Sindi mendongak terkejut. "Apa maksud kamu, Sabbi?" tanyanya tampak penasaran. Ia tidak mengerti dengan perkataan Sabrina yang awalnya berkata sudah menikah tapi kini dia mengucapkan jika suaminya telah tiada.
"Suamiku telah tiada dan aku tengah berduka. Aku tidak ingin melihat Bibi Sindi sakit aku tidak mau kehilanganmu, Bibi!" ujar Sabrina berbohong. Entah apa yang ada dalam pikirannya tiba-tiba saja ia mengikuti permintaan Samudra hanya karena iba dan ingin menyelamatkan nyawa Sindi, wanita yang ia sayangi.
"Apa kamu serius dengan ucapanmu?" Sindi tampak tidak percaya. Ia bertanya sekali lagi untuk meyakinkan perasaannya.
Sabrina mengangguk seraya memeluk erat tubuh renta Sindi. Wanita yang hanya memiliki lima bulan lagi dalam hidupnya membalas pelukan Sabrina dengan erat. "Sabbi, bersabarlah! Sebentar lagi kamu akan mendapatkan kebahagiaanmu," bisik Sindi.
Sabrina tampak melonggarkan pelukannya. "Kebahagiaanku?" Ia mengulangi ucapan Sindi.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com