webnovel

Cinta seorang Raja

Dengan alasan apa papa membenci ku? mengapa dari kecil sampai sekarang papa memilih kasih antara aku dengan kakak ku kak Dewa? Apakah aku diciptakan menjadi perusak? Kenapa tidak ada yang peduli dengan ku? Jikalau begitu, mengapa aku mesti dilahirkan? mengapa aku hidup? Bahkan orang yang melahirkan aku pun tidak peduli sama sekali dengan hidup ku? Dan Kapan semua ini akan berakhiiiir? teriak Raja aku benci papa, aku benci kakak, aku benci mama, aku benci hidup, aku benci diriku sendiri. RAJA NARENDRA SANJAYA

Binti_NR · Urban
Not enough ratings
114 Chs

Rangga & Raja

Esok harinya, Raja telah bersiap pergi ke kantor. sebelum itu, ia pergi pergi mengetuk kamar tamu mengajak Rangga sarapan.

*Diruang makan*

"Loh, ada Rangga ternyata?" tanya Pak Rama kaget

"eh, iya om" jawab Rangga sambil tersenyum

"semalam Rangga nginep disini pa" sahut Raja

"Oh, gitu. sering sering nginep sini aja Ngga" lontar pak Rama seraya tersenyum

"mm..... pa, Rangga mau kerja di kantor papa boleh kan?" tanya Raja dengan gugup

Rangga hanya tersenyum dan mengangguk tanda membenarkan

"Loh, Kenapa? papa kamu kan juga ada perusahaan?" tanya Pak Rama kaget

Dewa yang baru turun dari kamar pun ikut menyimak sambil menatap kearah Rangga

"HM, jadi... Rangga..." ucap Raja

"jadi, gak pengen kerja di perusahaan papa Om" potong Rangga dengan cepat

Raja pun menoleh ke arah Rangga tanda bingung dengan perkataan nya.

"Oh, gitu. emang nya kenapa?" tanya Dewa

"gak pengen bergantung sama papa" kilah Rangga seraya tersenyum

"wah, bagus kamu Ngga. Mandiri" puji Pak Rama sambil mengacungi jempol

Raja yang mendengar pujian pak Rama hanya menatap Rangga dengan tatapan menuntut sambil menelan ludah nya.

"ya udah, kalau gitu. nanti kamu langsung ke ruang HRD, serahin CV kamu ke HRD bilang rekomendasi dari saya gitu ya" jelas Pak Rama sambil tersenyum

"Oh, iya Om. makasih Om, kak Dewa udah dibolehin kerja di kantor Om" ucap Rangga pada Dewa dan Pak Rama

"eeehem....." ucap Raja berdehem

"eh, iya. makasih ya bro" ucap Rangga sangat senang

"iya sama sama. nanti kamu antar Rangga ke tempat pak Surya ya Ja" perintah Papa nya

"iya pa" singkat Raja

*****************

Raja dan Rangga berangkat ke kantor, Rangga naik mobil Raja.

"Ngga, apaan Lo tadi bilang gitu ke bokap gue?" tanya Raja sambil melihat jalanan

"yaa, masa gue harus ngomong kalau gue berantem sama bokap. berabe nih urusan nya, secara kan bokap Lo kolega nya bokap gue" jawab Rangga

"ya gak papa dong, jujur lebih baik" sahut Raja

"baik apanya, bisa hancur reputasi gue" jawab Rangga kesal

"yaa.... daripada Lo gak jujur kayak tadi. serasa mau muntah gue dengernya" sergah Raja

"hehehe... cari aman dong bro. masa gue harus bilang kalau gue dikejar polisi sih, dikata apa gue nanti" jawab Rangga sambil terkekeh

"sama aja, munafik Lo" ejek Raja kesal

"hahaha... sekali kali Ja Gue baik, dipuji lagi" imbuh nya

"weeekk" kata Raja membuka mulutnya lebar-lebar

************

Sesampainya di kantor, Raja mengantarkan Rangga ke pak Surya selaku HRD. setelah di interview dan melihat CV serta pertimbangan yang lain, Rangga akhirnya bekerja satu tim dengan Raja.

"mana ruangan Lo Ja?" tanya Rangga selesai di interview dan Raja mendampingi

"di situ" jawab Raja sambil menunjuk ruangan di samping lift

Mereka pun masuk ruangan

"Pagi Ndra!" sapa Raja

"Pagi" jawab Indra

"Oh ya, kenalin ini Rangga sahabat sekaligus karyawan baru disini, Rangga kenalin ini Indra partner paling baik" kata Raja mengenalkan mereka berdua

Rangga dan Indra pun saling berjabat tangan berkenalan

Selesai berkenalan mereka duduk ditempatnya masing-masing. Rangga mendapatkan tempat duduk di samping Arta, karena memang yang kosong hanya itu.

Saat Rangga sedang mengetik di layar komputer nya. ia dihampiri oleh Sita yang membuat mata Rangga langsung menoleh

"ini kerjaan kamu, kalau ada yang gak tau tanya atau minta bantuan sama temen temen" kata Sita sambil menyerahkan beberapa kertas untuk disalin

"iya mbak" jawab Rangga gugup

"jangan panggil saya mbak!, emang saya mbak mbak udah tua gitu. panggil saya Sita!" kata Sita dengan sinis

"iya, maaf mbak Sita" ulang Rangga