webnovel

Cinta Berawal dari Terpaksa

Alyssa adalah seorang gadis yatim piatu yang tinggal bersama dengan kakak dan ibu tirinya. Ayahnya telah tiada semenjak beberapa tahun yang lalu, sedangkan ibunya meninggal sejak dia berusia dua tahun. Ayahnya berselingkuh dengan wanita lain yang dijadikan istri sirinya. Selingkuhannya adalah ibu tirinya sekarang dan hasil perselingkuhan tersebut menghasilkan perempuan berparas ayu, Luna. Ibunya dulu memang tidak langsung mempunyai keturunan, yang menyebabkan ayahnya dengan mudah begitu saja berpaling. Rossa ibu tiri Alyssa tidak menyukai Alyssa, begitu pun kakaknya selalu di didik oleh Rossa agar membenci Lisa. Sejak kematian Hendra ekonomi keluarga mereka menurun. Itu bukan salah ayah Hendra, namun salah Luna yang selalu berfoya - fota dengan hasil peninggalan sumainya. Harta hanya raib dalam sekejap, begitupun dengan perusahaan travel milik keluarga tersebut. Kini Lisa harus berjuang banting tulang menjadi tulang punggung keluarga tersebut. Kuliahnya yang baru beberapa semester pun terancam putus. Untuk membiayai hidup mereka, Lisa bekerja serabutan sebagai tukang cuci dan berdagang nasi uduk. Salah satu langganan nasi uduk tersebut adalah Mahentara Group. Perusahaan peroperti besar yang nomer satu di kota tersebut. Disitulah awal mula Lisa bertemu dengan sang CEO. Muda, tampan dan tentunya kaya. Usianya hanya terpaut sekitar sepuluh tahun. Kendra atau Ken sang CEO tak sengaja bersentuhan bibir dengan Lisa. Hal tersebut membuat keduanya saling memikirkan. Padahal Lisa tidak cantik tapi sangat manis. Bibirnya munggil dan kulitnya sedikit kusam karena selalu berbaur dengan teriknya surya. Tapi banyak ketertarikan yang membuat Ken makin tergila - gila. Jiwa casanova Ken menurun karena pikirannya tertuju kepada Lisa. Ken ingin memiliki Lisa sepenuhnya. Berbagai cara ia lakukan agar bisa mendapatkan Lisa, meski hasilnya nihil. Satu ide gila yang dilakukan Ken adalah membeli Lisa dari ibu tirinya. Bagaimana mungkin Luna tidak menerimanya, sementara uang yang ditawarkan sangat mengiurkan. Lisa harus menikah dengan Ken. Pria casanova yang selalu haus akan bercinta. Di dalam pernikahan tersebutlah, Lisa mendapatkan banyak masalah.

_belummandi · Teen
Not enough ratings
27 Chs

Bab 25

Zae masih belum beranjak dari tempat duduknya. Dia menatap laptop yang ada di meja kerja milik Ken. Langkah kakinya berat untuk membuat surat perjanjian seperti apa yang dimintai oleh Ken.

"Apa aku harus membuat kontrak untuk menyiksa Lisa ??" tanyanya.

Ia menyerah. Menyadarkan kepalanya ke sofa. Tiba – tiba suatu ide cemerlang lewat di otaknya. Zae segera menangkapnya. "Aku akan melakukannya, semoga saja dengan kontrak ini Lisa bisa merubah Ken." Gumamnya.

Tak lama setelah ide itu masuk. Ponselnya dalam saku bergetar. Banyak pesan singkat dari Ken. Memberitahu apa secara singkat apa yang harus di tuliskan dalam kontrak.

Mendengus kesal ? Tentu. Otaknya hampir meledak mengurusi Ken yang lebih dari tua darinya itu. Tapi bagaimana pun juga, ia punya tanggung jawab dan tuga besar untuk merubah, mendidik dan menjaga Ken.

Hampir satu jam Zae bergelut dengan laptop sambil beberapa kali Zae mengirimkan hasilnya dengan Ken namun selalu saja di tolak.

"Kurang kejam !"

"Lebih kejam lagi !"

"Jangan memeberi celah untuk dia kabur."

Seperti itulah balasan – balasan yang diterima oleh Ken. Sampai pada akhirnya hari sudah semakin gelap tapi Ken tidak membalas pesan dari Zae.

Zae kembali menyandarkan kepalanya di kursi keja Ken yang sangat nyaman. Melirik ke dinding dekat pintu yang di bawahnya sudah banyak serpihan gelas. Ia segera meminta pelayan untuk membereskannya.

Semakin lama ia semakin bosan karena tidak ada balasa dari Ken. Hari juga semakin malam tapi Ken belum kunjung pulang.

Setelah ruang kerja tersebut bersih, ia segera keluar dari ruangan tersebut dan melangkahkan kakinya ke kamarnya yang juga sama di lantai dua. Merebahkan tubuhnya dan meraih ponselnya.

Tersenyum sejenak memandang sebuah foto di album miliknya. "Kita akan segera menjadi keluarga yang bahagia honey." Mengecup singkat foto tersebut dan memeluknya.

Matanya ia pejamkan, meskipun terpejam bayangan yang baru saja ia lihat tadi masih sama. Foto seorang perempuan bersama anak laki – lakinya dan tentunya juga bersama Zae. Senyum mereka sama – sama merekah apik, tidak ada kebohongan dalam senyuman tersebut.

Hari yang semakin larut membuatnya hampir terlelap namun terbangun karena ponselnya yang berdering. Tak harus mengucek matanya karena ia langsung bisa menatap dengan sempurna.

"Honey," tersenyum singkat dan segera mengangkat panggilan tersebut.

Zae : Selamat malam honey, apa kau sedang merindukanku ?

Honey : Bagaimana keadaan Ken ?

Zae : Kenapa kau tidak menanyakanku tapi malah menanyakan Ken. Apa kau tidak merindukanku setelah beberapa bulan kita tidak bertemu.

Honey : Kau semakin lama semakin mengemaskan sayang jika cemburu. Aku sangat merindukanmu dan sangat – sangat mencintaimu.

Zae : Hm.

Honey : Bagaimana keadaan Zae.

Zae : Dia tadi pagi baru saja menikah dan sekarang...

Honey : Apa menikah ? Kenapa bisa ? Kenapa kau tidak memberitahuku ? Apa kamu mau rencana kita gagal.

Zae : Sudah lah honey, rencana kita pasti akan berhasil. Biarkan dia menikah karena aku sudah menyusun rencana yang baru lainnya. Jadi kau tidak perlu khawatir, semua akan baik – baik saja.

Honey : Lantas dia sekarang dimana ?

Zae : Hm, entahlah. Dia pergi sejak tadi sore dan sekarang belum juga pulang.

Honey : Kau keterlaluan membiarkannya pergi sampai selarut ini. Harusnya kau jaga dia ! Dia adalah asset terbesar dan satu – satunya untukku. Sekarang kau cari dia !

Zae : Hm.

Honey : Dan ingat kau masih berhutang kepadaku untuk menceritakan kenapa Ken bisa menikah sekarang dan jangan lupa mengirimkan berkas – berkas tentang gadis tersebut.

Zae : Tap..

Tut.. Tut.. Tut..

Belum sempat Zae membalas kekasihnya tersebut, namun sambung telpon sudah terputus. Sang kekasih memang sengaja memutuskannya secara sepihak.

Zae mendengus kesal sambil memandangi ponselnya. "Untung saja aku mencintaimu. Kalau tidak aku hanya pasti sudah akan mengamuk pada Ken." Gumam Zae.

"Kau itu ya. Sama – sama menyebalkan, jauh lebih menyebalkan dari Ken." Tiba – tiba Zae tertawa kecil. "Aku mencintaimu honey," memandang foto kekasihnya.

"Muah.." tak segan – segan Zae mengecup foto perempuan yang menjadi dambaannya tersebut.

Sementara itu di tempat yang berbeda, di sebuah club. Ken sedang menikmati minumannya, sudah hampir mabuk parah. Sudah dikelilingi banyak perempuan, tapi Ken masih saja tetap tidak bergeming. Acuh terhadap para perempuan – perempuan penggoda tersebut.

"Lepaskan aku !!" Perintah Ken dengan nada ketusnya. Membuang tangan yang sudah bergelayutan di lengannya yang kekar tersebut.

Berulang kali Ken sudah mencoba menolaknya tapi gadis tersebut hanya mengacuhkannya dan malah justru semakin erat bergelayutan di lengan kekar milik Ken. "Aku tak akan pernah melepaskanmu sayang." Ucap gadis tersebut dan mengecup pipi kiri milik Ken.

Kali ini ia benar – benar merasa geram. Dengan sekuat tenaga Ken mendorong gadis tersebut sampai jatuh ke lantai. "Aw..." Keluh gadis tersebut sambil memegang sikunya yang lecet.

Ken berdiri dengan angkuh sambil berkacak pinggang. "Sudah ku bilang lepaskan aku. Apa kau tuli ??" Ucapan dan perbuatan Ken tersebut mengundang banyak perhatian penggujung club tersebut.

Seorang laki – laki berlari menemui Ken dan langsung meninju wajahnya. "Brengsek beraninya kau melukai adikku." Umpat laki – laki tersebut. Ken tersenyum memalingkan wajahnya dan mengusap sudut bibirnya yang sudah berdarah tersebut

"Bugh..."

Ken juga membalas tinjuan dari laki – laki tersebut. "Beraninya kau memukulku." Ken dengan wajahnya yang menantang. "Memangnya kau tidak tahu siapa aku ini ??"

Senyum laki – laki tersebut tipis sekaligus sinis. "Memangnya kau ini siapa ?" tanya laki – laki tersebut dan terkekeh. "Laki – laki pecundang yang beraninya dengan perempuan." Laki – laki tersebut menepuk tangannya memberi kode.

Tak selang lama tiga orang laki – laki rekannya datang dengan wajah yang menyeramkan, mereka segera menghampiri Ken. Tangan mereka sudah mengepal dan menyorot dengan tatapan tajamnya.

Ken tersenyum, sama sekali tidak ada rasa takut dalam wajahnya. "Majulah lawan aku kalau kalian sudah bosan bernafas di bumi ini," ucap Ken dengan angkuhnya.

Mendengar hal tersebut mereka sama – sama geram dan langsung meninju wajah serta perut milik Ken. Untung saja Zae datang tepat waktu dan langsung mengenali tubuh yang sedang dipukuli tersebut.

"Kendra Wilson Abraham!" Teriak Zae hingga mereka berhenti dan menatap ke arah sumber suara.

Langkah Zae sama angkuhnya seperti Ken. Dia mendekati Ken yang sudah dipegang oleh dua orang laki – laki di sisi kanan dan kiri. Sementara di depannya adalah orang yang meninju Ken.

"Beraninya kalian memukul Tuan Kendra." Zae dengan suara beratnya.

Ken yang masih lemah terkulai sambil tersenyum. Laki – laki yang baru saja meninju Ken tadi menyibak rambut yang menutup wajah Ken. Laki – laki tersebut terkejut, baru menyadari bahwa orang yang ia pukul adalah orang nomor satu di kota ini dan orang yang paling berpengaruh dalam negeri ini.

Bersambung