webnovel

Cinta dan Pengorbanan

Seorang gadis cantik dan manis bernama Zhou Cheng Cheng. Karena ibunya sebelum mati melahirkan Zhou Cheng Cheng terserang penyakit, maka setelah Zhou Cheng Cheng dewasa dan menjadi gadis cantik pun, ia jadi di benci oleh ayahnya. Dia di tuduh oleh ayahnya sendiri bakal menuruni penyakit dari ibunya. Maka kebencian itu terpendam itulah yang menyebabkan mental Zhou Cheng Cheng menjadi hancur lebur. Dia jadi gadis yang nakal dan broken home. Jadi korban cinta dan sex. Akhirnya Zhou Cheng Cheng pun hamil tanpa tahu siapa ayah dari bayi yang di kandungnya itu. Karena ada sepuluh orang pemuda yang membuahi kandungannya itu, ia jadi bingung siapa pria yang menjadi ayah dari anaknya itu. Sebuah cerita yang tragis pun di alami oleh Zhou Cheng Cheng. Bagaimanakah kisah hidup Zhou Cheng Cheng? Simak terus kelanjutan ceritanya ya~ Novel lain: - You're My Love (Romance&Comedy) - The End of The Death (Horor&Thiller) - Only You in My World (Romance) ig: @juliana_tham ig fans page: @staryinthesky

Staryinthesky · Urban
Not enough ratings
420 Chs

Chapter 3 Curhat

Zhou Cheng Cheng mengambil sebuah batu, kemudian ia pun melemparnya ke dalam air yang tak pernah tenang itu. Keduanya pun diam, tak ada suara, kecuali air dan angin juga napas mereka berdua.

"Aku pernah ke tempat ini sendirian." kata Zhou Cheng Cheng lagi.

"Senekat itu, kau pergi ke sini sendirian?" tanya Han Shan Yan.

"Kenapa kau kaget? Aneh!" tanya gadis ini beruntun.

"Tentu saja, karena aku sendiri tidak pernah datang ke tempat ini sendirian, walaupun ada persoalan apa pun!" jawab Han Shan Yan tegas.

Han Shan Yan bingung, hampir ia tidak percaya kalau gadis yang agak pendiam itu ternyata berani datang ke pantai ini sendirian.

"Apakah kau pernah mempunyai persoalan seperti aku?" tanya Zhou Cheng Cheng sambil mengibaskan rambutnya yang terurai oleh terpaan angin laut.

"Maksud mu?" tanya Han Shan Yan tidak mengerti.

"Yah… seperti aku dengan seorang pria dank au dengan seorang wanita tentunya!" perjelas Zhou Cheng Cheng.

"Oh… yang itu maksud mu. Pernah juga… tapi itu waktu kami sama-sama masih sekolah!" jawab Han Shan Yan tenang.

"Tidak separah aku, mungkin?" tanya Zhou Cheng Cheng lagi.

"Tentu saja. Karena waktu itu, kami sama-sama masih remaja." jawab Han Shan Yan.

"Apakah kau merasa sakit hati seperti aku sekarang?" tanya Zhou Cheng Cheng ingin tahu.

"Ku kira tidak, karena kami masih belum mengerti apa artinya cinta waktu itu." jawab Han Shan Yan.

"Kalau begitu kita lain." ujar Zhou Cheng Cheng agak lesu. "Ku kira sakit hati ku tak dapat terobati oleh siapa pun."

"Oh… ya." kata Han Shan Yan agak bingung.

"Kenapa kau tidak menanyakan siapa lelaki itu?" ujar Zhou Cheng Cheng.

"Boleh aku tahu tentang pria itu?" tanya Han Shan Yan ingin tahu.

"Kenapa tidak? Pria seperti dia itu harus di beri pelajaran sedikit biar jera!" ujar Zhou Cheng Cheng dengan nada kesal.

"Siapa pria itu?" tanya Han Shan Yan yang tidak sabar ingin tahu siapa pemuda yang telah membuat gadis ini sampai mau bunuh diri.

"Xue Shan Shan, teman mu!" jawab Zhou Cheng Cheng tanpa memperhatikan perubahan wajah pria yang ada di sampingnya itu. Keduanya kembali diam, taka da yang membuka suara.

"Dari mana kau tahu, Xue Shan Shan teman ku?" tanya Han Shan Yan.

"Aku pernah melihatnya ketika pesta di rumah Ling Long." jawab Zhou Cheng Cheng.

Han Shan Yan kaget mendengar keterangan Zhou Cheng Cheng tersebut. Bagaiman amungkin gadis ini dapat melihat ia denga Xue Shan Shan pad amalm itu, sedang Han Shan Yan sejak semula memperhatikannya. Kelihatannya dalam pesta di rumah Ling Long malam itu, Zhou Cheng Cheng asyik sendiri dengan rokok dan minumannya seolah-olah tidak menaruh perhatian terhadap mereka bertiga.

"Kau melamun?" tanya Zhou Cheng Cheng.

Han Shan Yan kaget mendengar pertanyan itu. Memang tadi pikirnnya menerawang, mengenang saat ia melihat Zhou Cheng Cheng di pesta itu.

"Ah… tidak, kenapa memangnya?" tanya Han Shan Yan.

"Kau barusan diam kan. Kalau tidak melamun, apa lagi namanya?" kata Zhou Cheng Cheng balik bertanya.

"Kenapa kau waktu itu tidak mendekati ku?" tanya Han Shan Yan lagi.

"Kalau kau sendirian, mungkin aku akan mendekati mu. Tapi ada Xue Shan Shan bersama mu dan juga ada Ling Long di sana, untuk apa lagi aku mendekati pria seperti itu? Kenapa istrinya tidak di bawa waktu itu?" tanya Zhou Cheng Cheng.

"Entahlah aku juga kurang tahu tentang istrinya." jawab Han Shan Yan.

"Kau tidak pernah menanyakannya?" tanya Zhou Cheng Cheng.

"Tidak ada urusannya dengan istrinya. Aku hanya ingin mewawancarainya saja untuk sebuah artikel di majalah kami!" jawab Han Shan Yan.

"Kenapa kau begitu membencinya?" tanya Han Shan Yan lagi.

"Bukankah aku pernah mengatakannya pada mu?" jawab Zhou Cheng Cheng.

"Ya… tapi belum semua kan? Tapi tak apalah, aku tak punya hak untuk mengetahui semuanya." kata Han Shan Yan sambil membetulkan rambut Zhou Cheng Cheng yang tertiup angin.

"Aku mengajak mu ke tempat ini, agar kau tahu persoalannya. Aku ingin mengatakan yang sesungguhnya kepada mu tentang kawan mu itu. Mungkin kau dapat mengatakan kepadanya bahwa ada seorang gadis yang sangat kecewa oleh tingkah lakunya." ujar Zhou Cheng Cheng dengan nada kesal.

"Apa yang ingin kau sampaikan untuknya?" tanya Han Shan Yan.

"Tunggu dulu!" jawab Zhou Cheng Cheng.

"Mengapa kau begitu percaya pada ku? Bukankah kita baru saja berkenalan?" tanya Han Shan Yan tak percaya kalau gadis ini mau mengutarakan persoalannya padanya.

"Entahlah. Begitu pertama kali aku mengenal mu, sepertinya ada sesuatu yang harus ku sampaikan pada mu." kata Zhou Cheng Cheng.

"Sebegitukah kau percaya pada ku?" tanya Han Shan Yan memastikan.

"Ya…" jawab Zhou Cheng Cheng.

"Boleh kau mulai ceritanya?" tanya Han Shan Yan.

"Kau sudah siap mendengarnya?" Zhou Cheng Cheng balik bertanya.

"Hm…" terdengar gumam Han Shan Yan tanda setuju.

Suasana hening sjenak, kemudian Zhou Cheng Cheng mulai ceritanya.

"Setiap pertemuan selalu di akhiri dengan perpisahan, bukan? Setiap orang paasti merasakannya. Kau juga tentunya." ujar Zhou Cheng Cheng memulai ceritanya sambil tersenyum yang di sambut dengan senyum pula oleh Han Shan Yan.

"Tapi dia telah melukai aku… parah… parah sekali." ujar Zhou Cheng Cheng lagi sambil mengibaskan rambutnya.

Han Shan Yan tidak mau memotong ceritanya, karena ia tahu gadis ini begitu bersemangat untuk menceritakan semua kepadanya.

"Setelah beberapa lama kami berpisah, ku dengar ia telah menikah dengan tunangannya yang pernah di jelek-jelekannya pada ku. Ternyata ia masih mencintai gais itu." Zhou Cheng Cheng meneruskan ceritanya. "Sakit rasanya hati ini menerima kenyataan itu, tapi yang lebih menyakitkan lagi ketika aku bertemu dengannya di pusat pertokoan di Pasar Swalayan. Ketika itu ia sedang bersama dengan istrinya. Aku sama sekali tidak ingin mereka menegur ku. Tapi yah… sedikitnya Xue Shan Shan lah yang harus ada basa-basi pada ku. Tapi tanpa di duga-duga ia lalu mencaci-maki diri ku. Ia mengatakan kalau aku ini mata duitan, wah... pokoknya entahlah apa yang di katakannya lagi, aku tidak mau mendengarkannya."

Zhou Cheng Cheng menunduk, tampak matanya beerkaca-kaca. Namun ia berusaha menahan air matanya jangan sampai jatuh membasahi pipinya. Hatinya begitu sedih mengenang masa lalunya bersama Xue Shan Shan.

Han Shan Yan terenyuh hatinya menyaksikan perubahan sikap gadis yang aneh ini, tenggelam dalam kesedihan yang mendalam. Sementara Han Shan Yan berpikir-pikir apa yang harus di lakukannya untuk membuat gadis ini kembali senang dan gembira, tiba-tiba ia terkejut ketika Zhou Cheng Cheng minta di antarkan pulang.

***

To Be Continue…