webnovel

Cinta diusia senja.

Alunan tasbih dilangit doa Laksana diam memberi makna.

windaresta13 · Teen
Not enough ratings
19 Chs

Semesta merindukan nya.

  Aku tak pernah mengukur seberapa dalam samudera silam ku selam.Dan seberapa sering ku terlatih pedih dikala menitih. Karena pada akhirnya aku bersama kenangan tetep berada di titik asing dan usang...

                                 Naqueen_Zhea.

Author pov.

  Setelah kejadian pertempuran besar-besaran antara SMA Albaihary dan SMA Darmajaya, banyak fasilitas sekolah Albaihary yang hancur mulai  dari kaca jendela sampai dengan pagar-pagar sekolah.

Kejadian itu juga membawa kabar gembira bagi siswa-siswi SMA Albaihary bahwa mereka akan diliburkan selama seminggu kedepan. Kerena mengingat dan menimbang banyak nya guru dan muridnya yang masuk rumah sakit, belum lagi keadaan sekolah yang masih sangat memprihatinkan.

"Rez, besok kita mulai libur, nggak ada rencana gitu mau ngapain? " Tanya Zikran kepada sang ketua terhormat nya.

"Lahh, emang kita mau liburan kemana? " Balas Alvarez kembali dengan pertanyaan.

"Jalan-jalan aja yuk, kemana kek. "

"Gue ogah mah jalan sama lo, mending jalan sama Nadine. " Celutuk Raffa.

"Yahh, lo mah enak. Lah, gue yang jomblo. " Zikran memasang muka bersedih bin lusuh nya.

"Itu muka biasa aja, kayak minta di loundry aja. "

"Haha, benar tuh Qil, sekalian aja disetrika biar nggak kusut amat. " Kenan nggak berhenti-henti nya tertawa setelah mendengar candaan Alfian.

"Dasar jomblo! " Sambung Dave.

"Ya Allah, Zikran salah apa sih dapet teman gini amat." Dramatis Zikran.

"Pake ngeledekin segala, Aqil kan juga jomblo, Fathur apalagi, ketua juga, si kentang jelas iya. " Sambung nya sambil meng absen teman-teman nya satu persatu.

Fathur? Jangan ditanya setelah memberi Alfian restu untuk mendekati Zhea, dia langsung jadian sama Chaira.

"Kentang, kentang pala lo, nama gue kenan jazalle kalau lo lupa. " Intropeksi kenan tak terima, nama keren nya seketika dirubah seenak kiko oleh Zikran.

"Iya tuan Jazelle. " Beo Zikran.

"Itu nama bapak gue goblok. "

"Gini nih nasib orang ganteng, serba salah. " Lanjut Zikran.

Skip..

***

   Hari ini adalah hari pertama mereka libur. Disinilah anggota viktorian sekarang, di apartemen nya Alvarez.

"Okey, sekarang kita bagi tugas yang cewek masak, yang cowok main game." Putus Dave seenak nya.

Ya, selain anggota viktorian, juga ada Zhea, Chaira, dan Nadine. Yang sengaja mereka ajak supaya bisa membantu mereka menghilang kan busung lapar. Hehe..

"Enak aja pala lo ngomong, emang lo pikir kami pembantu apa. " Bentak Zhea tak Terima.

Pasal nya tadi cewek itu malas keluar rumah, tapi karena dipaksa oleh Chaira dan Nadine, mau tidak mau, ikhlas tidak ikhlas gadis itu wajib ikut.

"Galak amat neng, jadi ngeri gua. " Bukan, itu bukan suara Dave, melainkan itu adalah Alfian.

"Yah, dedek Zhea malah sama babang Dave,jangan malahin babang telus dong dek. " Balas Dave menirukan suara anak kecil.

"Puyeng gue dengerin lo Dav. " Balas Chaira.

"Terserah." Balas Zhea pelan dan singkat. Namun masih bisa didengar mereka. Lalu gadis itu berlalu menuju  soffa.

Satu, dua, tiga menit.

Tingkah Zhea berhasil mengundang perhatian dari seorang Ahmad Alfian Aqil yang kini menyusul gadis itu.

"Hei, kenapa?marah ya.Ya udah deh, aku minta maaf. " Kata Alfian lembut.

"Cia,, babang Senja ngomong nya pakek aku kamu. Bikin meleleh deh. " Goda Dave yang dibalas Alfian dengan pelototan tajam.

Zhea hanya memutar bola mata nya jengah.

"Aku nggak dimaafin nih.Zhea maafin Alfian yahh. " Lagi-lagi Alfian harus mendramatis didepan gadis itu.

"Lo sakit. " Balas Zhea sambil menungkupkan punggung tangan kanan nya kejidat Alfian.

"Masih sehat. " Gumamnya. Yang berhasil membuat Alfian terkekeh.

"Nggak, aku sehat kok. Mana mungkin aku sakit kalau sama kamu gini. "

"yee, makan gratis lagi kita kayak nya nih guys. Bau-baunya ada yang mau jadian nih." Girang kenan yang dibalas mereka dengan anggukan setuju.

"Lah, apaan sih. " Balas Zhea jengah.

"Nggak usah dengarin. " Balas Alfian tanpa berniat memaling wajah nya dari manik mata Zhea.

...

Alfian pov.

  Senang? Tentu saja, entah mengapa akhir -akhir ini aku merasa tambah dekat dengan gadis itu.Aku suka,mulai dari cara nya marah hingga dengan cara nya tersenyum.

"Keluar yuk. " Ajak ku pada Zhea sambil menarik pergelangan tangan nya lembut. Mereka yang berada disana hanya tersenyum jail. Berbeda dengan gadis itu yang hanya memasang muka datar nya.

"Mau ngapain Qil? " Sahut Kenan sambil menarik turunkan alisnya.

"Woi senja, awas aja kalau lo macem-macem sama teman gue, gue sate lo hidup-hidup. " Celutuk Chaira asal.

"Ciha Aqil, jagain anak orang," Balas Zikran.

"Dedek Zhea kok malah ninggalin babang Dave, udah nemu yang lebih ganteng ya. " Siapa lagi kalau bukan Dave.

Lalu bagaiman dengan ALVAREZZ? Dia hanya melihat ku sekilas tanpa raut apapun. Sumpah ini lebih dingin dari es kutub. Aku juga bingung kenapa dia selalu dingin seperti ini, ketika aku bersama Zhea. Apa masih masalah masa lalu? Ku rasa Alvarez tidak se dendam itu. Tapi entahlah.

Ok, lupakan saja masalah Alvarez.

Sekarang aku dan Zhea sedang berada di taman kota yang dekat dari apartemen nya Anehnya, gadis ini terlihat sangat patuh. Dia mengikuti arah jalan ku tanpa bertanya sedikit pun. Walau kening terlihat berkerut, seperti ada pertanyaan dari hatinya "ngapain? "

Asik, Alfian bisa dengar suara hati Zhea.

"Ngapain? " Kan aku benar, pertanyaan itu lah yang pertama kali kudengar dari mulutnya.

"Nggak ngapa-ngapain. Males aja disana bikin kepala gue puyeng. "

1 2 3...

Yes, berhasil. Dia tersenyum sekilas mendengar penuturan ku. Lumayan meski dingin masih terasa sedingin ice cream setidak nya tidak sedingin es batu. Aku juga membalas nya dengan senyuman.

"Kenapa? " Tanya nya lagi. Duh, bikin gemes deh. Udah dingin cuek juga.

"Kamu tau nggak? Ada yang merindukan mu tertawa." Dia kembali menyernyit kan kening nya tak paham.

"Hm? "Lagi-lagi hanya gumaman singkat yang keluar dari mulutnya.

Jika bukan seorang Alzhea Naqueenza Altha, udah gue buang kali ya ke selokan, tapi sayang.. Bathin ku.

" Kamu nggak nanya gitu siapa dia? "

"Siapa? " Kayak nya harus dipancing dulu kayak ikan, baru nyambar kail nya.

"Semesta." Jawabku singkat.

"Lah, kapan dia bilang? " Senyuman itu benar-benar tercetak jelas dibibirnya. Ini yang aku tunggu.

"Kemarin, pas aku pertama kali bertemu kamu. " Aneh, tanpa ba bi bu gadis itu langsung tertawa renyah di depan ku. Mungkin tawa nya hanya untuk orang-orang yang special termasuk aku.

Duh Qil pd amat ngomong nya.

"Really? " Tanya nya sambil melirik kearah ku. Jejak tawa dan senyuman nya masih terlihat jelas di bibirnya.

Aku hanya menganggukkan kepala antusias.

"Zhea." Panggil ku..

"Ya."

"I love you so much. " Ungkapan itu benar-benar meluncur bebas dari mulut ku. Entah untuk berapa kali aku mengutarakan perasaan ku pada gadis itu.

Sungguh diluar dugaan ku, dia menatap kearah ku sambil tersenyum...

***

   Terkadang memberi balasan untuk sebuah perasaan, jauh lebih sulit daripada mengungkapkan.karena menunggunya untuk berkata love you to tanpa ba bi bu,hanya bisa membuatku kembali ragu.

    

                             _senjalfian.

Author pov.

"I love you so much. " Ungkap laki-laki itu untuk kesekian kali nya.

Terlihat seorang gadis cantik yang menatap kearahnya. Datar? memang, seperti tak ada lagi kehidupan di senyuman nya. Apa hidup nya memang sedingin ini? Seperti kehilangan kehangatan...

"Nggak usah jaw _"

"Me too" Balasnya telak.

Alfian menatap manik perempuan yang berada didepan nya itu. Antara mimpi atau nyata.

Sumpah Demi apapun ia tak pernah menduga kalau perasaan nya terbalas secepat ini.

"Apa? Tadi jawab apa Zhe? Aku nggak dengar? " Goda Alfian lagi. Seolah-olah belum puas dengan jawaban yang diberikan gadis itu.

"Nggak ngomong apa-apa. Emang tadi lo ngomong apa? " Lah, kalau kayak gini mah, jadi kena godain balik aku nya, fikir Alfian.

"Yang I love you itu. " Kata Alfian sambil menggaruk-garuk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal.

"Oh, loveyoutoo. " Balas Zhea secepatnya.

Kedua manusia itu tersenyum penuh arti. Demi apa Alfian berhasil meluluhkan gadis cuek itu.

Ting.

Ting.

Suara notifikasi ponsel mereka membuyarkan semua lamunan keduanya.

"HP kamu bunyi. " Kata Alfian yang baru tersadar.

"Kamu juga. "

"Cie, udah manggil aku kamu aja. " Goda Alfian lagi.

"Ish, nyebelin. "Jawab Zhea yang langsung beralih ke ponselnya.

            Viktorian the genk's😎

" Lah, dari group. Ganggu aja. "Kata Alfian jengah.

" Sama. "

"Sama apa Zhe? "Tanya Alfian tersenyum jail.

" Sama dari group lah. "

"Oh, aku fikir sama-sama merasa terganggu. " Balas Alfian santai.

ZikranAlgfry.

Woy qil balik, itu sepupu gue aman kan?

Kenan Jazelle.

Qil, lo culik beruang kutub?.

Dave Zyiamdio.

Dedek Zhea balik dong, babang Dave kangen. "

Alvarez Seanchelf.

Alfi, lo dimana? Awas aja, kalau lo nggak becus jagain Zhea.

"Lebai deh," Kata Zhea malas. Berbeda, dengan Alfian yang tak henti-henti nya tersenyum kearah Zhea.

FathurAzzam.

Woi rez, masukkin cewek gue dong ke group.

Raffalhbib.

Cewek gue juga!

                                 Naqueen_Zhea.

                           Nah, setuju tuh. Dari

                          Gue sendiri yang cewek.

Senjalfian.

Iya. Aku juga setuju sama kamu.

Elvano Exelle.

Kamvret lo berdua. Kemana aja woi.

Udah pada ditungguin.

Alvarez Seanchelf menambahkan ChairaNdhfa dan Rauchanadine ke group.

Rauchanadine.

Kemana aja Zhe?

ChairaNdhfa.

Woi qil, balikin nggak Zhea gue.

Gue tumis kepala lo baru tau rasa.

                                   Naqueen_Zhea.

                                Nggak usah pada

                                Lebai. Tar lagi gue

                                Balik.

Senjalfian.

Lahh, kok balik sih Zhe.

Kita belum jadi kencan lo.

ZikranAlgfry

Bangsat lo qil. Lo jangan

Rasukin otak sepupu gue!

Senjalfian.

Siapa juga yang rasukin

Sepupu lo. Orang kita baru jadian.

Iya nggak Zhe?

                                         Naqueen_Zhea.

                                            Lah, kapan?

Senjalfian.

Barusan. Beberapa menit

Yang lalu. Setelah lo bilang

Love you to.

RaffaAlhbib.

Lo jadian pada nggak bilang-

bilang, teman laknat lo emang.

ChairaNdhfa.

Serius lo Zhe? Nggak ikhlas

Gue mah, lo sama sicurut.

Senjalfian.

Emang gue minta restu lo

Si badak tengil.

Rauchanadine.

Lo utang penjelasan

Sama gue Zhe.

                                      Naqueen_Zhea.

                                           Mls gw!

Kenan Jazelle.

Kumat lagi lo Zhe?

Dave Zyiamdio.

Ngetik apasih dek?

Nggak ke baca sama babang.

Senjalfian.

Nggak ada panggil

Dedek-dedek an!!!

Marah gue.

Elvano Exelle.

Mampus lo dav, pawangnya

Marah.

Alvarez Seanchelf.

Balik lo berdua. 10 menit dari

Sekarang!

                                      Naqueen_Zhea.

                                        Iya, iya..

Senjalfian.

Patuh amat.

Kenan Jazelle.

Aqil marah guysss..

ChairaNdhfa.

Ya patuh lah. Orang Alvarez

Special buat Zhea. Nggak kaya lo

Sicurut.

Senjalfian.

Gue nggak ngomong sama lo

Badak tengil.

FathurAzzam.

Lo panggil apa sama cewek gue?

Gue penggal leher lo.

Elvano Exelle.

Sadis amat.

Senjalfian.

Bodo amat.

                                      Naqueen_Zhea.

                                        Peduli amat.

Rauchanadine

Pada gosipin amat.

Alvarez Seanchelf.

Gila amat. Balik Zhea.

Senjalfian.

Maksa amat.

Dava Zyiamdio. 

Puyeng amat.

Kenan Jazelle.

Boring amat.

                                     Naqueen_Zhea.

                                      Brisik amat.

Elvano Exelle.

Amat... Amat...

Amat...Amat...

Amat.... Hufhh.

            

"Kenapa nurut gitu sama Alvarez."Tanya Alfian.

" Nggak tau. Yang intinya dia selalu baik sama gue. "

"Tapi nggak suka kan? "

"Ya, enggak lah. Belum juga apa-apa udah cemburu." Alfian semakin gemas dengan gadis itu yang langsung pergi meninggalkan nya tanpa permisi.

Untung sayang. Bathin Alfian.

                             ***

Sesuai kesepakatan yang dibuat Zhea dengan Alvarez, 10 menit kemudian dia kembali ke apartemen nya Alvarez diikuti dengan Alfian yang berjalan malas.

"Kya,, couple baru nih gaes. " Canda  kenan ketika melihat dua orang itu berjalan beriring.

"Sirik aja lo kentang. " Celutuk Zikran yang notabenya adalah sepupu Zhea sendiri.

"Yee, si zikzak galak amat. "

"Jelasin! " Perintah Nadine kearah Zhea.

"Apasih Nad? " Gadis itu mulai jengah dengan suasana itu.

Alvarez menatap kedua orang itu dengan tatapan yang sulit diartikan. Pandangan dingin dan menusuk-nusuk kedua orang yang berada didepannya. Aneh, bathin Alfian.

"Kenapa? " Tanya Zhea membuka pembicaraan kearah Alvarez.

"Ada yang mau gue kasih tau sama kalian semua. " Tegas Alvarez. Emang nggak salah nih mereka milih ketua.

"Ada apa? " Tanya Alfian tak kalah dinginnya dengan tatapan Alvarez.

"Iya, kenapa Rez? "

"Ada kabar apa? "

"Kok nggak ngasih tau dari tadi sih. "

" Kepala kentang ini emang minta dibuat potato kayaknya. Tadikan nunggu Zhea sama si Alfian bodoh..."

" Cepatan Rez, lo mau ngomong apa? "

"Ok.Jadi gini, anggota Quagans yang nggak sengaja ditusuk Danish kemarin meninggal dunia."Jelas Alvarez.

"Innalillahi wainnailaihi rojiun." Gumam mereka serentak.

"Tapi kan Rez, itu bukan salah kita. " Balas Raffa. "Iya, bukan salah kita. Tapi bagaiamana pun perkelahian itu yang menyebabkan dia meninggal. Danish juga udah dipenjara kerena dituntut oleh keluarga Arsel yang meninggal itu,atas kasus pembunuhan."

"Jadi lo mau gimana? " Tanya Alfian

Yang tiba-tiba bosan dengan kebungkamannya.

"Kita sebagai mahkluk sosial berkewajiban melayat kesana. " Masih Alvarez yang dulu, yang mempunyai jiwa sosial yang tinggi. Fikir Alfian.

"Lo yakin, kita nggak akan diapa-apain sama anak-anak Quagans yang masih menjadi buronan polisi. " Kali ini fathur yang  memberi argumen.

"Kenapa harus nggak yakin? "

"Gue yakin mereka nggak bakal tinggal diam melihat ketuanya dipenjara. " Timpal fathur lagi.

"Tenang aja, gue jamin semunya bakal  baik-baik saja. " Putus Alvarez.

"Gimana yang lain? " Tanya nya memastikan. Pertanyaan yang hanya sebatas formalitas. Meraka tau Alvarez tidak suka dengan penolakan. Apalagi itu adalah usulan yang diputuskan nya.

"Setuju."

"Gue sih setuju, setuju aja. "

"Gue, ngikut aja. "

"Terserah, mana yang baik aja. "

Ok, gue setuju. "

"Yang cewek nggak usah ikut. Gue masih ragu. " Tambah Alfian. Bagaimana pun dia masih belum yakin dengan keputusan Alvarez barusan. Tapi dia juga tidak mungkin menolak nya mentah-mentah.

"Lo ragu sama keputusan gue? " Tanya Alvarez yang seumur-umur belum ada yang membantah pendapat nya.

"Bukan gitu Al, gue cuma khawatir sama Zhea dan mereka. " Tunjuk Alfian kearah tiga gadis itu.

"Baiklah, mereka nggak usah ikut." Putus Alvarez. Yang masih dalam mode datar nya.

"Kapan kita pergi? " Tanya  kenan.

"Nanti setelah Sholat Ashar." Balas Alvarez sambil melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Masih menunjukkan jam 14.30.

"Ok." Jawab mereka serempak.

                         ****

Gimana guys part ini?

Ada yang kangen nggak sama Alfian/Alzhea/Alvarez/Author nya???? Hhhh.🤭

Jangan lupa vote and comment nya ya guys..

Bikin apa lagi nih guys, di part selanjutnya. Hilang topik nih Author nya, bantuin mikir dong. 🙏

Sampai jumpa lagi readers di part selanjutnya kalau masih ada topik.

Hehehe..