webnovel

Cinta dan Pengorbanan

Seorang gadis cantik dan manis bernama Zhou Cheng Cheng. Karena ibunya sebelum mati melahirkan Zhou Cheng Cheng terserang penyakit, maka setelah Zhou Cheng Cheng dewasa dan menjadi gadis cantik pun, ia jadi di benci oleh ayahnya. Dia di tuduh oleh ayahnya sendiri bakal menuruni penyakit dari ibunya. Maka kebencian itu terpendam itulah yang menyebabkan mental Zhou Cheng Cheng menjadi hancur lebur. Dia jadi gadis yang nakal dan broken home. Jadi korban cinta dan sex. Akhirnya Zhou Cheng Cheng pun hamil tanpa tahu siapa ayah dari bayi yang di kandungnya itu. Karena ada sepuluh orang pemuda yang membuahi kandungannya itu, ia jadi bingung siapa pria yang menjadi ayah dari anaknya itu. Sebuah cerita yang tragis pun di alami oleh Zhou Cheng Cheng. Bagaimanakah kisah hidup Zhou Cheng Cheng? Simak terus kelanjutan ceritanya ya~ Novel lain: - You're My Love (Romance&Comedy) - The End of The Death (Horor&Thiller) - Only You in My World (Romance) ig: @juliana_tham ig fans page: @staryinthesky

Staryinthesky · Urban
Not enough ratings
420 Chs

Chapter 5 Berdansa

Han Shan Yan tak pikir panjang lagi dan ia langsung membisikkan sesuatu ke telinga Zhou Cheng Cheng… dan Zhou Cheng Cheng pun tersenyum manja, lalu keduanya pun melangkah menuju ke arena jojing. Mulai melantailah Zhou Cheng Cheng dan Han Shan Yan dengan lincah, Zhou Cheng Cheng begitu lihai dan gayanya memikat sekali mengikuti irama keras dari lagu rock yang di bawakan oleh Wu Yi Fan itu.

Setelah lagu selesai, Zhou Cheng Cheng mencium pipi Han Shan Yan dan kini Zhou Cheng Cheng membisikkan sesuatu ke telinga Han Shan Yan, dan Han Shan Yan mengangguk. Zhou Cheng Cheng pergi meninggalkan Han Shan Yan yang memandangi gadis itu sambil menyeka keringatnya dengan sapu tangannya. Dan ketika Han Shan Yan hendak duduk, tiba-tiba Tante Phing Phing menghampirinya sambil langsung menggapai lengan Han Shan Yan dan menyeretnya ke atas panggung untuk menyanyi… Han Shan Yan bingung, karena ia sudah lama tak menyanyi karena kesibukannya… dulu memang dia pernah menjadi juara menyanyi di Senior High School tingkat daerah Guang Zhou.

Setelah berpikir sejenak maka Han Shan Yan akhirnya mau juga menyanyi. Tante Phing Phing senang dan berkata pada Han Shan Yan dengan berbisik sambil mendekatkan muka ke muka Han Shan Yan, genit.

"Tante tahu kau punya suara bagus!" ujar Tante Phing Phing.

Lalu Tante Phing Phing pun turun setelah memberikan tepuk tangan, dan hadirin pun ikut bertepuk tangan… menyambt Han Shan Yan yang akan menyanyi. Maka terdengarlah sebuah lagu manis keluar dari bibir Han Shan Yan dengan apik, merdu. Han Shan Yan menyanyikan lagu barat. Han Shan Yan mendapatkan aplus dari mereka. Dan mata Han Shan Yan menyeruak ke arah Zhou Cheng Cheng yang senyum-senyum genit bicara dengan seorang pemuda. Han Shan Yan agak kesal. Baru saja ia akan melangkah menuju tempat Zhou Cheng Cheng, kembali Tante Phing Phing mendekatinya dengan genit.

"Suara mu benar-benar bagus, Lao Han. Tante tidak sangka, kau punya suara begitu merdu…" puji Tante Phing Phing sambil mencubit pipi Han Shan Yan.

"Terima kasih, Tante." jawab Han Shan Yan tersenyum. Padahal hatinya sebel. Ia harus cepat-cepat menemui Zhou Cheng Cheng. Ini kesempatan bagus. Tapi Tante Phing Phing asik menghalanginya saja. Dan Han Shan Yan pun jadi tak bisa berbuat apa-apa, dia tak mau membuat hati tante genit itu kecewa.

"Nanti nyanyi lagi ya, Lao Han…?" kata Tante Phing Phing.

"Mudah-mudahan ada waktu nanti, Tante." jawab Han Shan Yan.

"Untuk Tante harus ada, dong…" kata Tante Phing Pging.

"Permisi dulu, Tante. Saya mau ambil minuman." kata Han Shan Yan berbohong agar dia dapat berlalu dari tempat itu segera, ia sudah tak betah lagi dan mau cepat-cepat mendekati Zhou Cheng Chengv gadisnya yang lagi ngobrol dengan seorang pemuda berkumis tipis, hitam manis cukup keren juga tampangnya.

Han Shan Yan pun segera melangkah setelah mengangguk pada Tante Phing Phing yang masih kelihatan seksi dan cantik itu. Dan tante genit itu pun sempat mencubit paha Han Shan Yan dengan mencuri-mencuri, hingga Han Shan Yan meringis terus berlalu.

"Lao Han." Tante Phing Phing terus memanggil dengan suara yang agak ganjil.

Han Shan Yan berhenti dan menoleh ke arah Tante Phing Phing yang sudah ada di dekatnya. "Nanti kalau kelamaan tidur aja di sini ya. Tante kesepian…!"

Han Shan Yan melihat mata wanita muda itu berbinar. Han Shan Yan juga melihat hawa nafsu membadai di dalam mata itu.

"Mudah-mudahan, Tante… soalnya…" kata-kata Han Shan Yan terhenti karena Tante Phing Phing cepat menutup mulut Han Shan Yan dengan jari telunjuknya sambil berbisik, "… Tante ingin kau menemani ku malam ini."

Han Shan Yan tersenyum kecut dan segera meninggalkan tempat itu. Tante Phing Phing terus pergi ke tempat di mana anak laki-laki berkumpul di salah satu sudut. Han Shan Yan mengambil minuman, lalu bergegas ke pintu depan. Han Shan Yan mencari-cari Zhou Cheng Cheng dengan agak cemas. Ia bergegas ke halaman yang sudah jadi arena dansa juga. Han Shan Yan celingukan dan akhirnya menemukan yang di carinya. Zhou Cheng Cheng sedang berdansa bersama cowok yang menemaninya tadi.

Alunan lagu Titanium dari Sabrina membuat suasana pesta dansa itu benar-benar syahdu. Apalagi, halaman rumah itu di hiasi sedemikian rupa hingga merupakan kebun alam. Ada air terjun buatan di dinding sebelah timur. Di sana Zhou Cheng Cheng terlena dalam dekapan seorang pria. Han Shan Yan cemburu dan menghela nafas panjang. Di letakkannya gelas minuman di pot bunga. Lalu mendekati pasangan itu. Hatinya sudah tak tahan melihat itu. Ia harus segera menggantikan pria yang berdansa dengan Zhou Cheng Cheng. Tapi begitu Han Shan Yan dekat, lagu habis. Semua bertepuk tangan dan Han Shan Yan pun terpaksa ikut bertepuk tangan dngan hati terpaksa.

Zhou Cheng Cheng hanya mengerlingkan mata pada Han Shan yan lalu melangkah menuju ke kursi halaman, tetapi begitu melewati Han Shan Yan, Zhou Cheng Cheng berhenti. Ia memandang lelaki muda itu dengan seyuman manis. Hati Han Shan Yan bagai runtuh, seperti sewaktu baru mengenal gadis itu.

"Kau yang nyanyi tadi?" suara Zhou Cheng Cheng terlalu merdu di telinga Han Shan Yan. Lelaki muda itu cuma mengangguk lemah.

Zhou Cheng Cheng tampak cerah. Lesung pipit di pipi kanannya terlihat begitu jelas mempercantik wajahnya yang memang sudah cantik itu. Mereka lalu berpelukan. Han Shan Yan merasakan kelembutan tangan gadis itu bagaikan salju. Getarannya menyusup ke dalam sukmanya. Walaupun sudah beberapa kali ia memeluk gadis itu, namun malam ini terasa lain sekali, entah kenapa. Tubuh Zhou Cheng Cheng begitu hangat di rasakan.

Akhirnya mereka berdansa. Lag uterus mengalun dan langkah-langkah kaki yang mengikuti irama lagu itu juga masih berayun. Han Shan Yan semakin mendekap Zhou Cheng Cheng. Tangan Zhou Cheng Cheng di pundak Han Shan Yan. Kadangkala jemarinya yang lentik itu mencubit pelan kulit pemuda itu. Darah Han Shan Yan pun mendidih.

Tapi begitu lagu habis, Zhou Cheng Cheng segera berbisik lembut pada Han Shan Yan, "Aku mau ke belakang sebentar…"

Han Shan Yan mengangguk dan Zhou Cheng Cheng berlalu dari situ. Han Shan Yan agak puas tersenyum bangga. Dan ketika ia hendak duduk mencari angin sejenak di dekat jendela… Tante Phing Phing tiba-tiba muncul dan mengajak Han Shan Yan dansa, pas lagu dan irama slow, dengan hati terpaksa Han Shan Yan menuruti tante yang centil dan genit itu.

***

To Be Continue…