webnovel

Cinta Serumit Rumus (Four love)...

"Aku tidak egois? Jika mencintai mu adalah sebuah kesalahan maka melepaskanmu adalah kebenaran" _Kirana Winata_ "Sahabat atau cinta? Sahabat lebih berharga dari cinta yang hanya memberi sejuta luka.." _Melisa Putri_ "Biar luka menyertai ku,setidaknya aku tau apa balasan mencintai mu..." _Revan Wijaya_ "Mengagumi mu dalam diam adalah cara mencintaimu yang paling dalam.. Entah kau akan kumiliki,atau hanya akan menjadi sebuah mimpi..." _Afian Herlando_

Nurfadila_alfhun07 · Fantasy
Not enough ratings
116 Chs

Chapter 113

💞💞💞

Setelah berfoto bersama dengan teman teman nya,Kirana mulai membuka jubah wisudanya dan menyerahkan nya pada kedua orang tua nya.

"Huhhh... akhirnya adem juga badan gue..."dumel Kirana sambil menyeka keringat didahi nya.

Angle berlahan perlahan kearah Kirana dan menyeka dahi nya menggunakan tisu yang ia bawa.

"Untung pakai bedak kk,kalau gak...bisa luntur make up kamu Ra..."lirih angle.

"Heheh..kk emang the best...Emak lu super the best pokoknya!"seru Kirana sambil mengusap perut angle yang buncit.

"Terima kasih aunty cantik..."Sahut angle sambil menirukan suara anak kecil.

Tap tap tap...

Melisa sedikit berlari tergesa gesa kearah Kirana dan langsung menarik tangan gadis itu menjauhi angle.

sementara angle hanya tersenyum hangat dan mengacungkan jempol nya kearah Melisa yang sempat memberikan kedipan singkat matanya tanpa diketahui oleh Kirana.

"Loe Narik gue mau dibawa kemana...woii!"teriak Kirana bingung.

"Mau ngehajar Revan,tuh anak lagi godain adik kelas yang pada ngasih dia buket wisuda..."lirih Melisa sambil berusaha menahan tawanya.

"Asem tuh anak...udah gue bilangin jangan macam macam,minta ditampol tumit sepatu tuh kayaknya!"seru Kirana dan berjalan cepat beriringan dengan Melisa.

Mereka berjalan kebelakang taman kampus yang lumayan sepi,karena semua orang sedang berkumpul dihalaman depan.

"Mana Mel..kok gak ada?"tanya Kirana bingung sambil menatap sekeliling nya yang sepi.

"Ntar...aku cari dia dulu,habis itu kita habisin tuh anak..."lirih Melisa dan segera berlari meninggalkan Kirana yang masih merasa kebingungan.

"Hadduh...Hari wisuda juga,cari masalah aja tuh anak..."pekik Kirana sambil menyeka keringat didahi nya.

Tap ...tap... tap...

Suara deru langkah yang semakin mendekat,secara perlahan berhenti tepat dibelakang Kirana.

Hal itu membuat Kirana yakin bahwa itu adalah Revan,karena dari suara deru langkah nya sudah jelas berbunyi gesekan sepatu bukan high heels.

"Loe cari masalah Mul--"

Deg

Kirana terdiam dan mematung setelah membalikkan badannya.

Ia menatap kaget seorang pemuda yang kini berdiri didepannya menggunakan stelan kemeja rapi dan membawa sebuket mawar merah yang indah.

"Hai Ra...apa kabar..."

Deg

Kirana semakin terdiam saat pemuda itu tersenyum hangat kearahnya,dan memajukan langkahnya sedikit lebih dekat dengan Kirana berdiri saat ini.

Kirana tidak bisa berkata kata lagi,mulutnya terasa Kelu untuk berucap, tubuhnya bergemetar hebat menandakan bahwa gadis itu sedang menahan tangis nya.

"Happy graduation Kirana!"

Brukk!!!

Kirana menghambur memeluk pemuda itu dan mulai memecahkan tangisnya didada pemuda itu.

Rasanya saat ini ada beribu sesak yang sedang menekan kuat didalam hatinya.

Pemuda itu tersenyum hangat dan membalas pelukan Kirana erat,tak lupa ia memberikan kecupan singkat dikepala gadis itu.

"Gue gak ...mim..Pi..kann...hiks hiks hiks"lirih Kirana disela tangisnya dan masih membenamkan wajahnya dikemeja pemuda itu.

Perlahan pemuda itu melepaskan pelukannya dan menatap dalam Kirana yang masih tersedu sedu.

Ia menghapus pelan air mata yang jatuh dipelupuk mata Kirana,dan mengecup lama kening gadis itu.

Kirana merasakan hangat didalam hatinya,dan kembali menangis kuat .

Hal itu membuat pemuda itu tertawa dan segera menarik Kirana kembali dalam pelukannya.

"Kok nangis sih...ntar make up lu luntur Ra..."lirihnya sambil mengusap usap punggung kirana.

"Biarinnn!!!"pekik Kirana dan tidak ingin melepaskan pelukannya pada pemuda itu.

"Udah udah...Kok malah nangis sih...loe jadi Cengeng sekarang..."ledek pemuda itu yang membuat Kirana melepas pelukannya dan memukul kuat dada nya.

Bugh...

Awww!!!

"Sakit Ra!!"pekik semuda itu sambil memegangi dadanya yang menjadi korban penistaan Kirana.

"Biarinnn!!"ketus Kirana sambil menunjukkan wajah kesalnya.

"Dari mana aja loe, baru nongol sekarang!!"pekik Kirana sambil bersidekap dada didepan pemuda itu yang tak lain adalah Afian,sosok yang sangat ia rindukan selama setahun ini.

Kirana benar benar dibuat gila,saat afian memutuskan pergi dari hidup nya.

Rasanya semua kebahagiaan nya ikut menghilang bersama kepergian pemuda itu.

"gue gak kemana mana...cuma lagi lanjutin masa depan doang!"Sahut afian santai.

Kirana menatap nyalang afian yang kini terlihat semakin dewasa dan formal, nampaknya pemuda itu sudah banyak berubah dan sekarang menjadi seorang pebisnis yang hebat.

"Emang loe bisa lanjutin masa depan tanpa gue!"seru Kirana sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Emmm..bisa dong,ngapain juga gue terus bergantung sama sesuatu yang gak bikin hidup gue berkembang..."sahut afian yang membuat kirana terdiam dan tertunduk sendu.

Melihat Kirana yang mendadak terdiam, Afian mengangkat dagu gadis itu perlahan dan menatap nya hangat .

"Itu cuma perkataan yang gue jadiin kekuatan selama ini ra...nyatanya gue gak pernah bahagia sedetik pun tanpa kehadiran loe...Gue gak bisa bohongin perasaan gue yang merasa sakit harus menjauh dari loe..Sampai detik ini...Gue masih Mencintai loe Ra..."

Deg

Kedua mata Kirana berkaca kaca dan memegang erat tangan Afian yang ada di dagunya.

"Kalau loe gak bahagia...kenapa loe gak kembali,apa karena gue nyuruh loe pergi??,dan loe memutuskan untuk langsung pergi ninggalin gue tanpa pamit..."lirih Kirana dengan air mata yang kembali mengalir.

Afian menggeleng perlahan dan mengusap air mata Kirana perlahan.

"Udah sekian lama gue berjuang buat dapatin hati loe,mana mungkin gue pergi cuma karena loe minta...Gue pergi demi kebahagiaan loe yang tersiksa karena kehadiran gue ra..."jelas afian sambil menatap dalam Kirana.

"Nyatanya gue tersiksa karena kepergian loe!"balas Kirana .

Afian tersenyum tipis dan mengusap lembut wajah Kirana.

"Maaf Ra...gue udah buat Loe menderita selama setahun..."Ucap Afian.

Kirana menggeleng cepat dan menggenggam erat tangan Afian.

"Harusnya gue yang minta maaf ...karena Udah biarin loe berjuang sendirian,dan Menanti jawaban yang gak pasti selama bertahun tahun..."Sahut Kirana.

"Jadi...apa loe bersedia mengakhiri semua nya sekarang Ra.?"tanya afian sambil menautkan sebelah alisnya .

Deg

💞💞💞