"Kalian kenapa pada nangis semua?" tanya Narti menyembul dari ruang tengah, dia mendekati Qonin dan Darman menyeka airmata.
"Baiklah, bapak sudah memutuskan untuk berhenti bekerja. Jadi jangan buat beban dirimu," ucap Darman yang sudah kembali duduk di sisi Qonin.
"Loh kenapa, Pak? Warung Ibuk belum cukup untuk membiayai hidup kita dan sekolah Satrio. Pokoknya tidak mau tahu, bapak nggak boleh berhenti bekerja!!" Narti duduk menghadap ke tembok sambil menyilangkan tangan ke dada.
"Buk, jangan marah dulu. Aku jelaskan alasannya," Darman membujuk Narti, Narti masih tidak mau menerima alasan untuk keluar dari pekerjaan. Sehingga istrinya itu menggerakkan bahu ketika Darman mencoleknya.
Qonin yang menyaksikan pertengkaran Ibuk dan Bapaknya itu segera menghubungi Zanqi, lalu dengan mode loudspeaker dering teleponnya mencuri perhatian kedua orang tuanya.
"Hallo Qonin, kemana saja nggak balas chat dan panggilan teleponku?" tanya Zanqi kentara sekali sikapnya yang menghawatirkan Qonin.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com