Seusai rapat seorang karyawan menghampri Lisa. Karyawan tersebut merasa sangat kagum dengan Lisa yang bisa menjelaskan mengenai proyek tersebut.
"nona, saya minta maaf sebelumnya karena telah memandang remeh" kata Gunawan sambil menjulurkan tangannya ke arah Lisa.
"sudahlah, nanti saya jadi sombong" jawab Lisa sambil menjabat tangan Gunawan menandakan dia telah memaafkannya.
"saya yang telah sombong dengan anda" ujar Gunawan.
"jangan terlalu formal seperti ini, saya merasa seperti direktur saja. Panggil saja Lisa" pinta Lisa.
Setelah rapat usai dan semua karyawan pulang, Gunawan menghampiri Angga untuk mengajaknya menikmati keberhasilannya menjadi pimpinan proyek baru.
"Selamat ya, jadi kepala proyek lagi" kata Angga.
"malah tugas yang berat"
"berat gimana? sehun ini kamu kan sudah menyelipkan beberapa proyek besar" puji Angga.
"Lisa kenapa seperti tidak sopan sama pak Kevin?" tanya Gunawan mengalihkan percakapan.
"maksudmu?"
"dia hanya memanggil nama bahkan hanya kamu atau kau terhadap pak Kevin"
"wah, kalau itu aku juga tau persisnya, dia semenjak masuk kerja di sini memang dia seperti itu" jawab Angga.
"yang benar?"
"kalau tidak percaya coba kamu tanya personalia sama Yunita" kata Angga. Gunawan hanya berguman kecil bahwa Lisa sangat luar biasa.
Sementara Lisa di rumahnya {eh... Entar dulu deh pak penulis, ga ada cerita di jalan gitu?} ~terserah saya lah~
Sementara itu Lisa yang baru sampai di rumahnya, segera dihampiri oleh ibunya. Ibunya sangat heran melihat Lisa yang pulang agak larut.
"kenapa kamu pulang jam segini" tanya ibunya kwatir. Lisa menjelaskan bahwa saat dalam perjalanan pulang Ia dihubungi pihak kantor untuk rapat bersama bosnya.
"abis rapat bos ngajak aku makan malam sebagai hadiah karena aku menangis tender bu" kata Lisa senang.
"apa Ibu ga salah dengar?" tanya ibunya terkejut. Lisa mengangguk yang kemudian di peluk oleh ibunya dengan senang.
Pagi-pagi ponsel Lisa berdering yang membuatnya terbangun. Saat melihatnya dia sangat terkejut melihatnya karena nomor yang tidak dikenal. Saat mengangkat panggilan tersebut dia sangat terkejut.
"hah? Kevin?" batinnya terkejut karena suara yang menelepon adalah bosnya.
"kamu ini ada apa? jam segini telepon aku?" tanya Lisa kesal.
"cepet ke kantor sekarang!! Ada yang mau ku bahas" ucap Kevin. Luisa menanyakan mengapa harus dia yang dipanggil sepagi ini.
"apa tidak ada karyawan lain?" tanya Lisa kesal.
"sudah cepat, aku malas berdebat denganmu" kemudian Kevin mengakhiri panggilan.
Dengan terpaksa Lisa segera bersiap-siap. Ibunya yang terbiasa melihat Lisa berangkat kerja pukul 07.30 sangat terkejut melihat anaknya sudah bersiap berangkat.
"Lis, ini baru jam setengah tujuh koks sudah mau berangkat kerja?"
"barusan bos telepon suruh berangkat cepet bu" jawab Lisa sambil menyisir rambutnya.
"mungkin ada masalah, turuti saja perintah bosmu kalau itu tidak aneh-aneh"
"ya juga sih bu" kata Lisa kemudian pamit untuk berangkat kerja dengan tergesa-gesa.
Di rumah Kevin, ayahnya yang baru pulang segera dihampiri oleh ibunya. Dengan kesal ibunya marah menanyakan mengapa tidak pulang.
"aku semalam ada kerjaan mendadak" jawab ayah Kevin. Sambil duduk sejenak di ruang tamu.
"apa kamu ga bisa pulang dulu, kalau ga kasih kabar kek?" tanya ibunya kesal. Ayah kevin hanya diam sambil menunjukan ponselnya yang kehabisan baterai.
"lihat nih hpku mati, trus namanya dadakan..." kata ayah Kevin kesal yang baru saja pulang kerja disambut oleh omelan istrinya.