Denis duduk di sofa ruang tamu itu dengan raut wajah penuh tanda tanya. Sabrina dan Nazwa nampak tegang malam ini. Kedatangan Denis seolah tak diharapkan oleh keduanya. Meskipun Nazwa sempat akan merindukan Pria berlesung pipit itu, namun saat ia kini berada di depan mata, suasana hati seketika berubah begitu saja.
"Oh iya, Pak Denis. Ada perlu apa? Kita sudah tak menjadi karyawan di kantor Bapak." Sabrina memulai percakapan.
Denis menyeringai tipis. "Ada yang harus kita bicarakan!" jawabnya datar.
Sabrina menaikan kedua alisnya kemudian berkata. "Mengenai rumah dan mobil?"
Sementara Nazwa hanya mematung dan menelan saliva. Terasa tegang bercampur cemas menerpa perasaannya. Setelah pemecatan kemarin, lantas apa lagi? Jika mobil beserta rumah Sabrina akan ditarik akankah mereka tidur di emperan jalan?
Denis tersenyum tipis. "Mengapa, Mbak Sabrina. Berpikir kesitu?"
Sabrina semakin keheranan. "Lantas apa?"
Support your favorite authors and translators in webnovel.com