24 penyiksaan di pagi hari

Kris mengurus semua semua kebutuhan check in tiket pesawat mereka bersama Ira.

Lisa yang sedang hamil harus mendapatkan surat jalan dari dokter dan memberikan tanda tangan surat pernyataan layak terbang dari dokter.

Mereka akhirnya pergi masuk ke area ruang tunggu di airport sebelum naik ke pesawat.

Di Jogjakarta, Abi dan Laras bangun kesiangan. Mereka terbangun ketika handdphone keduanya berdering tanpa henti bergantian.

"Nduk, dimana kamu nak?" suara mama setengah putus asa dari dalam telepon ketika aku mengangkat telepon.

"Ma, aku masih mengantuk. Kenapa?" Aku menjawab dengan mata tertutup.

"Kamu itu lho. Apa jadinya kalo Nak Abi tahu kalau kamu nginep di luar rumah. Ayok, cepat pulang ke rumah!" pinta mama memperingatkan tentang kesalahanku yang membawa nama baik keluarga.

"Ma, Mas Abi tahu koq aku nginep di hotel. Nanti aku jelasin lebih lanjut. Laras mau tidur dulu," jawabku kepada mamaku di telepon yang terus berbicara seperti kereta api yang tanpa henti.

"Tante, ini Abi. Saya bersama Laras dan kami akan langsung melakukan photo pre wedding nanti sore dan kami menginap di hotel grand Surya supaya besok pagi, Laras bisa langsung mengikuti acara," Abi mengambil telepon yang tadinya berada di atas telinga Laras.

"eh, nak abi. Kenapa masih memanggil tante? Seharusnya nak Abi mulai memanggil mama," pinta mama kepada menantu satu-satunya.

"maaf mama. Abi masih belum terbiasa." Jawab Abi dengan lembut di atas tempat tidur bersama istrinya di pelukannya.

"baiklah kalau Laras sudah bersama Nak Abi. Mama jadi yakin dan tidak kawatir. Ya sudah mama mau mepersiapkan segala sesuatunya," mama memutuskan sambungan telepon mereka.

Abi mengirimkan text message ke asisten nya untuk mengatur pengiriman tas koper keperluan mereka ke kamar hotel.

Hal ini lebih baik karena saat ini Abi ingin menghabiskan waktu berdua bersama istrinya tanpa takut akan gangguan.

Erangan suara dari istrinya semalam membuatnya ingin kembali untuk menikmati tubuh molek istrinya.

Dia tidak percaya bahwa apa yang selalu diberitahu dan dibanggakan oleh asistennya akan menjadi kenyataan.

Hal tersebut membuat adik lelakinya mulai tegang kembali menggigat lenguhan suara dari istrinya tadi pagi.

Abi menaruh telepon mereka di atas meja samping tempat tidur dan mulai menciumi istrinya yang sedang tidur.

Dia benar-benar tidak bisa menahan lagi gejolak gairah yang sudah memuncak di dalam tubuhnya. Tidak ada pilihan lain selain dirinya membangunkan istrinya dengan semua godaan yang dilakukan di tubuh istrinya.

Akhirnya, Abi berhasil membuat istrinya terbangun dan merespon terhadap setiap perlakuan yang membangunkan gairah di tubuh istrinya hingga keluar erangan gairah asmara dari dalam mulut istrinya.

Dia berhasil menyetubuhi istrinya dan meluapkan seluruh gairah di dalam tubuhnya ke dalam tubuh istrinya dengan harapan benih asmara mereka akan segera tumbuh di dalam tubuh istrinya.

Akhirnya mereka sampai pada puncak asmara dan tubuh Abi terjatuh di atas punggung istrinya yang sedang berposisi terkurap dengan lutut yang menyangga tubuhnya.

"Mas, bisa ga sih dirimu tidak menyiksaku di pagi-pagi buta?" pintaku dengan suara serak tanpa tenaga.

"aku benar-benar dibuat jatuh cinta kepada mu. Ayo, kita siap-siap untuk foto pre-wed," Abi menggulingkan tubuhnya ke samping tempat tidur sebelum berjalan ke arah kamar mandi.

"Mas, gendong," Laras menjulurkan kedua tangannya kepada Abi untuk bermanja-manja kepada suaminya.

avataravatar
Next chapter