"Plok..plok." suara tepuk tangan terdengar dari belakang Aime dan Aryo."Pantesan di suruh datang nggak mau, janjian jam 5 ngaret alasan masih lembur, diajak putus gak ada respon. Rupanya udah dapet pengganti aku
" suara yang tak asing ditelinga Aime. DANDI.
"Bug..bug..." Aryo bangkit dan langsung menonjok muka Dandi. "Anj*ng lo!" teriak Aryo muka. Dia tak mampu membendung emosinya.
"Harusnya aku yg marah ke kamu. Ime tunangan aku, kamu malah asyik peluk peluk dia disini... kamu yang Anj*ng" Dandi yang sudah sempoyongan ingin membalas Aryo.Dandi menagarahkan tinjunya kepada Aryo, namun segera dihalau Aime.
"Kita bukan tunangan lagi Mas. Kamu gak ada hak lagi atas aku." ungkap Aime.
" Ternyata selama ini kamu selingkuh,Me? sampai pertunangan kita batal demi kamu mengincar cowok ini." Dandi menunjuk ke arah Aryo.
"Maling teriak maling.... Siapa yang selingkuh siapa yang diselingkuhin." Aryo menjawab tuduhan Dandi kepada Aime. "Hey, kamu .." panggil Aryo kepada wanita yang ada dibelakang Dandi yang sedang pelan pelan berusaha menjauh.
"Uda hamil berapa bulan kamu?" tanya Aryo pada wanita itu yang mirip dengan photo dalam ponsel yang ditemukan Aime. Wajah Dandi pucat mendengarnya. "Apa? kamu kaget? " Aryo menantang Dandi yang sudah tak bernyali. Aryo melempar ponsel itu kehadapan Dandi. " Aime sudah mengetahui semuanya. Aku harap kamu jangan pernah ganggu dia lagi dan biarkan dia menemui kebahagiaannya. Sampe kamu berani sentuh Aime seujung kuku pun, kamu harus berhadapan dengan aku." Aryo berlalu sambil menggandeng tangan Aime dan pergi dari hadapan dua pasangan itu.
♥️♥️♥️♥️
"Ceroboh kamu Lidia!!!!" Dandi memarahi gadis yang memiliki ponsel itu. Matanya merah seakan ingin menerkam wajah Lidia.
"shiiit... pantas dia tak memohon mohon kembali dengan aku.Semua ini gara gara Kamu!!! " Dandi menunjuk Lidia dengan kasar.
" Udahlah Mas, Uda bagus kan kalau dia tau. Jadi kamu bisa nikahin aku tanpa sembunyi sembunyi kan... " Dalam hati Lidia, ia memang sengaja menjatuhkan ponsel itu didepan Aime. Karena ia sudah tidak tahan hanya menjadi tempat pelampiasan nafsu Dandi. Ia juga ingin menjadi istri yang sah.
"Dia itu masa depan aku." pekik Dandi didepan wajah Lidia.
"Terus aku bukan masa depan kamu? Anak ini bukan masa depan kamu?" tanya Lidia juga dengan emosi.
" Sudahlah .. kita pulang..!! Aku harus cari cara supaya dia mau kembali pada ku.Hmmm... bahkan aku belum bisa mencium bibirnya, seenaknya saja dia mau pergi dari aku" Dandi mulai berpikir licik. Lidia kecewa mendengarnya, ternyata dia hanya teman tidur bagi Dandi. Dandi masih mau memperjuangkan Aime. Namun, Lidia yakin Aime tak akan mau kembali dengan Dandi. Kecuali dia benar benar bodoh.
♥️♥️♥️♥️
"Segitunya kamu bela aq Yo." ungkap Aime ketika mereka dalam mobil hendak meninggalkan pantai.
"Kamu kan sahabat aku, wajarlah kalo aku bela kamu. Aku cuma mau kamu aman dan terlindungi. Aku cuma mau kamu bahagia. Aku cuma mau kamu selalu tersenyum.... "
"Stop... itu bukan cuma Yo... itu banyak banget... tapi makasih loh... aku ngerasa lebih baik sekarang. " Aime tersenyum dengan manisnya.
" Aku sayang kamu Me." Ungkap Aryo sambil mengelus rambut Aime dan menatap gadis disebelahnya yang mulai salah tingkah.
" Aku juga sayang kamu kok... sebagai sahabat." ungkap Aime dengan mengalihkan pandangan dari Aryo. Aryo semakin mendekat ke arah Aime. Jantung Aime berdetak tidak karuan. Ada apa dengan Aryo? ini bukan dia yang biasanya. Pandangannya begitu tajam. "Aku sayang kamu lebih dari sahabat. Ai. hati aku hancur ngeliat kamu begini.Aku selalu berusaha lindungi kamu dan beri perhatian ke kamu dari dulu. Tapi. kamu seperti tak bisa tersentuh sedikit pun dengan semuanya. Aku tahu kamu anggap aku hanya sahabat." Dada Aime semakin sesak. Dia mencoba mengatur emosinya.
" Yo, aaa..." Sebuah kecupan mendarat hangat di bibir Aime. Wajah Aime memerah. Dia tak bisa menjawab apapun, dia tak menyangka.
" Yo, aku gak bisa..." Aime berusaha melepaskan pelukan dan ciuman Aryo.
"Maaf Ai, aku emosional." ungkap Aryo."Tapi, yang aku katakan adalah sungguhan. Meski mungkin aku dan kamu tak mungkin bersama. Tapi, aku cuma ingin kamu tau bahwa jauh sebelum kamu bersama Dandi, aku bersama Nayla. Aku sudah jatuh cinta dengan kamu." Aime merasa ini sebuah mimpi. Sedikit ada penyesalan dalam hatinya, mengapa dulu dia tidak menyadari keberadaan Aryo. Mengapa Aryo tak pernah mengungkapkannya. Seandainya.....
Aryo mengendarai mobil dan mereka hanya diam membisu sepanjang perjalanan. Aime mengantarkan Aryo ke rumah Nayla untuk mengambil mobilnya. Sebelum turun dari mobil Aryo kembali memberi kecupan pada Aime. "semoga kamu terbiasa,aku mencintaimu" Aime hanya terdiam. Apa yang dibenak Aryo pikir Aime. Di depan rumah calon istrinya sempat sempatnya dia....
Aime membuka jendela mobilnya, karena Ia melihat Nayla menyambut Aryo tentunya setelah adegan tadi. "Mbaakkkk...makasih ya udah dijagain dan dianterin pulang." ungkap Nayla tersenyum. Aime tak menjawab banyak, ia hanya mengklakson dan melambaikan tangan kemudian berlalu pergi dengan seribu tanda tanya.