webnovel

Cinta Sang Lycan

SEKUEL KEDUA DARI CINTA SANG MONSTER. *************************** “Kekuatan jiwa dari para Guardian Angel akan bernafas di kehidupan baru dari anak manusia. Tiga Guardian Angel akan lahir ke dunia terrestrial dan sekali lagi, kalian bertiga akan menjadi pelindung mereka.” “Kau akan membuat kami menjadi budak dari makhluk lemah seperti mereka?!” Torak bertanya dengan tidak percaya. “Tidakkah dirimu takut kalau kami akan mematahkan mereka menjadi dua?” Para Guardian Angel itu sangatlah rapuh dan mereka, sebagai Lycanthropes, sangat tidak mengapresiasi segala bentuk kelemahan. “Tidak, kamu tidak akan melakukan itu.” Selene berkata dengan sangat sabar. “Kalian tidak akan menjadi budak mereka ataupun meyakiti para Guardian Angel, kalian akan menghargai mereka dalam hal apapun.” Tapi, suara Selene selanjutnya di selimuti dengan sebuah kebahagiaan saat dia berbicara. “Kalian tidak akan pernah menyakiti pasangan jiwa kalian.” ==== Ini adalah cerita werewolf dan Lycanthropes (dan sudah pasti fantasi)! Didalam cerita ini ada beberapa istilah yang merujuk pada dewa dan dewi yunani kuno. Kalau kalian suka membaca tentang fiksi makhluk supernatural pasti ada beberapa istilah yang tidak asing bagi kalian. Pertanyaan mengenai hal yang kurang jelas dan saran dapat ditulis di kolom komentar, sebisa mungkin akan author jawab. ************************ Update setiap hari Pkl. 13.00 wib. ************************ Meet me on instragram : jikan_yo_tomare

jikanyotomare · Fantasy
Not enough ratings
421 Chs

SEORANG GADIS

Kace mengemudi sementara Hope duduk di atas pengaman bayi barunya, di belakang, bersama Serefina, bermain dengan teether dan boneka beruang yang baru Kace belikan.

Sepanjang jalan, Serefina akan selalu menatap keluar jendela seolah- olah sedang berpikir keras, dia akan tetap seperti itu jika Hope tidak menangis untuk meminta perhatian mereka, untuk diberi makan atau dibersihkan.

Hanya ada lagu dari radio yang mengisi keheningan di dalam mobil atau suara Hope yang akan bergemuruh tak jelas, menyemburkan kata- kata baru yang hanya dirinya yang mengerti.

Dan ketika langit menjadi gelap dan bulan menerangi jalan, Kace mencari penginapan untuk mereka tinggali malam ini.

Orang lain akan melihat mereka bertiga tampak seperti sebuah keluarga yang bahagia, dengan bayi lucu yang menemani perjalanan mereka, namun kebenarannya agak rumit untuk dijelaskan.

Kace mematikan mesin dan melepaskan ikatan di bangku bayi Hope saat dia menggendong bayi itu dan mengambil ransel serta boneka beruang miliknya. Saat ini, bayi itu sudah tidur lagi.

Bau susu yang tercium di hidung Kace, saat dia menggendongnya, membuat bibirnya melengkung saat dia menatapnya dengan hangat.

Kace membelai pipi Hope dan mencium keningnya.

Hanya pada saat seperti inilah Kace merasa kecemasannya terhapus, rasa kalut yang selama ini dia tahan sejak Serefina memberitahunya tentang rencananya.

Dia memegang tangan kecil Hope saat sensasi hangat itu merambat di permukaan kulitnya.

Sementara Serefina membuat reservasi untuk mereka, pengaturan yang sama; satu kamar dengan tempat dua tempat tidur, tanpa balkon karena mereka tidak ingin memberikan kesempatan bagi orang-orang yang menghantui mereka untuk menyelinap saat mereka sedang beristirahat.

Dan malampun berlalu seperti sebelumnya.

Serefina akan segera tertidur begitu kepalanya menyentuh bantal dan Kace akan meluangkan waktu untuk bermain dengan Hope, yang terjaga ketika dia akan tidur.

Kace memilih untuk tidur di satu sofa yang dibawanya di samping tempat tidur dimana Hope dikelilingi oleh bantal dan selimut yang besar.

Kace takut dia akan secara tidak sengaja meremukkan bayi yang sedang tidur itu, karena itu dia tidur disana.

Setelah memberi makan dan membersihkannya, dia bermain dengan bayi Hope sampai dia menguap dan mengantuk lalu tertidur dengan nyenyak.

Baru kemudian, Kace akan tidur juga.

Ketika sinar matahari pertama muncul di cakrawala, Serefina sudah bangun dan mandi sementara Kace memeriksa Hope dan membuat susu hangat untuknya.

Beberapa hari terakhir ini, sejak Kace mendapatkan pasangannya, dia benar- benar bertindak seperti seorang ayah muda yang baru memiliki seorang bayi.

Dalam waktu singkat sang Lycan yang terkenal buas dan brutal itu berubah menjadi seorang expert yang bahkan dapat mengetahui dengan pasti apa yang Hope inginkan ketika dia mulai mengerutkan keningnya.

Dan beruntungnya, bayi Hope sangat jarang menjadi rewel.

"Kurasa kita akan sampai di desa mystic river pada malam hari, tapi kuharap kita akan sampai di sana sebelum matahari terbenam." Serefina lebih seperti bergumam pada dirinya sendiri sambil mengeringkan rambut cokelatnya dengan handuk di tangan.

"Apakah kau punya tempat di sana? Rumah atau apa? " Kace bertanya, ingin memastikan kalau Hope mendapat yang terbaik.

"Rumah." Serefina menjawab saat dia meminta sarapan untuk dibawa ke kamar mereka. Dia tidak repot- repot bertanya apa yang diinginkan Kace karena Lycan besar itu, secara harfiah, akan makan apa saja selama itu bisa dimakan. Tidak akan ada protes darinya.

Kace tidak terkejut ketika Serefina mengatakan dia memiliki rumah di sana, lagipula dia telah tinggal di desa mystic river untuk waktu yang lama.

Ketika Kace selesai merawat Hope, dia pergi untuk mandi dan ketika dia selesai, dua potong sandwich siap untuknya.

Dan ketika matahari bersinar terang dari jendela, mereka bertiga meninggalkan penginapan.

Kace membawa tas perlengkapan Hope, sementara Serefina menggendong Hope dalam pelukannya, perjalanan mereka ke desa mystic river sangat melelahkan.

Hanya ketika dia sampai di sana, Kace akan mendapatkan istirahat yang cukup.

Namun, ketika mereka sampai di mobil, Kace menggeram pelan ketika dia melihat seorang gadis, sekitar usia dua belas tahun, sedang menyandarkan punggungnya ke mobil mereka.

Bukan karena Kace tidak suka gadis kotor itu menodai mobilnya, tetapi fakta bahwa gadis itu seorang shifter, adalah alasan mengapa Kace mengeluarkan gerutuan yang dalam dari belakang tenggorokannya.

"Pergi!" Kace mengambil posisi defensif saat dia berdiri di depan Serefina, yang sedang menggendong bayi Hope.

Anak- anak atau bukan, selama mereka adalah shifter, mereka cenderung lebih ganas dan licik dari manusia normal pada usia mereka.

Gadis itu mengangkat dagunya tinggi- tinggi dan balas menatap Kace. Mata cokelatnya berkilat karena kesal melihat cara Kace berbicara dengannya. Dia melirik Serefina sekilas, tapi tidak bisa melihat apa yang dia pegang.

"Bawa aku bersamamu!" Dia tiba- tiba berkata dengan sangat berani, menegakkan bahu kecilnya dan mencoba tampil lebih rapi ketika pakaian kotornya membuat penampilannya justru lebih memprihatinkan.

"Apa yang membuatmu berpikir aku akan membawamu bersamaku?!" Kace mengejek dan mendorong gadis itu menjauh, agar dia bisa membuka pintu mobil untuk Serefina dan membiarkan sang penyihir dan bayi Hope masuk lebih dulu sementara Kace akan menangani gadis kecil yang tidak jelas darimana datangnya ini.

"Karena kau adalah seorang Alpha!" Ekspresi tegas gadis itu tidak terpengaruh saat dia melihat ke arah Kace dan mencoba memegang lengannya. "Kau adalah werewolf!"

Kace memelototi gadis itu ketika dia menyentuhnya, tetapi dia tidak menganggapnya sebagai tanda agar dia melepaskan tangannya darinya, justru sebaliknya, gadis itu mencengkeram Kace lebih erat.

"Pertama, aku bukan manusia serigala, aku adalah Lycan dan bukan, aku bukan seorang Alpha. Aku seorang pelarian!" Kace membentaknya dan menepis tangannya dengan sedikit kasar untuk menunjukkan kalau dia serius dengan kata- katanya dan menyuruh gadis itu untuk menjauh sebelum kesabarannya habis.

Gadis itu terhuyung beberapa langkah ke belakang. Dia buru- buru menstabilkan dirinya dan mengerutkan kening pada Kace, mungkin dia salah ketika dia mengira bahwa Kace adalah werewolf, tapi dia yakin bahwa Kace adalah seorang Alpha.

Itu adalah naluri mereka untuk mengetahui peringkat yang lebih tinggi dalam jenis mereka segera ketika mereka bertemu dengan salah satunya, dan perasaan yang dia rasakan ini membuatnya yakin bahwa Kace adalah seorang Alpha.

"Bawa aku bersamamu, aku tidak punya keluarga! Keluargaku dibunuh!" Gadis itu dengan cepat mengetuk jendela mobil ketika dia melihat Kace menyalakan mesin mobil.

Tinjunya membentur sisi jendela, tapi Kace tidak peduli, dia bahkan tidak meliriknya sedikit pun sementara bayi Hope, yang berada dalam dekapan Serefina, mengedipkan matanya dengan penasaran pada suara berisik itu.