan memberikan pembelaan dengan suara lemah, "Komandan akan memindahkan aku, dan meminta Nyonya untuk menjauh dariku juga."

Huo Weiwu tersenyum lebih cemerlang. Ia pun menepuk-nepuk bahu ajudan Guo dan melihat ke arah depan. Ia juga merapikan baju dan berkata, "Suruh pasukanmu meninggalkan kita, beri aku waktu 10 menit, boleh kan?"

"Kalau komandan tahu, bisa-bisa aku mati tanpa dikubur." Ajudan Guo mengerutkan alisnya.

Huo Weiwu membalikkan badan lalu bersandar pada kursi. Ia tersenyum mempesona. Ia bernegosiasi dengan tenang, "Tidak ada yang tahu selain aku, kau dan Tuhan. Kita tidak bilang siapa yang akan tahu kan? Atau kau ingin dipindahkan tanpa bisa kembali lagi?"

"Aku tahu." Ajudan Guo akhirnya mengalah, "Aku hanya bisa memberimu waktu 10 menit."

"Ajudan yang pintar!" Puji Huo Weiwu.

Sesampainya di Long Yu Cheng, ajudan Guo gemetaran menyuruh para prajuritnya pergi.

Secepatnya Huo Weiwu mengambil dokumen-dokumen penting, baju yang seadanya, dan memasukkannya ke dalam koper. Tidak lupa ia juga memakai kaca mata hitam. Setelah keluar dari lift, ia lemparkan koper itu ke kursi belakang mobil dan menutup bagasinya mobil. Ia pun segera naik ke mobil dan menginjak gas sehingga membuat ia dan mobilnya langsung pergi sekali jalan. 

Ketika kecepatan mobilnya meningkat, ia lega. Ia sandarkan kepalanya di jendela mobil dan merasakan udara kebebasan masuk kepadanya sekaligus menguraikan helaian rambutnya karena angin yang melewati kepalanya.

Huo Weiwu menyinggungkan senyuman. Ia pun teringat dengan lagu yang berjudul 'Balerina Kesepian'. Lirik lagu tersebut tertulis, 'terakhir kali melihatmu, sekaligus memberitahumu, sampai jumpa lagi, rajaku.'

Huo Weiwu puas akan dirinya sendiri. Sayangnya jalan yang dilalui di depannya sedang terjadi kemacetan.

Selama 10 detik, ia terjebak di tengah-tengah kemacetan oleh mobil yang ada di belakangnya. Ia hanya bisa keluar lewat jalan keluar yang sengaja dibuat.

Huo Weiwu kemudian bertanya pada seorang polisi lalu lintas yang kebetulan lewat. "Pak, di depan ada apa? Kenapa bisa terjadi kemacetan di jalan tol?"

"Ada pemimpin daerah yang datang. Semua kendaraan dilarang melintas. Anda sebaiknya keluar lewat pintu keluar saja." Kata polisi lalu lintas itu.

Huo Weiwu tidak punya pilihan lain. Ia pun keluar lewat pintu keluar.

Di depan, terdapat empat buah mobil baja memblokir jalan dan hanya memberi sebuah jalan.

Huo Weiwu punya firasat yang tidak enak. Ada sebuah mobil yang membuntuti mobilnya. Dia tidak bisa mundur, hanya bisa berjalan maju.

Akhirnya mobil yang tadi membuntutinya, berjalan melewati mobil Huo Weiwu. Sebuah mobil baja memblokir jalan satu-satunya.

Huo Weiwu terpaksa berhenti.

Ajudan Guo turun dari mobil baja itu, berjalan menuju Huo Weiwu. Wajahnya pucat saat mengatakan sesuatu kepada gadis ini, "Aku sudah memberi Anda waktu 10 menit. Setelah komandan tahu akan hal itu, ia pun memblokir semua jalan jadi Anda tidak bisa pergi. Komandan marah sekarang. Anda jangan lagi sekali-kali membantahnya, kalau tidak, akibatnya akan serius."

Huo Weiwu memandang ajudan Guo. Dari matanya, ia terlihat panik.

Jika Gu Gaoting tahu bahwa calon istrinya melakukan hal yang sudah dia peringatkan, calon istrinya itu memperhitungkan bahwa mati hanya terdiri dari satu kata, dan dirinya hanya memiliki satu kesempatan setelah ini.