webnovel

Cinta Sabrina

20+ Sabrina Anastasya Bramantio, gadis cantik berusia 23 tahun itu terpaksa harus menelan pil pahit secara bersamaan dalam hidupnya. Dia tidak pernah menyangka hidupnya akan hancur bagaikan pecahan kaca. Kehancurannya berawal dari kekasihnyanya Reyno Prasetiyo yang selama 3 tahun bersama, akhirnya malah menikahi adik tirinya, Cantika Zaipahusna. Hingga suatu hari, Reyno mengalami kecelakaan yang nyaris merenggut nyawa. Sialnya, Cantika menuduh Sabrina yang mencelakai Reyno, karena semua bukti-bukti mengarah padanya. Peristiwa itu terjadi begitu saja dan berhasil membawa Sabrina ke penjara atas dakwaan kelalaian. Siapa sangka, saat ia memulai kehidupan baru dengan menjadi asisten rumah tangga, di tempatnya bekerja dia menemukan sosok Azka Purnama Assegaf, putra dari majikannya. Wajah tampan dan sikap bijaksana yang dimiliki Azka, nyatanya berhasil menarik perhatian Sabrina. Pun sebaliknya. Azka juga perlahan mulai terkesan dengan sikap lugu Sabrina. Seiring berjalannya waktu, akhirnya mereka saling dekat dan mempunyai perasaan yang sama. Akan tetapi, hati Sabrina kembali dipatahkan, saat mengetahui bahwa Azka hendak dijodohkan dengan wanita pilihan orang tuanya. Sakit. Hatinya bak hancur berkeping-keping. Untuk yang kesekian kalinya Sabrina terjerembap ke dalam lubang lara. Bagaimana kelanjutan kisah Sabrina dan Azka? Akankah pada akhirnya perjodohan itu berjalan dengan mulus, hingga mereka bisa bersatu? Mampukah Sabrina membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah?

Miss_Pupu · Urban
Not enough ratings
292 Chs

Bab 162-Semakin penasaran

"Iya, Tuan. Tadi ada orang yang kirim paket untuk, Ibu Bos. Pas dibuka ternyata isinya bangkai." Adam berbicara dengan mengerutkan hidungnya. Bau tak sedap itu masih terasa di hidungnya.

Azka terkejut dengan bola mata terbelalak. Gegas ia berlari dengan cepat masuk ke dalam rumahnya.

"Mah!" panggil Azka dengan kencang. Ia takut jika sesuatu terjadi pada mamahnya.

"Di dalam kamar, Tuan," sahut Atun yang tengah membersihkan lantai dari sisa bau bangkai tadi.

Gegas Azka masuk ke dalam kamar Bu Yeni.

"Mah!" ucapnya dengan raut wajah cemas.

Benar saja yang dicemaskan Azka, Bu Yeni dalam keadaan bergidik ketakutan. Ia menangis karena masih terkejut membayangkan bangkai tikus yang mulai membusuk masih saja berseliweran di dalam oraknya.

"Apa benar yang dikatakan, Pak Adam?" tanya Azka seraya menatap wajah Sabrina dan Bu Yeni.

Sabrina mengangguk. "Benar, Mas. Mamah sampai ketakutan," jawab Sabrina dengan raut wajah resah.

Azka gegas memeluk mamahnya guna menenangkan.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com