webnovel

Negosiasi Kedua

Cynthia tampak menyambut Ayah dan Ibunya yang baru datang. Dia bingung mau bicara apa. Ia melirik ke arah Nizam seakan meminta pertolongan. Nizam menganggukan kepalanya. "Selamat datang di Bali, mari silahkan.." Nizam membungkukkan badannya seraya memberi salam dengan hormat. Seperti biasa semua orang di sekeliling Nizam langsung ikut membungkuk agar posisinya lebih rendah dari Nizam. Kedua orang tua Cynthia sampai tercengang dan terpesona.

Orang Tua Cynthia berasal dari golongan bawah. Mereka tidak pernah merasakan penghormatan yang berlebihan. Ayahnya Cynthia hanya pegawai kantoran tingkat rendahan dengan ibunya yang hanya ibu rumah tangga biasa. Diberikan penghormatan sedemikian rupa oleh orang setingkat Nizam membuat hati mereka merasa sangat tersanjung dan tersentuh. Hanya Cynthia yang langsung tau kalau Nizam sedang mencoba berstrategi.

'Sialan..Otak C Nizam itu benar-benar otak seorang putra mahkota. Bagaimana bisa Ia mempermainkan perasaan orang tuanya sedemikian rupa' Cynthia berkata dalam hatinya.

Mereka langsung mengikuti Nizam yang posisi badannya berusaha tidak mendahului mereka. Membuat orang tua Cynthia semakin tersanjung.

Nizam mensetting ruangan meeting room di Rumah Sakit sedemikian rupa menjadi ruangan untuk menyambut kedatangan orang tua Cynthia. Kesan pertama sangat menentukan keberhasilan suatu negosiasi.

Hidangan mewah yang didatangkan langsung dari restoran Internasional ternama memenuhi meja yang tertata di samping ruangan. "Cynthia persilakan orang tua mu untuk bersantap dulu."

Nizam melambaikan tangannya ke arah para pelayan. "Layani mereka dengan baik" Kata Nizam.

Merekapun lalu duduk bersama menyantap hidangan. Alena sendiri tidak ikut. Ia sedang tumbang di tempat tidur merasakan mual sejak semalam. Ia ditunggu oleh asisten nya dan para pengawalnya. Tadinya Nizam sangat Khawatir dan tidak mau meninggalkan Alena tapi Alena memaksa Nizam untuk pergi bernegosiasi dengan orang tua Cynthia. Karena Alena bersikeras agar Nizam pergi walaupun dengan perasaan khawatir karena meninggalkan Alena yang untungnya ditemani oleh Dokter Desy maka akhirnya Nizam pergi juga. Nizam takut kondisi Alena akan makin memburuk kalau Ia malah menggagalkan negosiasi dengan orang tua Cynthia. Alena kalau menginginkan sesuatu harus terlaksana apalagi sekarang kondisinya sedang hamil.

Pangeran Thalal juga tidak ikut bernegosiasi. Ia masih belum bisa turun dari tempat tidur. Ia masih sering pusing kalau turun dari tempat tidur.

"Yang Mulia.. sebelumnya Saya mengucapkan banyak terimakasih atas pemberian Yang Mulia kepada keluarga kami melalui Putri Kami Cynthia." Ayahnya Cynthia berbicara dengan hati-hati. Sebenarnya Ia termasuk orang yang cerdas tetapi nasibnya tidak terlalu baik sehingga Ia hanya menjadi pegawai rendahan.

Sangat mirip dengan Cynthia, Ayahnya Cynthia termasuk orang yang sangat loyal. mengabdi bertahun-tahun pada perusahaan kecil dan tidak mau pindah ke perusahaan lain hanya karena Ia berhutang Budi kepada atasannya. Sehingga Ia tetap bekerja di perusahaan tersebut. Dengan penghasilan yang sangat pas-pasan.

"Saya juga sesungguhnya sangat terbantu oleh Cynthia sebagai seorang teman dan sahabat istri Saya."

"Oh ya Miss Alena. Saya tidak melihatnya. kemana dia?" Ayah Cynthia lupa kalau Alena sudah menikah dan Ia terbiasa menyebutnya Miss Alena. Nizam tersenyum mendengar Ayahnya Cynthia menyebut Alena sebagai Miss. Hingga kemudian Ia segera menyadari kesalahannya. Istrinya menyenggol tangan suaminya "Dia sudah menikah sekarang. Dia bukan Miss Alena lagi tapi Mrs. Yang Mulia Nizam."

"Eh.. maksud Saya juga itu, Mrs Nizam eh Yang Mulia Nizam" Ayahnya Cynthia langsung grogi. Nizam tersenyum lebar mengusir kekakuan yang tercipta diantara mereka.

"It's all right. Kalian boleh memanggilnya dengan Mrs. Nizam. Dia sedang tidak dalam kondisi baik"

"Oh..Apakah Mrs. Nizam sedang sakit?" Ibunya Cynthia terkejut.

"Dia sedang mengandung Mom..Dia mual-mual dari kemarin." Kata Cynthia.

"Ooh.. morning sickness..Yang Mulia, Semoga Mrs.Nizam baik-baik saja" Ibunya Cynthia melanjutkan.

"Aamiin.. Semoga saja" Kata Nizam sambil tetap tersenyum.

"Jadi Yang Mulia, Saya sangat terkejut mendengar Cynthia mengatakan bahwa Yang Mulia memanggil Saya ke Bali. Saya berharap anak kami Cynthia tidak melakukan kesalahan" Ayahnya Cynthia seakan tidak sabar ingin mengetahui maksudnya diminta datang oleh Nizam.

Nizam langsung menegakkan badannya, menarik nafas dan mulai berbicara perlahan.

"Adik Saya Pangeran Thalal jatuh hati terhadap Cynthia.." Nizam terdiam. Ia melihat dulu reaksi orang tuanya Cynthia.

Orang tua nya Cynthia tercengang langsung menatap wajah anaknya dengan tajam seakan ingin menelannya bulat-bulat. "Apa anak kami bertindak kurang ajar? Apa dia menggoda Yang Mulia Pangeran Thalal?" Ayahnya Cynthia sedikit kalap. Cynthia langsung mengkeret ketakutan. Ia duduk tegang dikursinya.

Nizam langsung memberikan segelas air ke ayahnya Cynthia dengan penuh hormat. "Cynthia tidak bersalah apa-apa. Dia gadis yang sangat sopan dan baik. Adik Saya yang tidak tahu diri sudah mencintainya. Mohon maafkan Saya dan keluarga saya dari Kerajaan Azura yang tidak bisa mendidiknya sehingga berani mencintai gadis sebaik Cynthia." Nizam tetap tersenyum manis. Cynthia menatap wajah Nizam dengan takjub. Bagaimana bisa Nizam begitu luar biasa menghamburkan kata-kata semanis madu sehingga membuat orang tuanya yang begitu keras menjadi terpesona begitu.

Cynthia menatap wajah orang tuanya yang memandang Nizam dengan raut wajah bagai melihat sosok dewa Yunani tertampan dan termanis. Nizam benar-benar bunglon paling berbahaya di dunia. Bagaimana bisa raut mukanya berubah-ubah dari bengis, kejam, menyebalkan, konyol dan sekarang Ia baru melihat bahwa karakter Nizam sedikit mirip dengan Pangeran Thalal dalam mengaduk-aduk emosi orang lain.

Cynthia masih ingat bagaimana Nizam menghajar pengawal Pangeran Thalal, kemudian menendang meja hingga bercerai berai ketika Alena mau dilecehkan oleh Justin. Ia juga menyiksa Alena di malam pertamanya sampai Alena pingsan tidak berdaya. Entah wajah apa lagi yang akan ditampilkan Nizam didepannya. Cynthia bersyukur Pangeran Thalal tidak seperti Nizam.

Ia merasa ketakutan kalau harus berdekatan dengan orang seperti karakter Nizam. Wanita yang cocok untuknya adalah benar-benar Alena. Karena Alena lah yang akan bertahan dengan sifat seperti itu. Buktinya ketika Alena dihajar pada saat malam pertama yang mungkin akan menimbulkan trauma dan ketakutan yang mendalam bagi wanita lain malah tidak bagi Alena. Alena malah balik menghajar Nizam diselangkangan dan kemudian mereka berbaikan lagi.

Pangeran Thalal berwajah manis karena memang dia sifat dasarnya baik hati dan lembut. Tapi Nizam dasarnya berwajah kejam dan bengis Ia bersikap manis kalau ada tujuan tertentu. Wajah Nizam di mata Cynthia penuh dengan kepalsuan. Alena saja sering disiasati dan ditipunya. Nizam hampir tidak punya belas kasihan. Semua orang dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi dan ambisinya. Hanya Alena yang sedikit mampu menetralkan kekejaman Nizam.

Cynthia juga yakin Nizam membantu hubungan Pangeran Thalal dan dirinya tidak dengan gratis. Ada pepatah yang mengatakan "Tidak ada makan siang yang gratis" Ia yakin Nizam sedang mengikat dirinya dan Pangeran Thalal untuk tetap disampingnya. Membantu Nizam meraih kekuasaan yang sebenarnya di kerajaan Azura dan merombak total sistem kerajaan mereka.