webnovel

Bahkan Tidak Sepersepuluh dari Ketampananmu~

Editor: Atlas Studios

Setelah sarapan, Ye Wan Wan berjalan menuju ke kelas.

Ye Wan Wan masih berada sepuluh langkah dari pintu kelas ketika dia melihat beberapa kepala mengintip dari jendela untuk menengok sekeliling.

Setelah melihatnya, beberapa kepala tersebut terlihat terkejut dan masuk kembali. Terdengar kericuhan dari dalam kelas.

Kemudian, tiba-tiba hening.

Ye Wan Wan berhenti tiga langkah dari pintu kelas dan ketika dia ingin kembali melangkah, tiba-tiba dia berhenti dan matanya memperhatikan kusen pintu yang ada di atas kepalanya.

Sewaktu Se Ye Han berhenti, tidak ada sedikitpun terdengar suara dari dalam kelas, seakan-akan mereka semua mengantisipasi penyambutan yang megah.

Ye Wan Wan begitu kurang beruntung sebelumnya membiarkan dirinya dalam masalah besar dengan kawan kelasnya. Jika orang-orang itu tidak membuat lelucon terhadap dirinya, Ye Wan Wan malah merasa heran.

Ye Wan Wan sama sekali tidak merasa gugup; dia tetap berdiri di depan pintu.

Setelah beberapa saat, merasa cukup yakin, beberapa kepala yang merasa penasaran mengintip ke arah luar untuk memeriksa dan kemudian, dengan cepat dan hati-hati masuk kembali.

Tidak lama setelah itu, bel sekolah berbunyi, pertanda jam mulai pelajaran.

Sosok lelaki yang berada di belakangnya terperanjat, "Aiyo celaka! Kamu menakuti saya! Oh, kamu… Ye Wan Wan…"

Zhao Xing Zhou memegang buku pelajaran matematika di tangannya, tangan lainnya memegang dadanya. Dia melihat wanita ini dengan meringis, terlihat sangat ketakutan, "Ini sudah mendekati jam pelajaran, mengapa kamu masih berdiri di depan pintu?"

"Saya sedang merenungkan sesuatu. Silakan duluan, Guru." Ye Wan Wan dengan santun melangkah mundur.

Zhao Xing Zhou menghargai sikap santunnya, "Hm, menyesal sekarang setelah mendapatkan nilai 0 di pelajaran matematika?"

Zhao Xing Zhou bercakap seraya membuka pintu kelas.

Kemudian, terdengar suara "jatuh" yang cukup keras seperti ember besar berisi air jatuh ke bawah tepat pada wajah Zhao Xing Zhou. Seketika ia basah kuyup seperti tikus yang tenggelam.

Zhao Xing Zhou tercengang beberapa detik dan kemudian murka, "Saya… sial! Saya baru saja menata rambut saya pagi ini! Siapa yang melakukan ini?! Saya ingin pengakuan, SEKARANG!"

Awalnya hela napas kekecewaan yang terdengar di kelas, kemudian sebagian besar dari mereka mulai panik.

Sial! Kenapa harus guru matematika itu yang membuka pintunya? Habislah kita!

Semua murid di kelas F tahu bahwa kamu dapat mengganggu wali kelas, namun sebaiknya jangan pernah mengganggu guru matematika yang selalu terlihat ceria dan santai ini, atau, kamu akan disiksa sampai mati!

Zhao Xing Zhou menyeka air yang mengenai wajahnya, "Tidak ada yang mengaku? Jika saya sendiri yang menemukannya, maka kalian berada dalam masalah besar!"

Setelah waktu yang sangat lama, akhirnya, 3 murid perempuan dan 1 murid laki-laki berdiri ketakutan.

"Ikut saya ke kantor, kalian berempat!"

Ketika mereka melewati Ye Wan Wan, Zhao Xing Zhou melirik ke arahnya beberapa detik dengan geram.

Ye Wan Wan mengedipkan matanya dan melihat sekelilingnya dengan wajah polos.

Setelah Zhao Xing Zhou membawa pembuat onar itu keluar, Ye Wan Wan berjalan menuju kursi yang berada di samping Si Xia dalam tatapan penuh kebencian dari para murid perempuan dan duduk.

Karena mereka ada latihan setelah kelas selesai, Si Xia mengenakan pakaian seragam Inggris dengan kancing putih berkilau dan garis pinggiran emas. Kerah baju ketatnya dikancing keseluruhan mulai kancing pertama, cukup serasi dengan karakternya sebagai pangeran dalam drama itu.

Si Xia juga memiliki sifat sangat temperamental dan angkuh sejak ia lahir.

Sudah tidak heran, bagaimanapun juga, dia merupakan satu-satunya cucu di keluarga Si dan sangat dimanjakan. Tidak seorangpun yang bisa mengabaikannya.

Tentu, ini tidak termasuk Ye Wan Wan.

Pada saat dia melihat Ye Wan Wan, wajah pemuda yang mempesona itu berubah menghijau.

Ye Wan Wan tidak punya waktu untuk meladeni pemuda itu dan segera mengambil kesempatan untuk mengirim pesan ke Si Ye Han selagi tidak ada guru di sekitar. Ye wan wan harus bertindak lebih awal sebelum Shen Meng Qi.

Si Xia mengalami kesulitan untuk pulih dari rasa ketakutan yang mengancamnya dan kemudian dia melihat Ye Wan Wan mengirim pesan. Si Xia melirik pada apa yang sedang diketik gadis itu…

[Sayang, sekolah akan mengadakan pementasan seni dan aku terpilih menjadi Puteri Salju. Hehe hebat kan aku?~ Sayang sekali pangeran yang beradu akting denganku sangat jelek, bahkan tidak ada sepersepuluh dari ketampananmu~]