179 Memakan Umpan

Andre menatap perempuan cantik dihadapannya. Ia tidak pernah melihat wajah itu sebelumnya. Padahal hampir semua wanita yang ada di club malamnya Ia tahu. Mungkin Ia wajah baru, apalagi Wanita itu sepertinya tidak mengenal dirinya sebagai pemilik tempat ini. Buktinya Ia mengolok-olok nya dengan menyebutnya gay.

Wajahnya begitu cantik dengan kulit sehalus sutra dan seputih salju. Hidungnya mancung dan matanya sangat indah. Badannya juga sangat bagus. Andre bahkan menaksir harga wanita itu pasti puluhan juta semalam. Tapi bagi Andre uang segitu tidaklah seberapa. Mau ratusan juta juga tidak masalah. Dan untuk wanita secantik serta memiliki tubuh yang begitu indah itu, Andre merasa tidak akan rugi mengeluarkan uang seberapapun juga.

Walaupun Ia sedang sedikit mabuk tetapi Ia tidak sampai kehilangan kesadaran. Ia menduga pasti wanita ini adalah wanita penghibur yang sengaja menggodanya. Beraninya Ia mengatakan dirinya gay. Sehingga Ia tidak tahan untuk tidak membuktikan bahwa dirinya normal.

Ia merasa tidak perlu meneliti lagi karena Ia tahu pasti bahwa wanita yang ada di bar club malamnya adalah wanita-wanita terpilih yang sudah diperiksa kesehatannya oleh dokter secara berkala. Ia perlu menjaga keamanan dan kebersihan para wanita karena Tamu Tamu yang datang pun harus tamu eksklusif dan tidak bisa datang tanpa kartu anggota yang tarif pertahunnya sangat mahal.

Pelanggannya adalah para pejabat penting dan para pengusaha kelas atas. Wanita yang disediakan haruslah wanita yang sangat cantik dan sangat bersih. Sehingga Andre sama sekali tidak menyangsikan ketika Ia menarik wanita itu ke dalam salah satu kamar.

Malam ini sebenarnya Ia tidak ingin bersama seorang wanitapun mengingat Ia sedang fokus terhadap kasus ayahnya Alena. Tapi kata-kata Wanita tadi yang menuduhnya gay berhasil memancing emosinya. Ditambah dengan efek minuman yang Ia minum.

Wanita itu terlihat sedikit gemetar ketika Andre mulai membuka pakaiannya dan dengan sedikit kasar Ia membuka pakaian wanita itu. Melihat Wanita itu tampak malah terdiam bukannya membuka pakaiannya. Andre sedikit mengerutkan keningnya. Tapi sesaat kemudian karena darahnya terlanjur bergejolak Ia lalu merangkul wanita lalu menuntaskan luapan emosi dalam hatinya.

Sesaat kemudian Andre tampak terkejut dan mengumpat. Ia merasa sedikit kesulitan ketika memasuki tubuh wanita itu. Apalagi kemudian Ia mendengar jeritan kecil wanita itu diiringi Isak yang tertahan.

Terlambat untuk menghentikan segalanya, Andre seakan menjadi gusar dan gerakannya menjadi kasar dan serampangan. Rasa sakit menjalar ke setiap tubuhnya membuat wanita itu menggeliat-geliat. Ada rasa pedih seakan menguliti kulitnya. Matanya terpejam rapat merasakan kesakitan saat Andre merobek-robek tubuhnya. Ia tidak dapat menahan lagi, tetesan air matanya mulai mengalir tak terkendali.

Hingga akhirnya setelah menunggu waktu yang seakan berjalan lambat. Wanita itu melihat Andre melenguh hingga akhirnya terkulai lunglai.

Begitu kesadarannya pulih Andre berteriak,

"Siapa Kamu?? kenapa Kamu masih gadis??, Kamu bukan seorang wanita pelacur" Kata Andre dengan nafas masih memburu. Ia kebingungan menerima kenyataan bahwa wanita itu masih suci. Ia mengira kalau wanita yang sekarang sedang menangis adalah wanita penghibur.

Lantas siapa dia. Selagi Andre kebingungan dan terkejut. Andre lalu melihat wanita itu kini menangis meraung-raung sambil berteriak, "Kau biadab telah memperkosa Aku, Manusia jahanam!!"

Andre tercengang dan makin tercengang ketika kemudian tiba-tiba ada yang mendobrak pintu masuk disertai suara keras dan acungan senjata. Beberapa polisi berpakaian seragam dan berpakaian biasa menerobos masuk dan berteriak.

"Jangan bergerak!! Anda ditahan atas kasus pemerkosaan!!"

Andre memegang selimut yang menutupi tubuhnya dengan erat. Kilatan lampu kamera handphone dan kamera LSDR langsung menyambar tubuhnya. Bahkan ada yang merekam video nya. Wajah Andre menjadi merah bagai besi dibakar lalu kemudian berubah menjadi kelam. Ia telah dijebak orang. Yang membuat Ia semakin murka adalah Ia dijebak ditempatnya sendiri. Bagaimana bisa ini terjadi.

Diluar angin malam tampak berhembus sangat dingin. Musim penghujan sedang mencapai puncaknya. Rintik air hujan mengiringi tetesan air mata si wanita yang sekarang sedang diselimuti oleh seorang polisi wanita. Sementara itu Andre yang diberikan kesempatan untuk berpakaian dulu. Berjalan gotai dengan tangan terborgol ke belakang. Rasa malu yang Ia rasakan sudah mencapai puncaknya. Perasaan terhina kini menggantikan perasaan malunya. Rasanya Ia ingin membunuh orang untuk saat ini.

***

Nizam meminta Cynthia untuk mendampingi Alena, Ia pamit mau menerima telpon dulu. Cynthia dan Pangeran Thalal heran mengapa Nizam tidak menjawab telepon di depan mereka. Ketika semua mata menatapnya Nizam hanya mengangkat bahunya berlagak tak perduli. Alena sendiri malah minum jus jambu biji merah. Cynthia dan Pangeran Thalal saling berpandangan.

"Alena apa Nizam ada urusan penting?" Tanya Cynthia.

"Iya..besok Ayahku akan disidang kasus perijinan ilegal. Nizam sedang mengurusnya"

"Oh.. jadi itu yang menyebabkan kita ke Surabaya sekarang." Kata Cynthia lagi.

"Kakak Nizam mengatakan apa saja pada Kakak Putri Alena?" Tanya Pangeran Thalal.

"Dia bilang Aku tidak usah khawatir, Ia akan mengatur semuanya"

Pangeran Thalal memandang Cynthia, seakan meminta Cynthia untuk mengatakan sesuatu.

"Tidak usah khawatir, Yang Mulia. Ini adalah kunjungan Kakakmu yang ke dua kalinya. Dia pasti sudah punya kaki tangan di Surabaya. Kakakmu orang yang sangat cerdas. Dia pasti memiliki cara untuk melepaskan Ayah Alena dari jeratan hukum" Kata Cynthia sambil ikutan meminum jus jambu.

Pangeran Thalal tersenyum lebar. "Kamu benar-benar cerdas Cynthia" Katanya sambil mencubit pipi Cynthia. Alena tersenyum melihatnya.

"Pangeran Thalal, Apakah Kamu sekarang sudah bisa mengimbangi sahabatku?" Tanya Alena tiba-tiba.

Pangeran Thalal terlihat tidak mengerti.

"Mengimbangi apa? " Wajah Pangeran Thalal terlihat bingung. Cynthia malah menatap Alena dengan kesal. 'Nih bocah pasti mau ngaco lagi' Katanya dalam hati.

"Bukankah terakhir kali Cynthia bilang kau meminta ampun padanya."

Pangeran Thalal tercengang lalu kemudian tertawa terbahak-bahak, " Ya..ya...oh itu, Alhamdulillah sekarang Aku bisa menghadapi Cynthia, dan tidak meminta ampun lagi..auw.. Cynthia Kau menyakitiku lagi.." Pangeran Thalal mengaduh karena kakinya diinjak oleh Cynthia

"Waah... hebat... Tenang saja Pangeran Thalal. Lama-lama juga akan terbiasa, Iya kan?" Alena menganggukan kepalanya sok paham dan mengerti.

"Ya Kakak Putri benar," Pangeran Thalal terus menahan tawa diiringi tatapan Cynthia yang begitu buas.

"Tuh..dengar kata Kakak Putri Alena, nanti juga akan terbiasa. Kau jangan suka menolakku terus menerus, Aku bisa merana nanti." Pangeran Thalal berbisik. Tapi Cynthia malah mencubit pinggangnya dengan kuat. Pangeran Thalal meringis kesakitan.

avataravatar
Next chapter