webnovel

Pernikahan

Hari bahagia itupun tiba, hari pernikahan antara Nathan dengan Reina, hari Minggu adalah hari pilihan mereka. Mereka menikah dipagi hari dengan yanda Reina yang menjadi wali Reina menikahkan mereka. Nathan mengucapkan ijab kabul dengan lancar dan om Ryan bertindak sebagai saksi pernikahan mereka. Kemudian dilanjutkan dengan resepsi di rumah Reina. Sengaja mereka tidak menyewa gedung ataupun tempat resepsi dikarenakan permintaan orang tua Reina yang menginginkan pernikahan putrinya dilangsungkan di rumah.

EO Nathan yang mengatur semua acara mulai dari akad nikah, acara adat yang menggunakan adat sunda sesuai dengan adat yanda Reina dan acara Resepsi. Semua bernuansa biru sesuai dengan warna kesukaan Reina, mulai dari kursi-kursi para tamu, pelaminan hingga pakaian seragam keluarga. Reina begitu cantik sewaktu akad nikah dengan menggunakan kebaya putihnya dan semakin cantik dengan pakaian pengantin berwarna biru muda.

Sewaktu acara santai, dimana para undangan banyak yang berfoto dengan pengantin, diantara hadirin yang datang, Pras datang dengan Requele. Dia tampak berjalan tanpa menggandeng Requele, sementara Requele hanya merengut dibelakangnya. Ketika sampai di depan pengantin, Pras memeluk Nathan erat sekali.

"Titip dia, jaga dia ya", bisiknya.

"Sekarang Reina tanggung jawab gw, jadi loe engga usa khawatir. Yang harus loe khawatirin perempuan dibelakang loe sekarang", balas Nathan pelan.

Kemudian Pras beralih menatap Reina dengan pandangan penuh cintanya dan penuh dengan kesedihan.

"Selamat ya sa... Reina", ulur tangan Pras yang disambut dengan senyum Reina.

Hampir saja Pras memanggil Reina dengan sebutan sayang seperti yang biasa ia lakukan. Keduanya merasakan pilu dikarenakan perpisahan yang terpaksa oleh keadaan. Senyum Reina memang dipaksakan karena hatinya pilu melihat orang yang dicintainya bersama perempuan lain dan bukan orang yang menikahinya. Bunda tau buah hatinya menangis dibalik senyumnya, sehingga ia bersembunyi dibalik punggung yanda Reina, menitikkan air matanya.

Requele yang tau itu menyetuh lengan Pras untuk menyadarkan keduanya agar segera melepaskan pegangannya. Requele mengucapkan selamat kepada Nathan yang disambut senyum dingin Nathan. Reina agak bingung kenapa suaminya begitu dingin kepada Requele, tidak seperti biasanya yang selalu ramah pada siapapun, bahkan saat inipun tamunya banyak sekali yang datang bahkan kawan-kawannya yang jauh pun datang untuk menghadiri pesta pernikahannya. Pras dan Requele hanya sebentar menghadiri pesta itu karena Pras tidak tahan melihat orang yang dicintainya bersama orang lain dan lebih tidak tahan dengan tatapan keluarga yang memandang sinis kepadanya.

Acara hari itu berlangsung meriah dan sangat melelahkan dikarenakan tamu-tamu yang datang sepertinya tidak henti-hentinya. Bagusnya mama Nathan telah memperkirakannya sehingga makanan yang disediakan pun banyak dan semua tamu mendapatkan hidangan sesuai selera mereka. Hanya sedikit sisa makanan pada pesta itu dan itupun akhirnya habis dibawa keluarga dekat pulang dikarenakan mereka menyukai masakan mama Nathan yang memang enak.

Tepat jam sepuluh malam, acara benar-benar usai dan pengantin telah melepaskan pakaian raja dan ratu sehari mereka. Setelah pesta berakhir, EO Nathan begitu sigap membereskan semuanya sehingga hampir tidak ada sampah yang tertinggal. Rumah Reinapun kembali bersih dan semua perlengkapan pesta telah dikemas dan akan segera dibawa kembali ke gudang EO Nathan. Setelah semua beres, karyawan Nathan kemudian pamit dan tak lupa mengucapkan selamat kepada bos yang amat bersahabat dengan mereka. Keluarga Nathan dan keluarga Pras pun kemudian pamit diikuti dengan keluarga-keluarga lainnya. Sekarang tinggal pengantin baru itu dan keluarga kecil Reina lainnya sedang melepaskan penat seharian.

"Mau makan Nat?", tanya Reina kepada suaminya.

"Engga deh. Aku mau minum susu aja kalo boleh", jawab Nathan yang duduk di ruang tengah menonton TV. Lalu Reina berjalan menuju dapur dan membuatkan susu coklat hangat untuk Nathan.

"Bunda dan yanda tidur duluan ya, cape banget seharian. Besok libur akh, engga sanggup sama tamu-tamu kalian yang banyak banget", kata yanda.

"Aduh maaf ya, jadi nyusahin yanda", kata Nathan tulus.

"Hahaha, yanda malah seneng karena ternyata menantu yanda ini terkenal juga ya. Banyak yang muji kamu dan mereka rata-rata berterima kasih karena pernah kamu tolong. Yanda bangga sama kamu. Yanda tidur dulu ya, ayo bun", kata yanda yang lalu menggandeng bunda masuk ke kamar.

Aditya sudah masuk kamarnya sejak tadi karena besok dia harus sekolah pagi. Bagusnya Reina dan Nathan besok sudah masuk libur semesteran dan baru akan masuk lagi 1 bulan ke depan. Reina lalu menghidangkan susu coklat hangat dan roti bakar dengan isi coklat untuk Nathan yang sedang sibuk menonton acara sepak bola di TV.

"Nonton dikamar aja ya, biar bisa sambil tiduran. Kamu kan cape", ajak Reina yang disetujui oleh Nathan.

Lalu Reina mengambil remote TV dan mematikan TV nya. Lalu dia memeriksa pintu depan menguncinya seperti yang selalu dia lakukan dan kembali menuju ke kamarnya. Nathan masih berdiri di depan pintu kamar Reina yang tertutup.

"Kok engga masuk?", tanya Reina yang langsung membuka pintu dan diikuti oleh Nathan yang membawa susu dan rotinya.

"Kan tanganku penuh", katanya dengan nada menggoda.

Lalu Reina menutup pintu kamarnya dan menyalakan TV dengan acara yang sama yang tadi Nathan tonton. Nathan menaruh susu dan rotinya diatas meja kecil disamping tempat tidur Reina. Dia lalu duduk dipinggir tempat tidur dan matanya menyapu sekeliling kamar yang penuh dengan boneka-boneka kecil dan ada sekantung permen lolipop diatas meja belajar Reina.

"Aku tidur dilantai aja ya?", katanya kepada Reina.

"Jangan, tidur samping aku aja. Dibawah dingin kalau malam. Aku engga akan ngompol kok, jadi kamu engga usah takut kebasahan", goda Reina.

Dia lalu merebahkan tubuhnya yang letih diatas tempat tidur dan Nathan pun kemudian merebahkan tubuhnya disamping Reina. Mereka saling diam tapi kemudian Reina langsung menutup matanya dan cepat sekali dia tidur sementara Nathan menatap wajah Reina yang terlelap dalam tidurnya.

"Aku akan menunggumu dan akan menjagamu dengan hatiku. Aku mencintaimu dengan hatiku. Cintaku hanya untukmu Reina", bisiknya pelan.