webnovel

Bertemu Dia Lagi

"Kakak besok kalau kuliah bareng aku, nanti aku kenalin ke Kak Rendy, pokok cool banget orangnya, tajir, pintar dan satu lagi dia itu suka mengoleksi kacamata," terang Rina.

"Oh ... jadi kamu suka sama dia?" tanya Airis.

"Enggak ... cuma kagum aja," jawab Rina berkilah.

"Terus kamar mandinya disini dan kalau mau sholat di tengah situ, ya udah Kak Rina tinggal dulu," pamit Rina, dan Airis pun tidak menjawab hanya melemparkan senyum. Lalu setelah adiknya itu keluar Airis pun berkata lirih.

"Kelihatannya dia baik, apa salahnya aku senyum hmmm ..." lalu setelah itu Airis pun merebahkan tubuhnya di atas kasur busa itu.

Hari berganti, matahari pagi mulai menerangi alam semesta, Airis bertanya pada Mama tirinya.

"Tante, Rina itu umur berapa? Sembilan belas tahun kah?" mendengar itu Mama tirinya pun tersenyum dan menjawab.

"Iya, oh iya Airis, kamu cepat sarapan dan kuliah bareng Rina ya?" dan Airis pun mengangguk. Lalu mereka pun sarapan pagi bareng dan kemudian berangkat kuliah.

"Kak Airis nanti aku ada kuliah tambahan, jadi Kakak nanti pulang bareng Pak Untung saja ya?" pinta Rina dan Airis hanya tersenyum. Lalu setelah sampai di kampus Rina mengantarkan Airis menghadap kepala yayasan dan setelah itu mereka berpisah, Airis duduk dan Rina berjalan menuju kelasnya, lalu setelah itu ada cowok yang hendak masuk ke kelas Airis dan berseru padanya.

"Lho, cewek yang kemarin? Kebetulan nih sekarang bertemu lagi di sini," ucap cowok itu, dan Airis nampak hanya diam tak merespon cowok itu.

"Kenapa gak mau bicara?" kembali cowok itu bertanya, lalu tiba-tiba ada salah satu cewek masuk sambil berseru.

"Hei Fen," sapa cewek itu sambil tersenyum lebar memamerkan giginya dan Fendy pun tersenyum dengan membalas sapaan sang cewek.

"Halo juga say ..." lalu Airis nampak berdiri dan tak disangka-sangka tiba-tiba cewek itu memberikan komentar terhadapnya.

"Cupu banget ni cewek sebelah lo?" dan cowok itupun membalas.

"Biasa baru datang dari kampung." Kemudian Airis berkata, "Dasar manusia-manusia gak ada etika." Airis pun langsung keluar dengan hati yang membara, ia pergi menuju kantin dan kemudian duduk, dan tidak berselang lama cowok tadi itu datang bersama teman-temannya, lalu tiba-tiba ia mengusir Airis.

"Minggir lo, ini tempat gue!" Airis pun berdiri sembari berucap.

"Siapa yang cepat dia yang dapat."

"Rendy sudahlah ..." sahut teman cowok itu menyela.

"Ooo ... jadi kamu to yang bernama Rendy itu?" dan tiba-tiba Rina datang.

"Kak," ucap Rina sambil menarik tangan Airis, dan kemudian cowok yang bernama Rendy itu pun berkata.

"Ini Kakak kamu Rin? Pantes kaya lumut," ucap Rendy terdengar seperti mengejek, dan tiba-tiba saja.

Plak!

Tanpa diduga-duga Airis menampar pipi Rendy.

"Terimakasih, berarti aku lucu dan imut, dasar cowok tengik!"

"Udahlah kak udah ... maaf ya Egi ... maaf ya Kak Rendy ...?" ucap Rina sambil menarik tangan kakaknya dan meminta maaf, dan kontan aja Airis pun langsung menatap wajah adiknya itu.

"Kok malah kamu yang minta maaf? Lha wong aku gak salah apalagi kamu." dan tiba-tiba Rendy menyahut.

"Heh memang siapa yang suruh kamu minta maaf? Gak butuh! Ayo Gi kita cabut."

"Duh Kak ... kok bisa sih berurusan dengan Kak Rendy?" tanya Rina.

"Ya mereka aja yang pada sok," jawab Airis tegas. Kemudian mereka pun masuk ke ruangan masing-masing, diawal pembukaan tak lupa sang dosen memperkenalkan mahasiswanya yang baru.

"Anak-anak semua perkenalkan teman baru kalian namanya Airis ... dia pindahan dari Bandung ..."

'Oh jadi namanya Airis,' ucap batin Rendy. Waktu terus berlalu para mahasiswa pun berhamburan keluar menuju kendaraan mereka masing-masing, Airis nampak duduk menunggu kedatangan Pak Untung, ia berdiri mobil Rendy nampak berjalan di belakangnya.

"Heh, gila ya kamu? Minggir ...!" seru Rendy dengan gaya songongnya, Airis menarik nafas panjang.

"Ya udah cepat jalan, gitu aja repot, jalan masih lebar juga." Rendy lalu keluar dan kembali berseru.

"Mata lo taruh di mana sih? Lha wong jalannya sempit gini," sergah Rendy.

"Biarin, biar kamu gak bisa pulang sebelum aku pulang dulu." Mendengar ucapan Airis seperti itu Rendy pun terkejut.

"Gila lu ya? Bisa jamuran gue kelamaan disini."

"Bodo amat!" sahut Airis.

"Ya udah, ayo aku antar pulang," ucap Rendy tiba-tiba menawarkan diri dan kontan saja itu membuat Airis malah ketawa.

"Hehehe ... apa? Kamu mau antar aku? Gak salah dengar nih?"

"Ya sebenarnya terpaksa, ya tapi bagaimana lagi?" ucap Rendy sembari mengangkat dua bahunya.

"Mmm tapi sorry deh ya ... kayaknya gak bisa tuh," balas Airis.

"Alhamdulillah ya Allah ... ya udah cepat sana minggir.

"Sayangnya aku juga belum bisa minggir," balas Airis sambil mensedekapkan dua tangannya, dan melihat gaya Airis seperti itu Rendy pun terlihat mulai jengkel, sesaat kemudian Rendy nampak menatap Airis lalu setelah itu cowok itu mendorong pundak Airis.

"Mau ngapain lo?" sahut Airis sambil berusaha menampik tangan Rendy.

"Mmm ... biasa aja, gak cantik, kalau cantik pasti udah aku kasih jurus rayuan maut.

"Gitu ya? Ya udah sekali-kali ngalah sama cewek," ujar Airis sambil memandang Rendy dan kemudian langsung menundukkan kepalanya. Lalu Rendy pun segera masuk ke dalam mobil dan Airis pun berkata.

"Ya udah kamu boleh pulang," dan kemudian Airis pun langsung minggir, namun begitu Rendy tidak juga menjalankan mobilnya, malah dia kembali keluar dan kemudian menarik tangan Airis dan memintanya untuk masuk ke dalam mobilnya dengan agak mendorong, lalu setelah itu Rendy nampak men chat seseorang, Airis berkata.

"Aku mau dibawa kemana?"

"Udah diam saja kamu ..." balas Rendy sambil menjalankan mobilnya.

"Heh, turunin gue ...! Berani-beraninya lu, emang gue siapanya lu?" mendengar itu Rendy hanya tersenyum, dan Airis kembali berkata dengan membentak.

"Dengar ya! Aku bukan siapa-siapa lu! Jadi jangan macam-macam ya?!"

"Hehehe dengar ya, karena kemarin kamu udah menginjak kacamata gue, jadi aku sekarang bermaksud mau minta ganti rugi, tapi tenang ... kamu tidak perlu repot-repot ganti dengan kacamata," ucap Rendy yang langsung disambar oleh Airis.

"Ganti dengan apa?"

"Kau harus mau pura-pura jadi pacar gue," ucap Rendy sambil memainkan matanya.

"Apa kau bilang?!" sahut Airis yang kontan terkejut dengan ucapan Rendy itu.

"Iya itu tadi, sebagai bentuk tanggung jawab kesalahanmu kemarin, kau harus mau untuk pura-pura jadi pacar gue."

"Idih ... ogah banget ya? Sorry ..."

"Tenang aja, ini cuma pura-pura, karena kalau aku pikir-pikir harga kacamataku itu lebih mahal daripada harga lu," ucap Rendy dengan entengnya.

"Kurang ajar kamu! Kau pikir gue cewek apaan? Ayo berhenti, turunin gue, cepat! Emang lu itu siapa? Raja bukan, pangeran bukan, anak presiden juga bukan!" sergah Airis memprotes.

"Kan tadi gue udah bilang, kalau lu aku minta pura-pura untuk jadi pacar gue, gak perlu sungguhan, udah gitu aja, mudah kan?" ucap Rendy menjelaskan keinginannya itu.

"Jadi gue ingin pinjam lu tiga bulan aja," lanjut Rendy, dan sontak saja Airis kembali terkejut.

"Gila ya kamu, gue gak mau, jadi tolong jangan paksa gue, dan kalau lu tetap maksa akan gue pecahin nih kaca mobil lu," ancam Airis.

"Terserah, silahkan kalau memang berani."

"Hih, kenapa sih gak nyuruh pacarmu sendiri saja?"

Bersambung ...