Begitu melihat Cynthia berjalan menghampiri Alena, Alena bersorak gembira Ia langsung merangkul sahabatnya dengan erat. "Ya Tuhan.. Cynthia Aku sangat merindukan mu. Kita lama sekali tidak berjumpa"
"Please Alena, Jangan berlebihan, ini baru tiga atau empat harian..."
"Itulah, Karena Kau biasanya selalu ada disisiku sekarang Kau milik Pangeran Thalal"
"Bukankah Kau yang menjodoh-jodohkan Aku?" Kata Cynthia sambil berbisik. Alena tertawa sambil menutup mulutnya.
Melihat istri-istri mereka melepaskan rindu. Dua Pangeran kakak beradik itu malah senyum-senyum. Nizam melirik Pangeran Thalal lalu ikut berbisik ditelinga adiknya.
"Bagaimana Thalal? Berhasil?"
Pangeran Thalal langsung memerah bagai kepiting rebus. Ia tidak mau menjawab pertanyaan Kakaknya. Pangeran Thalal malah memalingkan wajahnya ke arah Alena dan Cynthia yang sedang berjalan keluar hotel menuju halaman tempat mobil terparkir. Pangeran Thalal melihat istrinya berjalan lambat. Sepertinya Cynthia masih merasakan ngilu ditubuhnya. Dipakai berjalan jadi makin terasa. Pangeran Thalal jadi ingin membopongnya.
"Cynthia kenapa jalanmu lambat sekali? Dan kenapa cara jalanmu jadi aneh? Apa Kamu sedang sakit? Apa Kakimu terkilir?" Alena tiba-tiba berteriak. Sesaat suasana jadi hening. Cynthia menatap Alena dengan tatapan buas seakan-akan ingin membunuhnya dengan sekali tusuk.
Pangeran Thalal ingin putar badan dan pergi lenyap ke dasar bumi. Sedangkan Nizam terpesona ke arah Istrinya yang begitu luar biasa. Mengapa setiap saat Istrinya membuat huru hara. Tapi dengan cepat Nizam mencairkan suasana tegang sambil merangkul Istrinya.
"Nah.. itulah mengapa tadi Aku tidak setuju mengajak Cynthia jalan-jalan. Dia agak kurang sehat?"
"Kapan Kau bilang dia kurang sehat, Kau tadi bilang dia sedang honey moon, Ah...ha...ha...Aku tahu sekarang mengapa jalanmu kaya siput." Alena berteriak lagi dengan gembira. Lalu Ia melanjutkan kata-katanya.
"Pasti setelah kamu menghabiskan malam dengan Pangeran Thalal Kau..mmmm..." Alena tidak jadi melanjutkan perkataannya karena tiba-tiba ditarik Nizam ke arah pojok dekat meja resepsionis.
"Alena jangan membicarakan hal tabu di depan Thalal. Dia jadi malu." Bisik Nizam
"Tabu apaan? Cynthia itu pasti sedang kena karma karena sudah menyiksa adikmu. Apanya yang tabu, Aku tidak bicara yang aneh-aneh. Kamu tidak tahu, di Indonesia ada tayangan Sinetron yang suka menceritakan seseorang yang terkena azab karena melakukan suatu dosa. Sinetron itu katanya diambil dari kisah nyata. Cynthia pasti dia terkena azab. 'Seorang istri terkena azab terkilir kakinya karena sudah menyiksa suaminya dimalam pertama'. Nah gitu keren kan...." Alena bercerita dengan mata berbinar-binar.
Nizam menutup matanya sambil menarik nafas panjang. Entah apa yang ada di otak istrinya. Heran Ia Istrinya bisa melaju kuliah sampai semester akhir. Pasti Cynthia sudah bekerja keras membantunya.
"Alena tolong jujur padaku! Apakah kau pernah jatuh dibagian kepala atau mungkin kepala kamu pernah terbentur sesuatu?" Nizam jadi penasaran. Siapa tahu Istrinya pernah jatuh dikepala atau terbentur sesuatu sehingga ada syaraf dikepalanya yang terganggu.
Alena melotot menatap tajam ke arah suaminya. Ia sangat marah kepada Nizam.
"Yang Mulia Nizam, Ingat!! bukan kepala ku yang harus terbentur sesuatu tapi Kepalamu. Bukankah yang menyiksaku waktu malam pertama adalah Kau bukannya Aku yang menyiksamu seperti Cynthia menyiksa Pangeran Thalal. Seharusnya Kau yang terkena karma. Aku sekarang sedang menunggu kepalamu akan terbentur sesuatu atau minimal sama kaya Cynthia mungkin kakimu akan terkilir juga"
"Aaargh..." Rasanya Nizam ingin menarik Alena ke kamar lalu menghajarnya di atas tempat tidur habis-habisan. Bila perlu sampai Alena tidak bisa bangun beberapa hari biar kapok.
Di lanjutkan obrolan ini akan membuat kepala Nizam pecah. Ia melihat ke arah Cynthia dan Pangeran Thalal yang berdiri kaku dengan wajah merah padam.
"Alena kau masih ingin jalan-jalan?"Tanya Nizam. Alena menganggukan kepalanya dengan kuat
"Kalau begitu tutup mulutmu rapat-rapat. Jangan bicarakan lagi gaya berjalan Cynthia yang aneh. Paham!!!"
"Ya..ya.. baiklah, tapi ngomong-ngomong. Kira-kira dia terkilir dimana ya? Kasian. Apa perlu kita bawa dia ke dokter, Zam? " Alena menatap Cynthia penuh rasa khawatir.
"Sudah tidak usah dibahas, Kalau benar Ia kena karma atau azab maka dokter pun tidak bisa menolong dia" Nizam jadi pura-pura ikutan konyol."
"Jadi teori Aku benar kan? Kamu setuju"
"Iya benar...Kamu sudah kaya Adam Smith ahli ekonomi itu yang pandai membuat teori."
Alena tertawa tanpa dosa. Nizam masih misruh-misruh disamping Istrinya.
Mereka berdua akhirnya kembali menghampiri Cynthia dan Pangeran Thalal.
"Maafkan Aku ya Chyntia..Aku janji tidak akan lagi membicarakan dirimu yang sedang terkena azab" Kata Alena dengan serius.
Cynthia tercengang. "Azab???? apaan?" Kata Cynthia terheran-heran. Nizam membuang muka menyembunyikan tawanya yang hampir tersembur. Pangeran Thalal cuma diam tidak mengerti.
"Ssst...kata Nizam jangan membicarakan itu lagi, Ayo kita pergi. Kamu masih kuat jalankan? Kita jangan jalan-jalan menyusuri pantai kalau kau masih sakit. Ayo kita ke kafe saja yang ada pagelaran musiknya. Tadi ada pelayan hotel yang berbicara malam ini ada grup band dari Amerika yang akan tampil. Grup itu sedang naik daun..dan punya banyak fans dimana-mana. Aku jadi penasaran ingin melihat." Kata Alena yang langsung diiyakan oleh semua orang. Apapun akan dilakukan asalkan Alena bahagia.
***
Beberapa saat kemudian mereka sudah duduk di deretan kursi paling depan disebuah kafe mewah sambil menunggu tampilnya grup band inti. Untuk sementara grup band pengantar sudah memainkan musik mengiringi para pengunjung bersantai dimeja masing-masing. Para gadis tampak memenuhi kafe. Kafe eksklusif yang terkenal dengan harga makanan dan minuman nya yang mahal membuat pengunjung penuh tapi tidak berjubel.
Para gadis yang menunggu grup band malah sekarang asyik menonton Nizam dan Pangeran Thalal walaupun dengan sembunyi-sembunyi. Kho ada dua orang penghuni langit turun ke bumi ya. Beberapa kilatan lampu kamera handphone langsung menyambar ke arah Pangeran Thalal dan Nizam.
Pangeran Thalal seperti biasa wajahnya langsung otomatis tersenyum membuat para gadis yang menatapnya langsung histeris dimejanya masing-masing. Karena ada Alena dan Cynthia para gadis tidak berani mendekat. Jadi cuma menatap dari kursi masing-masing.
Sedangkan Nizam hanya diam membeku tidak perduli. Nizam malah asyik menyuapi Alena dengan kue-kue manis yang ada didepannya. Ia melihat wajah Alena yang semakin cantik berseri-seri. Wajah polos yang hidup tanpa beban. Ah.. andaikan semua orang berpikiran seperti Istrinya mungkin di dunia ini tidak akan ada peperangan dan pertumpahan darah.
Cynthia sendiri melihat acuh tak acuh pada gadis-gadis yang menatap iri pada dirinya dan Alena. Cynthia mengguman dalam hati. Kalian tidak akan senyum-senyum kekaguman begitu kalau seandainya tahu penderitaan yang harus dilalui oleh dirinya dan Alena menghadapi hajaran para pangeran dimalam pertama.
Kalau para gadis itu tahu sakitnya seperti apa, pasti akan lari tunggang langgang dan tidak akan pernah berani menampakkan wajah mereka didepan dua Pangeran itu. Para Pangeran Azura terlihat manis di luar tapi sesungguhnya beracun.