Masih ada waktu dua jam. Gu Gaoting memanfaatkan sepanjang waktu ini untuk menggoda Huo Weiwu.
"Kalau kau ingin aku merasa nyaman, jangan mengganggu Yan Zi." Huo Weiwu mengambil kesempatan ini untuk menekankan hal itu. Ia pun pindah dari tubuh Gu Gaoting menuju ke sampingnya untuk duduk di sebelah Gu Gaoting.
"Beginikah responmu?" Tanya Gu Gaoting sambil menuangkan anggur merah ke dalam gelas. Wajahnya yang tegang, kini berubah sedikit santai. Saat seperti ini, wajah pria ini makin terlihat tampan. Gu Gaoting kembali melihat mata Huo Weiwu seperti elang, tampak memandang tajam dan fokus.
Seketika Gu Gaoting memuramkan kedua matanya. Sebaliknya, Huo Weiwu masih tampak polos, tapi tidak bodoh. Gadis ini tentu tahu hal yang diinginkan prianya.
Di depan Gu Gaoting, Huo Weiwu memberontak, berjuang melawan dengan peluang yang luar biasa.
Gu Gaoting adalah seorang pemburu titisan Sang Dewa Perang dalam legenda, ia selalu berhasil di setiap usaha kerasnya dan tidak ada yang tidak bisa ia lakukan. Selain cepat dan tepat, Gu Gaoting juga bisa membuat orang terpaksa untuk menyerah.
Keberanian semacam ini, tidak hanya bisa disampaikan lewat mata, tapi juga lewat gaya dan tindakannya selama bertahun-tahun.
Selama Gu Gaoting ingin menghancurkan sesuatu, entah hidup seseorang, musuh atau apapun. Tidak ada satupun dari ketiganya yang bisa hidup dengan baik.
Huo Weiwu ingin Gu Gaoting segera kembali ke daerah militer. Setidaknya Gu Gaoting tidak perlu kembali selama setahun atau lebih. Bila saat itu terjadi, maka kesempatan ini adalah kebebasan bagi Huo Weiwu.
Sekarang Huo Weiwu menjalin hubungan yang serius dengan Gu Gaoting, hari-hari Huo Weiwu nantinya akan tidak baik.
Gu Gaoting adalah seorang yang dingin dan berubah-ubah soal cinta. Ia juga tidak bisa membuang-buang waktu dengan perempuan seperti Huo Weiwu.
Jika Huo Weiwu hanya menyuruhnya untuk takluk, maka Gu Gaoting tidak akan tertarik untuk terikat hubungan suami-istri dengannya. Kalau begitu, Gu Gaoting harus masuk di dalam situasi yang memaksanya takluk terhadap Huo Weiwu.
Huo Weiwu jadi mendapatkan pemikiran yang lebih bagus. Ia tersenyum mempesona, lalu memapah gelas yang baru saja Gu Gaoting isi dengan wine. Sambil menggoyangkan gelas itu, ia tampak memperlihatkan bahwa pikirannya mendapat hal-hal yang berguna.
Ia pun menatap mata Gu Gaoting yang mempesona, penuh rayuan, dan penuh godaan setan. Setelah meminum seteguk wine tersebut, tampak setengah lipstik bekas bibir Huo Weiwu mengecap di pinggiran gelas tersebut.
Sebaliknya, Jakun Gu Gaoting juga ikut bergerak menelan ke wine ke dalam tenggorokannya, pupil matanya terlihat terpesona.
Sebenarnya sebagai pria, Gu Gaoting adalah orang yang sanggup mengontrol dirinya. Saat ada ratusan perempuan tidak memakai sehelai kain apapun berdiri di depannya, ia mampu menahan hasratnya untuk melihat dengan pandangan mesum. Matanya akan tetap menatap tajam tanpa memperlihatkan keinginan nafsu pria pada umumnya.
Namun hal itu berbeda bila Huo Weiwu yang dilihatnya. Satu tatapan gadis ini mampu membuat darah Gu Gaoting mendidih. Seakan tubuhnya bergairah dan tidak mampu dikendalikan.
Gu Gaoting mulai kembali menyerang gadis ini, ia mendekap pinggang Huo Weiwu dengan kuat. Sambil memiringkan tubuhnya, hal itu juga membuat Huo Weiwu semakin terpojok di sofa ini. Mata Gu Gaoting seakan bercahaya, "Kalau bukan karena kau masih menstruasi, aku masih bisa menahannya. Ingat, aku harus melakukannya bersamamu."
"Dengan senang hati." Ujar Huo Weiwu dengan segera membalas pernyataannya.
"Apa?" Gu Gaoting jadi menghening sejenak atas balasannya yang sinis itu. Ia memandang Huo Weiwu dengan tatapan aneh tanda tidak mengerti.
Huo Weiwu merangkulkan tangannya ke leher Gu Gaoting. Kemudian tangannya mengusap-usap wajah tampan Gu Gaoting. Sungguh, Huo Weiwu mengakui dirinya sangat mempesona.
"Komandan adalah orang paling tampan nomor satu di militer ini. Semua gadis ingin menikah denganmu. Aku bisa menghabiskan malam denganmu adalah suatu kehormatan bagiku."
Gu Gaoting memandang Huo Weiwu dengan tatapan tanda tidak paham. Ia memicingkan mata. Padahal baru saja Huo Weiwu menolak dan melawan, bagaimana gadis ini bisa berubah?
"Apa yang kau perhatikan?" Tanya Gu Gaoting dengan ragu.
Huo Weiwu tersenyum, lalu bertanya menantang, "Apa kamu merasa takut jika aku mencintaimu?"
"Aku malah takut jika kau tidak berani seperti ini." Jawab Gu Gaoting. Kemudian ia mencium kembali bibir Huo Weiwu, lidahnya masuk dan menjamah dengan gila.
Huo Weiwu mendorong kepala Gu Gaoting untuk menjauh. Ia mengerutkan alis dan menjadi kesal, "Komandan punya banyak perempuan. Namun, tidak ada satupun kah yang mengajarimu cara berciuman?"
"Apa?" Suara Gu Gaoting terdengar ganas, sejenak rasa marahnya muncul di matanya.
Namun Huo Weiwu melakukan hal yang tampaknya pintar, namun malah membuatnya jadi terlihat bodoh. Ia pun menutup mata dan mencium hangat bibir Gu Gaoting. Lidahnya langsung mengelilingi bibir Gu Gaoting. Setelah membasahi itu semua, ia menjepit bibir bawah Gu Gaoting dengan bibirnya dan menghisapnya dua kali.
Kekuatannya sangat ringan, seperti dipatuk ikan dua kali. Terasa gatal. Gu Gaoting telah berhasil terhipnotis dengan ciuman Huo Weiwu. Ia ingin meminta Huo Weiwu melanjutkannya, namun Huo Weiwu melepaskan bibirnya.
Lidahnya kembali dimasukkan ke dalam mulut Gu Gaoting, menyapu lidahnya dengan lembut.
Seperti digosok kain kasa merah, rasanya sangat lembut dan nikmat seperti melihat sinar rembulan.
Ada sebuah keindahan yang tidak dapat diungkapkan. Layaknya wanita cantik yang membalas senyuman, Huo Weiwu sangat menarik hati.
Gu Gaoting menatap bulu mata Huo Weiwu yang lentik seperti kipas. Matanya tiba-tiba seperti memancarkan cahaya. Gu Gaoting pun balik menghisap lidah Huo Weiwu yang masih berada di mulutnya, menirukan frekuensi saat wanita dan pria melakukan itu.
Situasi saat ini sangat liar, ganas, dan kuat.