Empat hari telah berlalu Bumi harus menjalani Rawat inap di Rumah sakit yang sama Bukanya membaik keadaannya terbilang memburuk dari yang sebelumnya
Siang ini Bianca, Atta Dan Bulan mengunjungi Bumi Dengan membawa parsel yang berisi buah-buahan manis serta beberapa makanan Ringan untuk mereka Bulan Tersenyum semringah tak sabar untuk melihat Bumi karena kemarin ia tak datang sebab badannya pegal-pegal semua Ditambah kepalanya yang pening
Setelah keluar dari lift ketiganya berjalan beriringan memasuki Lorong yang berisi deretan Kamar-kamar yang ada di sana Bumi ada di kamar 231 Dan mereka pun berhenti di depan dengan Nomor yang sama Atta membuka pintu kamar itu dan masuk bersama Bianca ketika Bulan hendak melangkah masuk niatnya langsung terurung lantas kakinya mundur
" Kalian aja " Ucap Bulan pada Dua sahabatnya itu
Bianca menatap Bulan Dengan sendu lantas mengangguk paham " tunggu sebentar ya Lan"
Bulan menganggukkan kepalanya Bianca pun tersenyum dan menutup kamar Bumi Sementara itu Bulan mendekati Bangku yang letaknya tiga meter dari posisinya berdiri
Bulan duduk di sana Dan menunggu Atta Dan Bianca Dengan anteng padahal nyatanya ia ingin sekali menjenguk Bumi dan melepas Rindunya yang terpendam Sayang, Bumi tak Mau melihatnya
kini Bulan menyadarkan kepalanya sampai bertemu Tembok yang ada di belakang matanya tertutup rapat, bibirnya pun juga sama terlihat Raut wajah lelah di sana, Tetapi paras Cantik yang dimilikinya
" Bulan " Suara Cewek berhasil membuat mata Bulan terbuka saat itu juga ia menoleh ke arah pintu kamar Bumi melihat Bianca yang menampilkan setengah Badannya keluar "
" masuk aja Bumi lagi tidur " Bianca Tersenyum lebar begitu Semangat mengajak Bulan masuk ke kamar Bumi
Bulan pun segera Bangkit Dari tempat Duduk Dan menghampiri Bianca untuk masuk ke sana setelah masuk dan pintu tertutup lagi Bulan mendekati Bumi yang sedang tidur Bumi memakai alat bantu pernapasan bibirnya membiru wajahnya sangat pucat
Bulan melirik ke mesin elektrokardiograf ( EKG ) yang menampilkan ritme detak Jantung Bumi Bulan mengernyit merasa asing dengan benda itu karena sebelumnya Bumi tidak memakai alat mesin tersebut
" Kemarin Bumi kejang-kejang terus pingsan napasnya Cepet Detak jantung nya tak nggak teratur Makanya sekarang di pasang mesin EKG buat mantau kesehatan dia " Atta berujar , menjawab Rasa Bingung Bulan "
Makin banyak alat medis yang menempel di badan nya Bumi Di dada, tangan, wajah di mana-mana ada, Wajahnya sedikit terlihat menirus sedih Bulan mengusap lengan Bumi penuh kelembutan dan kasih sayang
" Cepet Sembuh ya " ucap Bulan " Maaf aku nggak nurutin omongan kamu Tapi aku kangen banget Sama kamu Aku mau liat keadaan kamu, Walaupun Sebentar aja "
Bulan tersenyum getir Tangannya kirinya mengelus pipi kanan Bumi yang tidak di perban seperti pipi kirinya kulitnya Dingin membuat jemari Bulan gemetar seketika Lalu Bulan beralih mengusap Rambut nya Bumi Dan merasakan halus nya Rambut Cowok itu.
Bulan Semakin mendekat brankar Bumi kini badannya condong ke arah Bumi dan bibirnya mendarat di kening Cowok yang begitu ia cintai Air mata Bulan pun jatuh di tepat di kening Bumi saat ia masih mengecupnya Bulan tak pernah bisa menahan pedihnya melihat orang yang ia cintai terbaring lemah seperti itu Rasanya sakit sekali kalau Boleh ia meminta ia berharap untuk bertukar posisi dengan Bumi
tak peduli dengan Bumi yang mulai membencinya tidak mau mengenal dirinya dan memaksanya untuk menjauhi dia.Bulan tetap setia menunggu sampai Bumi mau menerimanya lagi Dan memaafkan Dirinya Selama mereka masih berstatus sebagai sahabat, Bulan akan tetap berada di samping Bumi walua ia tak menginginkan kehadiran nya
Bulan menarik cairan bening yang di dalam hidungnya sambil menjauhkan wajahnya dari Bumi ia tersenyum tipis sedangkan jemarinya masih terus mengusap tangan Bumi ia rasanya Rindu nya sudah terbayarkan
" Halo Tante ? Bianca berbicara dengan seseorang di balik saluran telepon
" iya aku Atta sama Bulan lagi di kamar Bumi nih Tan ! Diyakini Bianca ia sedang berbincang dengan Tante Dewi ibunya BUMi "
" Oh iya Tan kami di sini masih lama kok Tante kalua mau pergi sebentar nggak apa-apa kok"ujar Bianca
" Oke Tante " Bianca Tersenyum dan mengangguk kemudian menjauhkan ponselnya dari telinga
Bulan Dan Atta menoleh ke arah Cewek itu dengan pandangan mata yang sama-sama bertanya Bianca yang mengerti maksudnya pun menjawab
" Tante Dewi Bilang beliau harus pergi dulu ada yang mesti di urus tapi abis dari sana Tante Dewi bakal ke sini Tante Dewi cuma mastiin Bumi ada yang nemenin sekarang " ujar Bianca
tepat setelah Bianca berujar terdengar keluhan pelan berasal dari BUMi Bulan menoleh ke arah nya melihat mata Bumi yang hendak terbuka, Lantas Bulan langsung melepas tangan Bumi yang Sejak ia tadi ia genggam daun langsung keluar dari kamar ia tahu Bumi tak bisa mengetahui kehadiran Bulan di kamarnya Usai Bulan menghilang dari kamar Bumi mengerjapkan matanya Dan menguap lebar.Bumi seperti merasa ada seseorang yang menggenggam tangannya Halus tangannya seperti tangan Cewek Tetapi Bumi tidak yakin ia benar-benar merasakan kehadiran Cewek itu Rasanya Seperti mimpi karena siapa lagi cewek yang rajin menjenguknya kalau Bukan Bianca masa iya Bianca yang memegang tangannya sementara ia menjalani hubungan dengan Atta
" nggak mungkin Bulan kan " batin Bumi
" Lo Tadi udah makan belum " Bianca bertanya dan Bumi menggeleng
" Tuh makanan " Atta menunjuk ke sebuah nampan abu-abu yang atasnya berisi sepiring Nasi tim beserta air mineral "
" Ya udah Lo makan dulu aja " kata Bianca
Atta meraih makanan tadi dan melepas plastik bening yang membungkusnya.Pasti makanan itu sudah sejak tadi makanya nasinya jadi tidak hangat lagi.Atta menyerahkan mangkuk itu pada Bianca karena seperti biasanya bila tidak ada Mamanya Bianca lah yang menyuapi Bumi kalua Atta yang menyuapinya yang ada makanannya malah di makan sama dia sendiri
BIanca menyendok nasi tim itu,lalu menyuapi ke mulut Bumi akan tetapi Bumi malah diam dan menatap lurus ke depan enggan Membuka mulut nya
"Bumi " BIanca memanggil Tetapi Bumi tak bergeming dirinya hanyut dalam lamunan
Bianca melirik Atta Bingung Dengan apa yang terjadi Sekali lagi Bianca memanggil Bumi Dengan suara lebih keras
" Bumi Lo harus makan "
Bumi malah menggeleng pelan.membuang Mukanya ke kiri tak mau BIanca dan Atta melihatnya Anak itu malah tidur lagi tidak peduli lagi dengan Bianca yang memanggil nya terus
" nggak mau makan Bumi " tanya Bianca lagi
" Bumi dari kemarin Lo itu susah makan Mulu deh gemas gue jadi nya Semalem aja Lo nggak makan " Atta ikut menyahut " udah kenyang gue nampung makanan Lo yang nggak habis "
Seketika ruangan ini jadi Hening hanya terdengar bunyi Dari mesin EKG Bumi tak bergerak kembali pada posisi semulanya yang tidur tenang di brankar Bianca menghela nafas dan menaruh sendok yang ia pegang tadi ke mangkuk
" Ya udah Lo makan iya biar tiga suap yang penting keisi perutnya " kata Bianca " Biar cepet sembuh terus bisa pulang Emangnya Lo nggak bosen ada di sini terus "
Sementara itu di luar kamar Bumi Bulan berdiri di Samping pintu bersandar pada tembok.Sesekali ia mengintip lewat kaca kecil di pintu dan melihat Bumi yang terlihat kembali tidur Bulan menggigit bibir bawahnya merasa khawatir karena Bumi tak mau makan ia rasanya ingin masuk dan memaksa Bumi untuk makan tetapi ia dilema ,Bumi pasti akan semakin marah padanya
" Bumi... ayo makan " Bulan berujar pelan sekali terdengar seperti sebuah bisikan
seketika Bulan terkejut ketika seseorang menyentuh bahunya dari belakang.untung saja Bulan tidak teriak histeris pasti suaranya dapat membangunkan semua pasien yang sedang tidur Bulan menoleh mendapati seorang cowok berdiri di sana sambil tersenyum jahil
" Ngapain ngintip-ngintip " Celetuk Alex
" Eh " Bulan gelagapan " Nggak ngapain-ngapain kamu Ngapain ke sini
" Gue lagi Nyari biawak gue tadi nya kabur terus lari ke sini " Alex berujar dengan wajah serius
" serius mana tapi aku nggak liat biawak tadi " kata Bulan dengan polos nya
Alex tertawa walua tawanya kelihatan jaim ia lalu menatap Bulan " Lo percaya Sama ngomong gue "
Bulan mengerutkan keningnya dan satu alisnya naik sedikit
Alex tertawa " Gue kesini mau jenguk Samudra Dia Udah bangun "
" Udah "
" kok Lo nggak masuk kenapa malah keluar "
" nggak apa-apa ! Bulan Tersenyum segaris, terlihat seperti di paksa
" Cewek Banget di tanya apa jawabanya nggak apa-apa Celetuk Alex " Gue boleh masuk nggak nih ? jangan jawab nggak apa-apa "
" masuk aja " akhirnya Alex pun pamit pada Bulan untuk masuk ke kamar Bumi tak Sadar Bulan menghela nafas lega dan kembali mengintip lewat kaca kecil itu.ia melihat Alex jalan mendekati brankar Bumi berdiri di sampingnya Lantas melengkungkan punggungnya ke arah Bumi lantas bibirnya mendekati Telinga Bumi dan membisikkan ke telinga Bumi Entah apa yang Alex katakan pada Bumi Tetapi tak lama setelah itu Bumi membuka mata dan menoleh ke arah kanan
Bulan tak tahu apa yang terjadi di sana ia hanya bisa menyaksikan mereka ke luar kamar beberapa Detik kemudian Bianca kembali menyuapi Bumi dan menerima makanan itu masuk ke dalam mulutnya