webnovel

CINTA SANG PENGUASA

Gina Yulia Atmaja adalah seorang gadis cantik yang baik hati namun terlihat dingin. Dia diusir dari rumah oleh sang Ayah dan kekasih yang dicintainya mencampakannya dan lebih memilih saudra tirinya. Dengan bantuan seorang pria yang berkuasa Gina berusaha membalaskan sakit hati kepada orang-orang yang selama ini menyakitinya. Apakah Gina menemukan kebahagiaannya?

Misel09 · Urban
Not enough ratings
760 Chs

TIDAK AKAN ADA ORANG BARU DIANTARA KIRA

Siska dan teman - temannya masih diruang karaoke ketika Gina selesai dengan rapatnya. Dia mengintip dari jendela memperhatikan Gwen. Matanya suram mengingat kembali kepedihan ketika dia terus dihina dan teriaki gila oleh teman – temannya

"Permisi, bill di ruang karaoke itu biar saya yang bayar" kata Gina pada petugas kasir, diapun segera pergi dari sana, terlihat seorang pria dengan setelan jas rapih bersandar pada bagian depan mobilnya

"Tuan, bagaimana kamu bisa berada disini?" tanya Gina dengan nada manja

"Tentu saja untuk menjemput nyonyaku pulang"

Yudha berjalan mendekati Gina dan menjawab dengan senyum lembut. Yudha yang sangat jarang tersenyum dari awal Risti mengenalnya dan Gina yang tidak pernah bersikap lembut dan selalu dingin kepada siapapun. Risti dibuat terkejut oleh kedua atasannya

"Risti, terimakasih umtuk hari ini. Sampai jumpa besok!" kata Gina dengan senyum khasnya yang membuat Risti tersadar dari rasa terkejutnya

"Sama - sama bu Gina"

Risti pun berjalan menuju mobilnya. Gina memperhatikan kepergian Risti, kemudian Yudha merangkulnya dan berjalan menuju mobil Yudha. Tak lama setalah Gina membayarnya Siska dan teman - temannya keluar setelah selesai karaoke. Dan ketika SIska mau mebayar

"Maaf nona, semua tagihan sudah dibayarkan oleh nona yang tadi duduk dikursi sebelah sana"

Kasir menunjuk meja dimana Gina duduk, Siska mengikuti arah tangannya menunjuk

"Apa dia sudah lama pergi?" tanya Gwen yang ingin mengejar Gina

"Tidak nona, dia baru saja keluar!"

"Terimakasih"

Gwen dan SIska pun bergegas keluar dari restoran untuk mengejar Gina. DIluar mereka hanya melihat Gina dari belakang di rangkul oleh seorang pria, namun tidak melihat wajahnya. Riko pun baru saja datang untuk menjemput Siska

"Riko, apa kamu melihat siapa pria yang merangkul kak Gina?" tanya SIska pada Riko

"Aku tidak memperhatikannya dengan jelas, tapi sepertinya pria itu cukup familiar. Hanya saja aku lupa pernah melihatnya dimana"

"Mobil itu, mobil yang sama ketika aku bertemu dengan kak Gina di restoran beberapa hari yang lalu" gumam Siska terus memperhatikan kepergian mobil Yudha

*****

Gina terus saja diam termenung menatap keluar jendela selama dalam perjalanan. Hal itu membuat Yudha penasaran. Akhirnya setibanya dia dirumah dan Gina sedang mandi, Yudha menghubungi Risti dan menanyakan apa yang terjadi. Seketika sorot matanya berubah tajam mendengar penjelasan Risti. Namun Yudha tidak mengatakan apapun pada Gina. Gina masih tetap murung setelah dia selesai mandi. Dia langsung naik ke tempat tidur untuk tidur, namun ketika mulai memejamkan matanya, bayangan masa lalu kembali menghantui Gina.

"Tidak!"

Gina kembali terjaga, dia mengingat bagaimana rasanya dikurung dalam ruang gelap, dia juga teringat ketika berada dirumah sakit jiwa. Nafasnya terengah - engah dahinya bekucuran keringat Gina menoleh kesebelahnya melihat sang suami tertidur lelap. Akhinya Gina beranjak dari tempat tidur dan berjalan mengambil obat penenang yang ada di tasnya. Dia mengeluarkan 2 butir pil penenang dan menuangkan segelas air putih. Ketika hendak meminumnya

"Ah"

Obatnya terjatuh, ternyata Yudha tidak tidur dan dia menepis obat ditangan Gina ketika hendak diminum

"Jangan minum obat itu lagi!"

Ini pertama kalinya Yudha berkata dengan nada bicara yang dingin dan tegas kepada Gina, dengan sorot mata yang membuat Gina merasa merinding. Dia pun menitikan air mata

"Aku tidak bisa. Jika aku tidak meminum obat penenang, maka bayangan Itu selalu menghantuiku, nafas ku terasa sesak jika membayangkan itu. Bagaimana pengapnya berada diruang yang gelap gulita yang sempit. Bagaimana takutnya ketika aku dikurung dikamar isolasi rumah sakit jiwa dengan orang - orang gila yang kapan saja mereka bisa mengamuk tanpa sebab. Bagaimana rasanya ketika aku berteriak kalau aku tidak gila dan itu akan membuat tangan dan kakiku dikat dengan kuat ke tempat tidur dengan mulut yang ditutupi lakban atau kain. Aku tidak bisa melupakan itu. Ku mohon berikan obat itu padaku, biarkan aku tidur nyenyak tanpa mimpi buruk itu hiks, hiks, hiks"

Rasa takut, cemas dan sedih sangat terlihat jelas dimata Gina ketika dia bercerita. Yudha pun dapat merasakan sakit yang Gina rasakan. Yudha meraihnya dan memeluknya dengan erat

"Tenanglah, itu masa lalu. Semua itu sudah berakhir sekarang. Mulai saat ini, aku tidak akan pernah membiarkan siapapun menyakitimu lagi. Akan kupastikan jika mereka semua hancur ditanganku. Kamu tidak perlu khawatir karena ada aku sekarang disampingmu!"

Gina terus terisak dipelukan Yudha

"Sekarang kita kembali tidur" ajak Yudha dengan melerai pelukan diantara mereka

"Tidak, aku tidak mau memejamkan mataku. Aku takut!"

Gina yang masih terisak menggelengkan kepala dengan cepat

"Tenanglah ada aku. Aku akan menemanimu"

Gina pun kembali berbaring dalam pelukan Yudha

"Yudha"

"Hmmm"

"Apa suatu hari nanti kamu akan pergi meninggalkanku? Apa kamu juga akan memperlakukanku seperti mereka ketika ada orang baru yang datang dalam kehidupanmu?"

Gina mendongak menatap wajah Yudha ketika dia bicara

"Tidak akan. Aku tidak akan melakukan seperti apa yang mereka lakukan. Karena tidak akan ada orang baru diantara kira"

*****

Beberapa hari telah berlalu, kini tibalah pesta pertunangan Siska dan Riko. Kediaman Atmaja telah dihias sedemikian rupa hingga terlihat begitu cantik dengan berbagai dekorasi bunga,,, Siska tengah bersiap diruang rias disampingi ibu dan neneknya, ada Gwen juga disana.

"Putriku sangat cantik. Kamu benar - benar terlihat seperti seorang putri, sayang" kata Riskan menyanjung putrinya

"Terimakasih ma. Papa dimana ma?"

"Papa sedang menyapa tamu dan juga keluarga Riko"

"Apa kamu sudah mengundang Gina?" tanya Arin yang disela pembicaraan ibu dan anak

"Sudah nek, aku tidak yakin kalu dia akan datang"

"Kamu tenang saja dia pasti akan datang"

Para tamu undnagan sudah mulai hadir ketika Gina tiba disana, sebelumnya dia telah berbicara pada Yudha kalau dia akan hadir. Yudha mengizinkan Gina datang sendiri dengan syarat dia tidak boleh terluka. Yudha akan menyusul setelahnya

"Gina akhirnya kamu datang juga. Nenek telah menunggumu di lantai atas" kata Riska dengan senyum ramah kepada GIna, Gina tidak menanggapi dan terus berjalan ke lantai atas menemui Arin disana

"Ada apa nenek mencariku?"

"Dasar tidak sopan! Harusnya kamu memberi hormat terlebih dulu padaku!" teriak Arin begitu melihat Gina

"Untuk apa aku harus menghaormati nenek? Kita tidak ada urusan apapun lagi, lagipula anda sudah berhasil mendapatkan saham milikku bukan?"

"Karena ini hari bahagia Siska, jadi aku akan memaafkanmu. Dengan satu syarat!"

"Apalagi yang kamu inginkan?" tanya Gina acuh tak acuh kepada nenknya

"Berikan saham milik ibumu! maka aku tidak akn mengganggu kalian lagi"

"Kamu sudah gila? Kalian ini benar - benar serakah! Masih tidak cukup dengan saham ku kalian juga ingin mengambil saham milik ibuku! Tidak tahu malu!"

Gina yang kesal meluapkan emosinya dengan mencaci Arin namun

Plak!!

Sebuah tamparan mendarat di pipi Gina dengan keras hingga dia memalingkan wajah dan membekas merah dipipinya. Gina langsung menatap tajam pada Arin

"Aku akan mengingat tamparan ini. Dan ini terakhir kalinya aku membiarkan mu menampar wajahku!"

Hallo pembaca sekalian. Terima kasih sudah membaca novel ini.

Cara memberikan ulasan & batu kuasa itu gampang banget!

Di aplikasi, kalian pergi ke informasi novelnya, lalu scroll ke bawah & tekan tombol mengundi.

Untuk ulasan kalian tekan ulasan dibawah tombol mengundi lalu setelah itu tekan tombol bergambar pensil, lalu tulis deh ulasan kalian.

Gampang banget bukan? ;)

Kalian bebas mau kasi bintang berapa, mau kritik dan saran juga boleh

Misel09creators' thoughts