Bak dunia hanya milik berdua. Tanpa menurunkan tubuh Mayang, Bian keluar dari kamar Ziel dan menutup pintu perlahan. Tanpa menyadari sepasang mata memandang kemesraan mereka dari belakang.
Trian hampir saja menyemburkan minuman kaleng yang baru ia tenggak. Melihat kemesraan kakak dan iparnya, Trian menarik diri untuk menganggu mereka. Tersenyum dalam diam adalah cara sempurna mendoakan kebahagiaan sang kakak.
"Semoga berhasil, Kak! Fighting!" ujarnya dalam hati, dan tangannya mengepal seakan memberi semangat pada sang kakak.
Pasangan dimabuk cinta itu tiba di kamar ektra luas nan elegan milik Bian. Suara kecupan-kecupan basah lebih mendominasi di ruangan besar dan sunyi tersebut, menambah keintiman keduanya untuk mengeksplor lebih dalam lagi.
Pertempuran memanas, dan kini Mayang yang mendominasi permainan. Bian perlahan mendudukkan tubuh di sofa empuk di kamarnya, dengan posisi masih menggendong Mayang yang bergelayut manja.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com