webnovel

cinta penawar duka

pada akhirnya apa yang kita sembunyikan akan terbongkar juga, seperti apapun kita berusaha menutupi, menyembunyikan bahkan berbohong tentang sesuatu hal yang membuat sesorang mencurigai kita pasti akan terungkap dengan sendirinya. sama seperti lala pada saat akan berusaha, menjatuhkan teman adalah langkah awal menuju pada penyesalan dan sakit hati yang mendalam. steven yang akhirnya tahu maksud buruk dari lala beranjak bangun dari tempat duduknya tanpa setahu mereka, steven melihat kanan kiri memperhatikan orang-orang yang berlalu lalang melewati meja lala tadi dan pikir steven aman lantas dia menukarkan minuman sari dengan lala. setelah itu steven dengan gaya yang nyentrik saat itu masa bodoh dengan kelakuannya yang menurut dia bagus dan tersenyum, dengan langkah yang santai dan senyum-senyum sambil berjalan meninggalkan ruangan diskotek. tak berapa lama kemudian sari, aryan, dan lala berjalan melintasi para pengunjung dan memapah sari yang kakinya sedang keseleo, tersaruk langkah kaki sari sebab rasa ngilu masih dirasakannya. "masih sakit?" tanya lala. "sudah berkurang" mereka duduk mengelilingi meja seperti tadi lalu lala memberi minum kepada sari dan aryan untuk mengajak tos bersama. "kita rayakan malam persahabatan kita ini  semoga kekal abadi dan tidak ada yang namanya musuh dalam selimut" ujar lala sambil meneguk minumannya sampai habis begitu pula dengan sari dan aryan yang tanpa mencurigai minuman apa yang sedang mereka minum barusan. "seharusnya bukan begitu semboyan kita" sergah aryan. "terus, apa dong?" "begini bunyi semboyannya, hmm semoga antara lala dan aryan menjadi pasangan merpati yang rukun dan bahagia selamanya" kata aryan sambil tertawa " ahhhh, kamu ada-ada aja" gerutu lala manja. sari cuma tersenyum memperhatikan aryan dan lala yang berada didepannya didalam hatinya turut mendoakan seperti apa yang diinginkan lelaki itu , dan semoga saja sama dengan anita yang akan menaruh perasaannya kepada aryan, seperti apa yang dialami aryan juga  sebab sari tahu kalau aryan sudah menaruh hati kepada lala. "kalau kakimu masih sakit sebaiknya kita tidak usah pulang dulu sar, kita nginap saja dihotel aku juga lagi malas pulang ke kemah begitukan baiknya yan?" kata lala yang sudah mulai teler ditempat duduknya dan pikirannya sudah mulai kosong dan melayang-layang. aryan hanya mengangguk sama seperti lala, aryan juga merasakan melayang-layang,kepalanya sakit dan sebentar lagi akan tumbang. "tapi la, aku takut armin akan mencari kita" sahut sari dengan perasaan  gelisah apalagi dilihatnya lala sudah semakin lesu,matanya tambah sayu. "tenang, mala tenang semua itu bisa diatur" balas lala asal mengucap saja, lalu gadis itu merebahkan kepalanya dibahu aryan. "aryan..aku ingin tidur..," desah lala. "nanti saja" ucap aryan melihat aneh tingkah lala. "sekarang aryan, sekarang.." ucap lala keras. "bagaimana dengan mala,laa?" "terserah dia mau ikut atau tidak" suara lala tambah melemah  dan dalam keadaan yang setengah sadar  dia mencoba mengontrol dirinya, namun reaksi obat perangsang itu sangat dasyat bagi tubunya  dan obat tidur itu dapat melemahkan benaknya bahkan sarafnya tidak segampang dia bangun untuk dituruti, untuk sesaat dia merasa jiwanya terombang-ambing dan sentuhan-sentuhan jari tangan aryan yang pada saat memegang pergelangan tangannya dengan mudah membakar pijar-pijar nafsu birahi dalam tubuhnya. "mala, kau tunggu di sini sebentar ya?" kata aryan kepada sari. "kau mau kemana?" "mengantar lala kehotel dulu atau kau mau sekalian ikut?" "aku takut sendirian disini" keluh sari. "ayo ikut saja mala, ayo...,"ajak lala sudah tak sabr lagi. " ngak deh aku mau pulang saja" sari berdiri lalu berjalan deluan meninggalkan ruang diskotik itu, perasaannya jadi kesal karena lala cuma mementingkan kesenangannya sendiri. pada saat sari berdiri tadi aryan memperhatikan wajah sari yang sedang menahan amarah terhadap lala. "sari, tunggu!" teriak aryan tapi sari bejalan dan tidak peduli denngan aryan.

Riany_Silalahi · Teen
Not enough ratings
28 Chs

eps 20

saat masih dalam keterdiamannya lala tidak tahu jika armin dan sari sudah datang ke dalam kemah lala, lala masih terbaring di atas matras ketika armin dan sari sudah masuk kedalam kemahnya.

isak tangispun masih terdengar dan kelopak matanyapun semakin membengkak karena terlalu lamanya lala menangis dengan kesendiriannya dikemah.

"aku sudah ketemu aryan dan dia bilang dia akan kemari" kata armin.

lala cuma menangis mendengar tuturan dari aryan, sari yang tidak tega mendengar isak tangis lala mengahampirinya dan mulai membelai rambut gadis itu untuk menenangkan.

"tapi aryan mengatakan kalau dia melakukannya tanpa sadar hal itu, dia mala menuduh orang lain kalau didalam minumannya ada yang mencampuri dengan obat, apa benar begitu la?" tanya armin.

lala tidak menjawab hatinya makin tersayat mengingat semua itu dan dia semakin terisak pilu dengan pikiran yang sudah kacau entah kemana, lala yang masih tersedu-sedu dengan segera sari memeluk lala yang dibalas juga dengan pelukan yang kuat lala pula,kedua gadis itu sama-sama menangis.

"maafkan aku, sari..." kata lala hampir dalam menjerit.

"kau tidak salah, la! disini tak ada yang perlu dimaafkan yang ada itu harus dipertanggung jawabkan" ucap sari sambil mengusap bahu lala supaya tenang.

"tapi aku..." sebelum lala meneruskan ucapannya, aryan sudah memasuki kemah dan berjalan mendekati armin.

"selamat siang" sapa aryan.

"siang" sahut armin.

sari melepaskan pelukannya dari tubuh lala lalu dia beranjak dari tempat duduknya yang disebelah lala tadi,lalu armin mengajak sari keluar untuk memberi kesempatan kepada aryan dan lala tinggal berdua didalam kemah, keduanya berjalan keluar  kemah dan duduk di bawah pohon rindang.

saat armin dan sari meninggalkan aryan didalam kemah, saat itu juga aryan dapat melihat betapa terpuruknya lala saat ini, aryan mendekat dan duduk disebelah lala ditempat sari tadi duduk menenangkan lala.

aryan mendekat dan memeluk bahu lala.

"sudahlah la, hentikan tangisanmu aku datang kemari untuk mempertanggung jawabkan perbuatan kita, aku bukan laki-laki pengecut" ujar aryan meyakinkan lala.

lala tak bisa berucap sepata kata pun tetapi sedikit demi sedikit kekukuhan hatinya jadi luluh, selapis demi selapis rasa simpatik kepada pemuda itu mulai tumbuh dalam lubuk hatinya yang paling dalam.

"kau akan kukenalkan kepada kedua orang tuaku sebagai calon istriku, apa kamu mau?" kata aryan tanpa keraguan lagi, tapi sedikit was-was dengan lala yang tidak mau merespon ucapannya sedikitpun.

lala mengangkat wajahnya perlahan dan dipandangnya aryan dengan lama, tergambar jelas bahwa dimukah itu hanya ada kejujuran dan wajah polos yang penuh cinta kaish sayang.

"kau tidak menolaknya, bukan?" tanya aryan sambil membenahi jurai-jurai rambut lala yang jatuh di keningnya.

gadis itu tetap pada posisisnya yang belum mau memberi jawanan atas pertanyaan aryan yang berulang-ulang diucap, sepasang matanya yang berlinang bagaikan anak kelinci minta dikasihi.

aryan yang melihat gadis itu perhalan mengusap air mata yang membasahi pipi gadis itu, lantas tubuh itu didekap erat dalam pelukan yang aryan berikan pada lala.

keesokan harinya saat-saat yang paling mendebarkan dialami lala, diruang tamu itu duduk dartha dan widarti kedua orang tua aryan itu mengamati lala dari ujung kaki sampai ujung kepala seperti atasan melihat bawahannya melakukan kesalahan yang besar bagi peruahaan yang sudah dikelolah.

pada saat kedua orang tua aryan yang terus memperhatikan lala disaat itulah lala bisa menyimpulkan bahwa kedua aryan tidak akan mensetujui apa yang akan direncanakan mereka berdua.

lala terus menunduk tidak berani mengangkat kepalanya sedangkan aryan yang duduk disebelahnya senyum-senyum ceria.

"ini calon iostri saya , ayah" aryan mempertkenalkan lala.

alis dan kening dartha jadi mengkerut mendengar  penuturan anaknya yang menurutn ya itu hanya bualan saja, tapi walau begitu dartha tetap menanyakan apa kebenaran yang akan selanjutnya yang akan diucap lagi oleh putranya itu.

"calon istrimu?" sahut dartha terperangah.

"ya, ayah"

dartha berdiri sambil menatap dalam-dalam wajah lala  lalu berpindah memandang aryan sedangkan widarti nampak masih ragu-ragu.

"sudah kau pikir masak-masak?" tanya dartha.

"sudah, ayah"

"sudah kau pertimbangkan mengenai keturunan kita?" aryan terdiam bagaimana mungkin dia akan menagtakan bahwa lala adalah gadis yang sudah dia rengut kesuciannya secara tidak sadar, itu akan menambah masalah lagi, suasana jadi hening jantung lala makin berdebar-debar dan kedua kakinya bergetar.

"kita ini keturunangn ningrat, aryan"

"saya tahu ayah"

nah,kalau kau sudah tahu kenapa tak kau pilih perempuan asli bali  yang sma ningratnya? yang satu budaya dengan kita"

"pendapat ayahmu ada benarnya, aryan" widarti ikut mendukung anjuran suaminya."dan sebaiknya jangan tergesa-gesa menentukan calon istri".

aryan berdiri dari tempat dudunya.

"saya sudah dewasa, ibu dan saya juga sudah biusa menentukan mana yang baik dan mana yang buruk, buat saya lala adalah yang terbaik untuk calon istri saya"

"itu menurut kau, sekarang aku mau tanya?  sudah berapa kau mengenal lala?" tanya ayahnya.

"dua tahun" jawab aryan berdusta, bukan ingin membohongi kedua orang tuanya hanya saja aryan tidak ada ide lagi buat kedua orang utanya percaya dengan percakapan yang dia omomgi, karena sekarang aryan hanya mau supaya lala diterimah kedua orangtuanya tampa mengungkit tentang status mereka yang ningrat.

"dua tahun? kenapa kau tak perna menyinggung-nyinggung dia sebagai calon istrimu?" bohong aryan lagi sedangkan lala hanya bisa menunduk tidak mau melihat pertengkaran ayah dan anaknya yang terjadi karena dirinya.

"memang sengaja saya rahasiakan selama ini hubungan kami hanya melalui surat karena saya tahu sifat ayah yang pasti tidak merestui hubungan kami, namun sekaranglah saya membeberkannya".

"jadi kau sekarang mau menentang aturanku ya?!" bentak dartha bagai guruh yang memekakan telinga dan hampir membuat jantung lala nyaris copot, dan ketika dartha hendak menampar muka aryan, saat itu jga lala berteriak dengan kencang.

"saya mohon jangan diteruskan pertengkaran ini, saya mohon jangan..." pinta lala dengan suara parau lantas berlari meninggalkan ruang tamu itu.

aryan jadi panik dan berlari mengejar lala.

"la....tungguuu! teriak aryan.

dihalaman rumah aryan berhasil menangkap lengan lala, lala meronta-ronta tap apa daya seorang gadis yang saat itu dengan sakit hati yang belum sembuh sudah ditambah lagi, aryan memaksa lala masuk kedalam mobilnya.

lepaskan! lepaskaaaan! biarkan aku pulang sendiri" kata lala sambil meronta-ronta.

"tidak! kau tak akan kubiarkan pulang sendiri!" aryan terus berusaha mendorong tubuh lala supaya masuk kedalam mobil dan duduk dijok.

setelah dilihatnya lala sudeah sedikit diam duduk dijok dekat supir aryan buru-buru menutup pintunya dan dikuncinya dari luar sambil berlari aryan mengitari mobil dan duduk dibelakang stir.

ditempat lain dartha dan winarti hanya bisa menarik nafas jengkel melihat tingkah laku anaknya itu yang terkadang tidak dimengerti oleh dartha dan winarti, kedua orang tua aryan hanya memandang mobil yang sedang meluncur membawa lala pergi dari tempat itu.

aryan meluncurkan mobilnya tidak terlampau kencang dan desah napas yang masih terengah-engah yang saat mengejar lala tadi diliputih kecewa dan tegang  sedangkan lala yang berada disampingkan hanya menagis tersedu-sedu.

"aku minta maaf atas sikap ayahku dan juga ibuku" ujar aryan.

"kau dan orang tuamu tidak bersalah, kenapa minta maaf?"

"tapi mereka telah menyaki perasaanmu"

"ini memang resikonya jadi kau tidak perlu, menetang larangan orang tua  karena aku" sahut gadis itu sambil terisak-isak.

"tapi...tapi bagaimana dengan tanggung jawabku?"

"kalau kau merasa keberatan aku tidak apa-apa..."

"lala jangan berkata begitu" ucap aryan tegas.

"lantas bagaimana? larangan kan untuk dipatuhi atau dilanggar jadi tidak perlu di pikirkan aryan"

aryan yang mendengar kata-kata lala mengeram kuat setir yang sedang dia pegang sejak lala yang buat dia hampir marah dengan keputus asaan yang hanya karena kedua orang tuanya tidak merestui mereka, bahkan jika kedua orang tuanya tidak merestui aryan akan tetap pada tanggung jawabnya dan dia akan tetap menikahi lala bagaimanapun lala adlah tanggung jawabnya mulai saat dia merusak lala saat malam itu.