webnovel

Cinta seorang Raja

Dengan alasan apa papa membenci ku? mengapa dari kecil sampai sekarang papa memilih kasih antara aku dengan kakak ku kak Dewa? Apakah aku diciptakan menjadi perusak? Kenapa tidak ada yang peduli dengan ku? Jikalau begitu, mengapa aku mesti dilahirkan? mengapa aku hidup? Bahkan orang yang melahirkan aku pun tidak peduli sama sekali dengan hidup ku? Dan Kapan semua ini akan berakhiiiir? teriak Raja aku benci papa, aku benci kakak, aku benci mama, aku benci hidup, aku benci diriku sendiri. RAJA NARENDRA SANJAYA

Binti_NR · Urban
Not enough ratings
114 Chs

Berdamai atau Tidak!!

"dan kita adalah teman" lanjut Rendy lagi sambil menjabat tangannya

"siapa juga yang mau jadi temen Lo" jawab Raja tegas

"Ok, kalau gitu. gue sebarin Vidio Lo" ancam Rendy

"Eh, jangan...jangan! Oke Lo dan gue Te...Man" Patuh Raja sambil ketakutan

"Oke.... kita bertiga teman" ulang Rangga pada Rendy dan Raja

"udah selesai kan masalah kita, sekarang gue mau pulang" Kata Raja dengan kesalnya

"dengan senang hati, pintu terbuka lebar buat Lo berdua" Tegas Rendy

"cepet sembuh ya bro" ucap Rangga pada Rendy

"siap, makasih bro" balas Rendy

dalam perjalanan pulang, Rangga menelpon seseorang yang tak lain adalah teman wanita Rangga.

"yank, ke bar yuk" ajak Rangga pada Mona setelah mengangkat telpon nya

"ngapain ke bar" jawab Mona

"aku kangen sama kamu, kita ketemu disana. udah lama kita nggak ketemu" jawab Rangga

"yaudah iya" jawab Mona mengiyakan

"Oke baby, see you" ucap Rangga langsung menutup telepon nya

"telpon sama siapa lu" tanya Raja

"biasa gebetan gue" jawab Rangga dengan senyum

"Lo nggak mau ikutan bro?" tanya Rangga

"lagi males gue" jawab Raja dengan tampang malas nya

"yakin, nggak mau ikut gue. bisa sambil refreshing bro" tanya Rangga sekali lagi

"gak, kalau Lo mau kesana, lo kesana aja. gue mau pulang" Tegas Raja

"ya udah, kalau Lo gak mau. tapi anterin gue ke bar dulu. baru Lo pulang" perintah Rangga

"siap tuan", jawab Raja dengan pasrah.

Entah mengapa akhir akhir ini Raja muak dengan perempuan. apalagi, perempuan di bar yang sangat murahan. dia sekarang lebih banyak berdiam diri di rumah atau ketempat sepi seperti, taman untuk melampiaskan semua masalah nya.

setelah mengantar Rangga ke bar, Raja meninggalkan Rangga dan pulang menuju rumah nya. dirumah tidak ada siapa siapa hanya pembantu dan pelayan yang sedang bekerja dirumah itu.

Raja berjalan menuju balkon yang ada di samping kamarnya itu. Raja membuka ponsel melihat foto mama nya.

"ma, kenapa mama tinggalin Raja" batin Raja dalam hati

"kenapa mama tega sama Raja?, apa mama lebih sayang sama pria pilihan mama dari pada Papa, Raja sama kak Dewa?" tanya Raja dalam hatinya.

Tak terasa air mata Raja keluar begitu saja, dengan cepat Raja langsung mengusap air mata nya dengan tangan nya.

"sudah lah, tanpa mama Raja juga bisa" Kata Raja dalam hatinya

"aku janji, kalau mama tidak menemui ku dan kak Dewa, aku akan melupakan mama untuk selamanya" janji Raja pada dirinya sendiri

Keesokan paginya, Raja bangun dari tidur nya dan bergegas mandi lalu turun untu sarapan.

"pagi pah" sapa raja pada papa nya

"pagi raja" balas papa nya

"pagi Raja" sapa Dewa pada Raja

"loh, kak. Kaka udah pulang?" tanya Raja

"iya dong, Kakak Kemarin jam 11 pulangnya" sahut Dewa dengan senyum nya.

Mereka lalu makan dengan khidmat nya menikmati makanan yang tersaji di meja makan.

"Raja, gimana urusan kamu dengan teman kamu itu?" tanya papa nya

"udah, selesai kok pa" jawab Raja dengan senang

"bagus kalau gitu" Rama tersenyum bangga pada Raja

"Dewa?" panggil papanya

"iya, pa" sahut dewa

"lalu gimana pertemuan dengan klien kemarin?" tanya papa nya

"Alhamdulillah, lancar. Minggu depan proyek nya berjalan pa" ujar Dewa dengan tersenyum manis

"Bagus, kalau begitu. bangga papa sama kamu dewa" puji papanya dengan bangga

Raja yang mendengar pak Rama memuji kakak nya sedikit kesal dengan papa nya itu.

"Raja, kamu itu jangan hanya membuat masalah saja. tapi kamu juga harus bisa seperti kakak mu" Kata papa nya pada Raja

"lihat kakak kamu, Dewa. dia tidak pernah sekalipun mengulang mata kuliahnya dan sekarang dia melanjutkan S2 nya sambil melanjutkan perusahaan cabang dan merintis perusahaan nya sendiri, sedangkan kamu kerja nya cuma Hura Hura dan buat masalah saja" lanjut Pak Rama membandingkan Raja dengan Dewa

Raja yang mendengarnya hanya mengangguk dan pasrah memang kenyataannya seperti itu. meskipun sebenarnya Raja kesal jika harus dibandingkan dengan kakak nya. kemudian, Pak Rama langsung berangkat ke Kantor.

"udah, jangan diambil hati omongan papa" kata Dewa memberi nasehat

Raja hanya mengangguk dan termenung menanggapi nasehat kakak nya

"kakak yakin, pasti kamu bisa. memang belum waktunya saja. kalau kamu belajar lebih giat lagi dan gak main main, kakak yakin kamu bisa lulus tahun depan" Kata kakak nya memberi semangat

"makasih, kak. kakak udah mau percaya sama aku" ucap Raja

Kakanya hanya senyum dan mengangguk senang melihat adiknya yang mendengar kan nasehatnya. lalu Dewa meninggalkan Raja di meja makan.