webnovel

43. Kemenangan Robin dan Ivory

Tidak putus asa, Jade terus berusaha mencari celah hingga ia menemukan akses pintu darurat dari belakang bar. Segera ia mengendap – endap memasuki ruang inti sembari memastikan keadaan sekitar sudah aman terkendali. Sesampainya di dalam, ia langsung mengenakan topi patino hitam kesayangannya lalu berpura – pura menjadi salah seorang tamu dengan memesan minuman. Ia merasa beruntung karena ia langsung mendapatkan spot terbaik dimana dari arah tempatnya duduk ia bisa langsung melihat ke dalam ruangan VVIP yang terletak di sudut kiri dan ruangan itu hanya berlapiskan dinding kaca tembus pandang yang memang sengaja dibuat kedap suara. Dari luar kaca tersebut ia setidaknya bisa mengintip ataupun mengawasi gerak gerik adik tirinya itu bersama para pria dan pasangan mereka di dalamnya. Kini bahkan ia dapat melihat dengan jelas tingkah laku Robin dan Ivory yang bersikap seolah mereka sudah lama berkencan, bahkan terlihat begitu mesra. Ia bahkan melihat jelas bagaimana pria tersebut bersulang dengan Ivory setelah ia memberikan secangkir minuman hitam pekat, meskipun awalnya ia melihat gadis itu menolak namun akhirnya ia menerimanya setelah pria tersebut membisikkan beberapa kata di telinganya. Dengan bisikan tersebut membuat Ivory akhirnya menyerah dan mengangguk bahkan menyetujui lalu meminum air pekat itu hingga membuat Jade begitu penasaran apa yang sebenarnya dibisikkan kepada gadis itu dan bagaimana hubungan mereka bisa dimulai. Yang ia ketahui bahwa gadis itu selama ini bukanlah tipe wanita yang suka bergaul dengan teman pria, namun mengapa sekarang tiba – tiba ia bisa langsung bermesraan dengan pria asing yang baru dikenalnya itu.

Baru kali ini ia melihat gadis itu berani mencoba minuman keras meskipun awalnya ia bisa melihat ekspresi tidak suka dan risih serta wajah masam dan pahit Ivory yang baru pertama kali mencoba minuman tersebut, namun sepertinya setelah satu tegukan gelas bir itu telah mampu menyihirnya untuk mulai sedikit demi sedikit ketagihan hingga akhirnya gadis itu sudah tidak mampu mengendalikan dirinya lagi untuk berhenti minum. Gadis yang merasa kesepian dan dikhianati itu mulai merasakan bahwa minuman tersebut seakan telah membawanya melayang, terbang hingga ke langit ke tujuh hingga ia tak menginginkan untuk turun kembali ke bumi. Betapa geramnya Jade hingga mengepalkan tangan menahan diri sendiri dari gejolak batinnya dan betapa ingin sekali ia menghentikan gadis itu karena ia khawatir kalau tubuh kecilnya itu tidak akan mampu menahan intensitas kerasnya alkohol tersebut hingga akan merusak daya tubuhnya, bahkan yang membuat Jade hampir tidak tahan lagi untuk berusaha memasuki ruangan tersebut tatkala ketika ia melihat Ivory yang merebut rokok yang sedang diseruput oleh Robin dan mencobanya meskipun ia akhirnya terbatuk – batuk dan sudah mulai sembarangan meracau dalam keadaan yang hampir sudah bukan dirinya lagi. Namun apa daya dirinya yang tidak memiliki hak untuk memasuki ruangan tersebut. Bukan hanya itu, ia bahkan harus berusaha keras untuk menahan rasa sakit di dadanya ketika ia harus melihat kemesraan antara kedua orang yang bagaikan sedang dimabuk asmara itu, dan berusaha untuk menelan salivanya beberapa kali tatkala ia melihat pria tersebut memeluk mesra dan mencium pipi gadis itu, membuat sekujur tubuh dan kepalanya benar – benar serasa seperti terbakar dan panas membara padahal pendingin ruangan tersebut sedang dinyalakan dengan suhu dingin maksimal.

Mike yang sedang bersama dengan kekasihnya beserta dengan teman bar lainnya memuji Robin karena kepiawaiannya hingga ia mampu menemukan seorang gadis yang begitu luar biasa dan pantas untuk mendampingi dirinya. "Gimana? Udah percaya kalo gua bisa menemukan dan mendapatkan pasangan yang tepat kali ini dan bukan main – main seperti biasanya?" tanya Robin kepada Mike. "Not bad Rob. Gua salut sama kehebatan loe dalam memilih pasangan. Tapi entah kenapa gua masih belum sepenuhnya percaya," ujar Mike. "Kenapa?" tanya Robin lagi. "Loe liat sendiri aja. Baru minum beberapa gelas doank udah tepar, dia juga sepertinya gak biasa ngerokok lalu kenapa harus berakting seakan dia udah terbiasa dengan rokok? Gua jadi gak yakin kalo dia beneran pasangan loe Rob. Karna sepertinya dia gak terlihat terbiasa dengan kehidupan bar juga. Apa ada yang loe sembunyikan dari kami?" tanya Mike curiga. "Jadi loe masih gak percaya kalo gua adalah kekasihnya Robin? Gua benar – benar gak ngerti sama loe pada ya, loe kira kekasih gua cowok apaan yang tiap kali harus berpasangan dengan cewek bar? Maksud kalian gua gak pantas untuk Robin gitu? Kalian itu temen macam apa sih, seharusnya kalian itu bangga ngeliat temen kalian bisa dapetin cewek baik kayak gua, bukannya malah meremehkan ikatan cinta yang terjalin antara kami berdua. Biar kalian tau aja ya, gua ini bukan gadis bodoh yang bisa dimanfaatkan oleh orang – orang seperti kalian. Gua, mencintai Robin itu apa adanya meskipun kalian sering menyebutnya playboy kelas kakap, dan gua meyakini kekuatan cinta kami serta ketulusan kekasih gua ini. Bahkan gua yang akan memastikan sendiri kalo Robin kekasih gua ini gak akan pernah berpaling lagi dari gua dan hanya akan menjadi milik gua seorang begitu juga sebaliknya. Benar kan sayang?" tanya Ivory dengan tatapan yang dalam meskipun ia sedari tadi sudah kehilangan kesadaran terhadap dirinya sendiri karena sudah mabuk berat, namun pesona yang terpancar dari mata indah gadis itu membuat Robin tertegun dan terpesona. Apalagi terhadap aura kecantikan yang terpancar dari wajah gadis itu, membuat wajahnya merona seketika dan merasakan debaran di dada yang tidak biasa ia rasakan meskipun ia sudah terbiasa memacari gadis – gadis sebelumnya, namun baru kali ini ia merasakan ada perasaan yang berbeda dan baru kali ini pula ia merasakan bahwa aura luar biasa yang dipancarkan oleh gadis ini benar – benar berbeda dari gadis – gadis lainnya hingga mampu membuatnya kehilangan akal sehatnya sesaat dan terlena lalu kemudian mencium mesra gadis itu kembali di hadapan semua orang seakan dia tidak mempedulikan apa lagi kata orang – orang disekitarnya. "Iya sayang, aku yakin kali ini bahwa kamu adalah pilihanku yang paling tepat," ujar Robin menatap gadis itu dengan tatapan dalam yang tidak biasanya ia berikan kepada gadis manapun. "Janji?" tanya Ivory lagi yang masih dalam keadaan mabuk kepayang. Robin mengangguk pasti tanpa mempedulikan kenyataan bahwa gadis itu hanya melontarkan kata – kata tersebut dalam keadaan sedang mabuk berat, namun ia merasa bahwa saat ini ia sedang tersihir oleh kekuatan cinta yang begitu dahsyat dari seorang Dewi Athena hingga kemudian tanpa disadarinya bahwa ia telah memeluk mesra tubuh kecil gadis itu yang juga mendapatkan respon positif dari sang gadis. Aksi itu benar – benar membuat Jade yang sedang berada di luar ruangan sudah seperti kebakaran jenggot hingga ia tak mampu lagi menahan panas api dihatinya yang kian membara. Ini benar – benar gila pikirnya.

Mike dan teman – temannya langsung bertepuk tangan meriah melihat keberhasilan Robin kali ini dan mulai meyakini bahwa temannya tersebut tidak berbohong lalu ia segera menyerahkan sebuah amplop berisikan nominal yang telah dijanjikannya di meja yang langsung disambut oleh Robin namun ketika ia hendak mengambilnya, amplop tersebut kembali ditarik oleh sang pemiliki. "Hari ini gua mengaku kalah dan akan gua serahkan sama loe hadiahnya hari ini, cash, tapi dengan satu syarat. Gua akan terus memantau kalian. Kalau sampai pertemuan kita berikutnya loe ternyata ketauan gak bersamanya lagi, gua bakal menagihnya kembali beserta penaltinya karena loe telah berani nipu gua," ujar Mike tegas lalu memberikan amplop putih tersebut kepada Robin. "Akan gua pastikan kalo gua gak akan pernah mengecewakan loe sobat," ujar Robin dengan senyum seringai yang penuh kemenangan dan kebanggaan, bahkan ia begitu bangga karena tidak salah memilih target, dan ia mengakui kehebatan akting Ivory yang begitu luar biasa hingga bisa membuat teman - temannya mempercayai drama tersebut dan akhirnya memenangkan taruhan. Dilihatnya gadis yang duduk di sebelahnya itu sudah mulai perlahan – lahan kehilangan kesadarannya dan timbul rasa kasihan dalam dirinya menatap gadis yang sudah terlihat begitu lelah itu karena sudah menemaninya seharian dan tidak pulang di rumah. Pastilah akan ada yang mencarinya jika ia tidak segera mengantarnya pulang. Setelah merasa puas karena telah memenangkan taruhan itu ia pun membawa Ivory dan meninggalkan semua teman – temannya meskipun mereka terlihat kecewa karena pemeran utamanya telah mengundurkan diri dari acara. "Sorry guys, gua gak tega. Cewek gua pasti uda capek banget temenin gua seharian, tolong kalian mengerti keadaan kali ini, gua bukan sedang memacari seorang wanita penghibur lagi, gua sekarang sedang bersama dengan seorang wanita luar biasa, jadi gua harus memastikan keselamatan serta kenyamanan bagi gadis yang benar – benar gua cintai kali ini. Mohon pengertian kalian. Gua cuma gak mau mengecewakan atau menyakitinya," ujar Robin mantap kepada mereka agar tidak ada lagi keraguan dalam benak teman – temannya itu meskipun akhirnya ia malah diolok – olok oleh teman – temannya namun ia tidak mempedulikannya karena ia merasa baru kali ini ia benar – benar mengkhawatirkan keadaan seorang gadis. Baru kali ini, ia bertemu dengan seorang gadis yang luar biasa, yang mau mengorbankan dirinya untuk menemaninya seharian demi taruhan gilanya bersama teman - temannya dan mengesampingkan egonya meski mungkin gadis ini sudah tidak nyaman dengan semua yang dilakukannya namun ia benar – benar bisa menghargai orang disekitarnya dengan tidak mengeluhkan apapun, terlepas dari alasannya menginginkan imbalan yang telah ia janjikan untuk diberikan kepadanya setelah ini. Ia pun segera menggendong Ivory ke dalam mobilnya dan meminta supir pribadinya untuk mengantarnya ke alamat yang disebutkannya setelah ia mengeluarkan kartu identitas milik Ivory dari dompet yang ada di dalam tas sekolahnya. Tanpa sengaja ia melihat foto keluarga gadis itu, juga foto gadis itu bersama Jade. Sekilas ia melihat sepertinya pria yang ada dalam foto itu seperti tidak asing dan pernah dilihatnya, sesaat ia berpikir dan baru teringat akan pria yang ditemuinya tadi di bar dan terlihat berusaha untuk menghadangnya. Ia berkesimpulan bahwa pria yang ada dalam foto inilah yang diceritakan oleh Ivory telah menipunya bahkan mengakui bahwa ia mencintai dirinya padahal ia sudah menganggap pria tersebut sebagai kakaknya sendiri. Terlepas dari masalah itu ia sedikit merasa bingung, jikalau memang gadis ini hanya menganggap pria tersebut sebagai kakaknya, lantas mengapa ia menyimpan foto dirinya yang terlihat begitu dekat dengan pria ini. Apakah tanpa disadari dirinya sendiri kalo ia pun sebenarnya memiliki perasaan khusus terhadap pria ini pikirnya. Ia begitu kaget tatkala gadis yang sedang dalam keadaan tidak sadar itu mengigau dan terus menyebut nama Jade. "Kamu jahat Jade, kenapa kamu menyembunyikan rahasia itu dariku? Andai kamu jujur dari awal aku pasti akan memaafkanmu. Kamu benar – benar jahat Jade, jahat. Aku benci kamu," ujar Ivory sesenggukan yang meskipun dalam keadaan tertidur. Robin yang mendengar rintihan gadis itu lirih merasa iba lalu menyeka air mata yang sudah berlinang di wajahnya dan meletakkan kepala gadis itu agar bersandar di bahunya. Tidak lupa ia pun kemudian segera mengambil ponsel Ivory untuk mencatat nomornya agar ia bisa menghubungi gadis itu kembali untuk menyerahkan hadiah yang sudah dalam genggamannya dengan dalih agar ia bisa membuat gadis ini untuk bertemu dengannya kembali, karena kini ia memiliki tujuan lain yakni memiliki gadis yang di sampingnya itu untuk menjadi kekasih sesungguhnya.

"You will feel that love is sensational when love is in the air."

- L. J. Literary Works -

linajapardycreators' thoughts