Setelah Naya menerima cinta Rama,Rama semakin perhatian dan semakin menjaga kekasihnya dengan penuh ketulusan,meski terkadang gadis yang tengah menjadi kekasihnya itu sering sekali cuek,Naya memang tidak pernah mencintai Rama,dia menerima cinta Rama hanya karena kebaikan Rama,namun hatinya selalu milik Gabriel.
Setelah berbulan-bulan tidak ada kabar dari Gabriel, Naya menjalani hubungan dengan Rama, Gadis cantik itu menjadikan Rama sebagai pelampiasan semata, karena Naya tidak pernah mencintai laki-laki lain selain Gabriel, meski Gabriel sering kali melukai hatinya dengan kata-kata kasarnya, namun bagi Naya tidak mudah menghapus sosok Laki-laki bertubuh tinggi itu dari dalam hatinya.
Sementara Rama,Laki-laki yang tulus mencintai Naya tidak pernah tahu kalau wanita yang di cintai nya itu hanya menjadikan Ia pelampiasan semata.
Melihat kedekatan yang terjalin antara Naya dan Rama, Dea sebagai ibunya sangat senang karena selama beberapa bulan kebelakang Putrinya terlihat murung meski putrinya tidak bercerita namun hati seorang ibu tidak bisa di bohongi.
Saat Naya menyiapakan sarapan seperti biasa, tiba-tiba Dea datang dan mengagetkannya.
"Nay, menurut Ibu, Rama itu orangnya baik, dia dewasa dan juga terlihat taat beribadah" ucap Dea sambil mengelus rambut putrinya.
"Ibu, ini bicara apa sich, aku sama Rama cuma sekedar rekan kerja aja kok Bu," jawab Naya sambil berjalan ke arah meja makan untuk menyimpan sarapan yang sudah dia masak.
Mereka pun duduk bersama di ruang makan, di susul dengan darma, dan Dimas, mereka sarapan bersama-sama.
Selesai sarapan, seperti biasa Naya,hendak bersiap-siap pergi ke kantor, saat Naya hendak pergi Dimas tiba-tiba bertanya.
"Kak, Kak Gabriel kok tidak pernah datang lagi ke rumah?seperti nya sudah beberapa bulan ini aku tidak pernah melihatnya datang,apa hubungan Kakak dengannya baik-baik saja?"tanya Dimas sambil menaruh piring bekas sarapannya, dan berjalan mendekati Naya.
Sejauh ini memang belum ada yang mengetahui kalau hubungannya dengan Gabriel sudah kandas,Naya mencoba menyembunyikan perasaannya kembali di hadapan keluarganya.
"M-,mungkin dia sibuk dek,Kamu aja yang tidak tahu, dia selalu menelpon kakak, kok." Jawab Naya dengan nada yang sedikit terbata-bata.
"Kok, mungkin sich Ka?apa Dia sudah tahu kalau bos Kakak sering datang ke rumah?untuk bertemu dengan Kakak?" Kembali Dimas bertanya kepada Naya dengan kening sedikit mengkerut keheranan dengan sikap dan jawaban kakaknya itu.
Sebelum Naya sempat menjawab,tiba-tiba Darma menengahi pembicaraan mereka.
"Sudah,pagi-pagi kok, kamu nanya yang aneh-aneh sama Kakak Kamu Dek." Darma menyudahi pembicaraan adik dan kakak itu, darma memang tidak pernah mau ikut campur urusan asmara putrinya, yang darma inginkan hanyalah kebahagiaan putra putri nya, dengan siapapun mereka menjalin hubungan, asalkan itu bisa membuat anak-anaknya bahagia, darma akan memberikan restunya.
"Iya, Ayah, Adek minta maaf, maaf Yach Kak!" Dimas meminta maaf dengan wajah yang terlihat kesal.
'padahal Aku kan cuma bertanya,tapi Ayah malah marah.'gumam Dimas dalam hati sambil berjalan menuju ke kamarnya untuk mengambil tas sekolahnya.
Naya hanya tersenyum melihat Adiknya.
"Makanya, kalau pagi-pagi itu jangan suka nanya yang aneh-aneh,"Naya mengingatkan Dimas sambil tersenyum dan menghadap ke arah adiknya itu seraya mencubit hidung adik nya dengan lembut sambil tersenyum dan berlari meninggalkan Adiknya.
"Iih Kakak, awas Yach." Dimas mengejar kakaknya sambil tersenyum juga.
Melihat tingkah kedua anak-anak nya, darma dan Dea hanya bisa tersenyum.
"Semoga mereka berdua, selalu seperti itu ya Bu, semoga mereka berdua selalu bahagia! "Darma mengungkapkan harapannya kepada istrinya.
" Iya,Yah, aamiin, itu yang ibu harapkan juga," Dea menjawab ucapan suaminya.
"kita bersiap-siap ke perkebunan Yah,sudah lama Kita tidak pergi kesana,"ajak Dea.
"Ayo Buk,Kita siap"ucap suaminya
Mereka berdua pergi meninggalkan ruang makan dan bersiap-siap.
Orang tua Naya adalah pemilik perkebunan kelapa sawit yang tidak terlalu luas yang berada di Sukabumi, mereka hanya mengontrol perkebunan mereka seminggu sekali,karena disana ada orang kepercayaan mereka meski mereka memiliki perkebunan, namun Darma dan Dea sebagai orang tua tidak mau memaksa Anak-anaknya untuk turun langsung mengelola perkebunan itu.
Naya lebih memilih mengejar karirnya Dia memutuskan untuk menjadi sekertaris di perusahaan Rama yang sekarang sudah menjadi kekasihnya,sementara Dimas dia masih duduk di bangku SMA,mungkin Dimas yang akan meneruskan perkebunan milik orangtuanya itu.
Saat Naya sedang bersiap-siap, terdengar suara ponsel miliknya berdering, Naya menjawab nya tanpa melihat siapa yang menelponnya Karena dia sibuk bersiap-siap dan sangat terburu-buru,dia lupa kalau pagi itu harus meeting dengan Client.
"Halo,Nay, apa kabar?" Terdengar suara laki-laki dari ponselnya, Naya terkejut dan segera melihat ke layar ponselnya, terlihat tulisan 'MY LOVE' di layar ponselnya yang tak lain adalah nomor Gabriel yang di save oleh Naya di ponselnya.
Seketika wajah Naya berubah pucat dan, Naya teringat kembali saat Gabriel memutuskan hubungan dengannya begitu saja, Naya, segera mematikan ponselnya dan melanjutkan persiapan nya.
Tidak lama ponselnya berdering kembali, Naya mengabaikannya Dia tidak mau menerima panggilan itu,karena takut itu panggilan dari Gabriel,Meski masih banyak pertanyaan di benak Naya untuk Gabriel, namun Naya tidak ingin membuka kembali kenangannya dengan Gabriel, karena saat ini sudah ada Rama, yang selalu membuatnya tersenyum. Meski hati dan cintanya hanya untuk Gabriel, tapi tetap saja Dia tidak mau mengingkari kenyataan, kalau yang ada untuk nya selama beberapa bulan ini, adalah Rama, bukan Gabriel.
Sesampainya di kantor, Naya duduk di ruangannya dan mengambil ponsel dari dalam tasnya, Naya, melihat panggilan masuk di layar ponselnya.13 missed call dari nomor Gabriel.
Seketika mata Naya mulai berkaca-kaca,dadanya mulai terasa sesak bayangan menyakitkan itu kembali dalam ingatannya dan hampir saja kristal bening yang sudah berkumpul di kelopak mata cantiknya itu tumpah membasahi pipinya.
Tiba-tiba terdengar derap langkah kaki, menuju ruang kerjanya,buru-buru Naya menyimpan ponselnya kembali ke tas dan mencoba menghilangkan butiran kristal bening yang mau menetes ke pipinya.
Terdengar suara pintu di buka,Rama datang menemui Naya di ruangannya.
"Sayang,nanti malam Kita dineer Kamu ada waktu kan?" Tanya Rama sambil berdiri di samping Naya dan memandang wajah kekasihnya itu dengan perasaan heran.
"Sayang,Kamu kenapa?Kamu sakit?muka Kamu pucat Sayang,"sambung Rama seraya memegang kening kekasihnya.
"Tidak apa-apa,Aku hanya sedikit demam saja," jawab Naya sambil menatap Rama.
"Kalau, kamu sakit, kenapa kamu maksain kerja, Aku antar pulang ya?" Ajak Rama
"Boleh Aku ijin sehari saja? Untuk beristirahat?"ucapnya kepada Rama
"Iya, tentu saja Sayang,mari aku antar kamu pulang!" Rama kembali menawarkan diri untuk mengantar Naya pulang,tapi Naya menolaknya.
"Tidak usah terimakasih, aku pulang sendiri saja, sekarang kan masih jam kantor, dan kerjaan kamu juga banyak, jadi aku pulang sendiri saja." Jawabannya sambil mengambil tasnya dan berjalan ke luar ruangan.
"Engga, Sayang,Aku akan menelpon supir untuk mengantar kamu pulang." Rama segera merogoh jas nya dan mengeluarkan ponselnya, Rama langsung menelpon supir nya.
"Pak, antar non Naya ke rumah sakit setelah itu antar Dia pulang dengan selamat" perintah Rama kepada supir pribadi nya.
Rama mengantar Naya sampai ke mobil, Rama tidak bisa meninggalkan pekerjaannya saat itu, karena harus meeting dengan Client yang sangat penting.