webnovel

Cinta Tanpa Batas

namanya sheza syahreza,wanita cantik yang bekerja di usia muda.Karirnya tampak bagus di awal,buruk diperjalanan hingga ia menemukan banyak hal.Cinta,petualangan bahkan keputusasaan. Baginya apalah arti sebuah cinta, jika tak niat memperjuangkan,ia lelah, telah banyak bahkan sangat banyak lika liku cinta yang menjebaknya dalam situasi rumit. Berawal atasan yang menyambut mimpinya,teman sejawat dengan perasaannya,hingga ditinggalkan dan dapat Atasan baru yang menyanjungnya. Ia bahkan harus terima pendamping hidup yang ditunjuk keluarganya, hingga ia terpaksa menikah tanpa perasaan, berakhir patah hati sang Atasan barunya. simak ceritanya ya....

Riska_Iryanii · Urban
Not enough ratings
139 Chs

Sepupu irawan

Eza sudah tampak lebih baik sekarang,ia sudah bekerja lagi meski irawan melarangnya.Ia merasa akan lebih baik jika bekerja dibanding harus dirumah.

'pulanglah lebih awal,sepupu ku akan kerumah nanti..' sebuah pesan singkat masuk ke ponsel eza.Ia tampak acuh tak acuh,dirinya masih enggan bertemu dengan suaminya ataupun keluarga suaminya.

"kenapa,?ada masalah ?" lina menatap eza yang terlihat lain setelah melihat ponselnya,"tidak...hanya pesan tidak penting." jawabnya singkat.Lina mengamati raut wajah eza,ia sedikit terusik karna mimik wanita ini lain dari biasanya."kamu berantem sama suami kamu za...?" pertanyaan ini kontan membuat eza menoleh heran,temannya satu ini cukup lihai menelisir perasaan orang.Reka sendiri tak kalah kaget mendengar pertanyaan lina,"aaah...tidak.hanya ada masalah sedikit." jawab eza sedikit berbohong,ia tidak ingin menceritakan masalah rumah tangganya kepada orang lain meski itu sahabatnya sendiri.Disudut lain vicky tampak mengamati eza yang masih duduk melamun di insect room.Pandangannya menatap tajam kearah luar jendela,seolah jendela besar itu tembus begitu saja,ia tak bergeming dari tempat itu setelah kepergian lina dan reka.Hingga seseorang datang duduk disampingnya,"kok sendirian,melamun lagi..." eza tersadar,ia menoleh mendengar suara yang kini terasa familiar di telinganya,"Nando..."ia tersenyum disambut senyuman nando yang tak kalah menawan.

"kamu uda pulang dari lapangan,?"

"sudah,ini sudah hampir jam istirahat." eza melirik jam diponselnya,pekerjaannya sedikit santai hari ini sehingga ia bisa ngobrol dengan reka dan lina,dan ia juga sempat melamun beberapa saat."keliatan banget yang habis ngelamun,nggak nyadar kalo uda istirahat.." nando terkekeh yang langsung menimbulkan senyuman diwajah eza,"apaan sih.." eza menyembunyikan wajahnya dengan berpaling menatap keluar jendela.Nando memutar kursi eza agar berhadapan dengannya,"jangan terlalu memaksakan diri kak,meski tidak mudah...percayalah pada hati kakak,apapun itu,hati tidak pernah salah..." eza menatap nando serius,mengapa lelaki dihadapannya ini begitu memperhatikan dirinya,ia seolah tau ada kejengahan dihatinya,ada rasa yang bergelut dipikirannya,"syahdu banget kata katanya..." eza menanggapi dengan gurauan,meski yang ia tau nando begitu bersungguh sungguh."terima kasih untuk perhatiannya..." ia kembali berucap dan tersenyum manis,vicky terus mengamati dari kejauhan...keakraban mereka,senyum eza,ia merasa cemburu,namun seketika ia belajar mengerti,eza butuh teman yang mendukung selain dirinya.

Eza sudah berada dirumah karna irawan menyuruhnya untuk pulang lebih awal,sebenernya eza ingin lebih lama berada diluar rumah,karna ia belum ingin melihat wajah suaminya."kamu sudah pulang ?" irawan mendatangi eza yang tengah menyiapkan makanan didapur.lelaki itu memeluk istrinya dari belakang,ia peluk dengan mesra menghirup dalam dalam aroma tubuh wanita yang begitu dipujanya.Eza sendiri merasa kaku dengan kelakuan irawan,ia masih enggan tapi ia tidak ingin membuat perdebatan lagi sehingga ia hanya bisa pasrah."kenapa tiba tiba wito akan datang ?mereka tidak pernah berkunjung setelah kita menikah ?" irawan melepaskan pelukannya dan membalikkan tubuh istrinya agar menatapnya,"mereka hanya ingin silaturahmi...itu aja,"

"bukannya semua yang berstatus keluargamu tidak suka melihatku,lalu kenapa mereka tiba tiba ingin bertamu.." irawan menghela nafas,ia ingin menjawab dengan nada serendah mungkin agar tidak terkesan marah,"sayang,wito tidak begitu..."

"ya,aku tau...abang abang kamu juga tidak begitu,tapi istri istri mereka....aku rasa istri wito juga sama...."

"sayang...jangan langsung ambil kesimpulan..."

"aku tidak tau kesalahan ku apa,tapi yang jelas setiap acara besar keluarga,seluruh wanitanya tidak ada yang menyukaiku...." eza memalingkan wajahnya,ia sedikit emosi membahas keluarga irawan.Namun belum sempat irawan menjawab,didepan sudah ada yang mengetuk pintu dan mengucap salam."mereka sudah datang,aku kedepan dulu..." irawan beranjak setelah mengecup pipi eza dengan cepat,eza hanya menggeleng.Ia mempersiapkan minuman dan makanan untuk dihidangkan.

Tak lama eza masuk keruang keluarga menemui wito dan istrinya,juga...ahh sepupu irawan yang lain,yang tak lain teman sekelas eza waktu sekolah.Eza menghidangkan minuman dan makanan,ia mengulas senyum terpaksa.Tak lama mereka larut dalam obrolan ringan,ternyata wito terlihat seru diajak ngobrol,tidak seperti abang abang irawan yang kaku."ternyata emang pinter loh istri kamu ir...lebih seru ngomong sama dia dibanding sama kamu.Lama nyambungnya,.." wito dan irawan kompak tertawa mentertawakan kelemotan irawan.Ya jelas,eza wanita dengan otak setara atasannya...atasannya aja kadang lewat.Eza terkekeh sendiri,dari sudut mata seseorang tampak raut kekesalan,wanita yang tidak disukai keluarga suaminya,wanita ini dengan sekejab mampu membalikkan perasaan suaminya,wito.Sepupu irawan ini begitu memuji segalanya,keterampilan eza,kecerdasannya,dan juga masakannya.Ahh...sebegitu menariknya wanitaa ini,istri wito mulai jengah sendiri."beruntung banget kamu ir, masakan istri kamu T O P banget...pantes aja wawak bilang kamu tidak lagi pernah makan dirumah," wito berkelakar setelah eza mempersilahkan mereka untuk makan bersama.Irawan hanya mengulas senyum bangga,ia melirik eza yang juga tertawa ringan,ternyata wito tak seburuk pemikirannya,Dia langsung merasa akrab karna nyambung berbicara dengan wito dibanding dengan suaminya yang ia rasa pendek pengalaman itu.

"terima kasih ir, za thanks ya...lain kali boleh dong main lagi..." wito tersenyum saat mereka pamit pulang,eza hanya mengangguk ngangguk dan tertawa ringan.Dia tidak seperti yang lain,dia begitu tau seperti apa harus bersikap...Tapi, istrinya itu...ah...masa bodo.batin eza sendiri.